Anti Mainstream, KAI Logistik Layani Angkutan Kargo Pakai Kapal Laut

KAI Logistik, sebagai salah satu anak usaha KAI terus melakukan peningkatan layanan untuk menghadirkan layanan logistik yang lebih mudah dan beragam.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Mei 2023, 19:44 WIB
KAI Logistik kini menawarkan layanan freight forwarding untuk konektivitas antar pulau. (Dok: KAI Logistik)

Liputan6.com, Jakarta KAI Logistik, sebagai salah satu anak usaha KAI terus melakukan peningkatan layanan untuk menghadirkan layanan logistik yang lebih mudah dan beragam.

Memahami tingginya kebutuhan logistik, khususnya logistik antar pulau, KAI Logistik kini menawarkan layanan freight forwarding untuk konektivitas antar pulau.

Layanan freight forwarding ini juga merupakan langkah strategis perseroan dalam menangkap pangsa pasar sehubungan dengan peluang yang besar, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga kebutuhan dan mobilitas antar pulau sangat tinggi.

Direktur Utama KAI Logistik TLN Ahmad Malik Syah mengungkapkan, layanan freight forwarding ini menjadi wujud komitmen perusahaan dalam menghadirkan layanan logistik yang mudah dengan beragam opsi moda transportasi.

"Tingginya permintaan pengiriman lintas pulau, mendorong kami untuk mampu menghadirkan layanan logistik berbasis multimoda, salah satunya melalui freight forwarding yang baru saja dioperasikan di tahun 2023 ini," paparnya, Rabu (24/5/2023).

Bisnis Baru Tanpa Kereta Api

Pria yang akrab disapa Malik tersebut, juga mengungkapkan bahwa layanan freight forwarding ini juga sejalan dengan tagline ispossible, yaitu apapun mungkin dengan KAI Logistik termasuk konektivitas antar pulau yang sebelumnya, belum dapat terpenuhi oleh moda kereta api.

Hal ini juga telah terakomodir melalui Izin Usaha Angkutan Multimoda dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia yang telah dikantongi KAI Logistik sejak 2021.

 


Sumbang Pendapatan

KAI Logistik

Malik melanjutkan pada sisi bisnis korporasi, layanan freight forwarding yang merupakan salah satu produk dari segmentasi KALOG Plus ini diharapkan mampu menyumbang pendapatan setidaknya 5 persen dari target pendapatan tahun 2023 sebesar Rp 1,265 triliun.

Pada tahap awal, layanan freight forwarding ini masih melayani cakupan domestik dengan menghubungkan Pulau Jawa ke lebih dari 30 kota di Indonesia yang tersebar di Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Bali dan Papua.

Ke depan, layanan freight forwarding ini juga akan menyasar tujuan internasional, dimulai dari Asia.

Layanan freight forwarding ini melayani pengiriman kargo lokal antar pulau dengan menggunakan moda trasportasi kapal laut menggunakan kontainer dengan beberapa jenis layanan diantaranya Less Container Load dan Full Container Load dengan fasilitas Port to Port, Door to Door, dan kombinasinya.


Tekan Biaya Logistik, Menhub Ingin Banyak Kapal Raksasa Singgah di Indonesia

Foto dari udara pada 26 April 2020, HMM Algeciras berlabuh di Pelabuhan Qingdao di Qingdao, Provinsi Shandong, China. Kapal kontainer terbesar di dunia dengan kapasitas 24.000 unit ekuivalen dua puluh kaki itu memulai pelayaran perdananya dari Pelabuhan Qingdao pada Minggu (26/4). (Xinhua/Li Ziheng)

Kapal Alexander Von Humboldt berukuran 16.000 TEU, yang merupakan kapal petikemas terbesar, bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok.

Sandarnya kapal besar tersebut menjadi tanda bahwa pelabuhan Indonesia diminati oleh para operator pelayaran untuk melayani perdagangan internasional.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi terus mendorong para pemangku kepentingan di sektor pelayaran untuk terus melakukan upaya-upaya efisiensi biaya logistik di Indonesia.

“Dengan hadirnya kapal besar yang melakukan direct call atau pelayaran langsung, tanpa singgah ke pelabuhan lain dari pelabuhan Indonesia ke pelabuhan tujuan, maka biaya logistik kita semakin murah, sehingga daya saing Indonesia juga akan semakin meningkat,” ujar Menhub saat melakukan tinjauan ke Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (31/10/2022).

Menhub meminta kepada para pemangku kepentingan seperti: Otoritas Pelabuhan, Syahbandar, Pelindo, dan stakeholder terkait lainnya dapat memberikan pelayanan dengan baik kepada kapal-kapal yang sandar di Pelabuhan Tanjung Priok.

“Kita tidak boleh cepat puas dengan ini. Kita harus terus melakukan upaya-upaya untuk menekan angka logistik dan itu tidak bisa dilakukan sendiri tetapi dengan kolaborasi bersama,” tutur Menhub.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya