Liputan6.com, Jakarta Cuaca di Bandara Amir Mohammed bin Abdul Aziz seketika berubah lebih teduh setelah sejak pagi panas terik. Kawasan bandara internasional di Kota Madinah ini diguyur hujan gerimis.
Sebagian awan terlihat gelap, sementara lainnya tetap cerah. Beberapa kali bunyi guntur terdengar dari langit.
Advertisement
Butiran air gerimis yang turun cukup besar dan terasa dingin seperti es. Meski begitu, suhu udara di kawasan Bandara Madinah ini masih hangat dengan tingkat kelembapan yang rendah.
Kondisi ini berlangsung pada pukul 15.00 waktu Arab Saudi di sela kedatangan jemaah haji kloter pertama dari Indonesia. Biasanya, suhu udara di Madinah pada jam 15.00 masih berada di angka 38 derajat Celsius.
Sebagai informasi, suhu udara di Kota Madinah dalam beberapa hari terakhir ini cukup panas hingga mencapai 40 derajat Celsius lebih. Memang penyelenggaraan ibadah haji tahun ini bertepatan dengan puncak musim panas di Arab Saudi.
Tingginya cuaca panas di Arab Saudi ini menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan para jemaah haji Indonesia. Diperkirakan suhu di Arab Saudi pada penyelenggaraan ibadah haji tahun ini mencapai 42 derajat Celsius.
Bahkan saat penyelenggaraan puncak haji di padang Arafah, Muzdalifah, dan Muna (Armuzna), suhu udara di Tanah Suci diprediksi mencapai 48 derajat Celsius.
7 Alat APD yang Perlu Diketahui Jemaah Haji
Perbedaan suhu yang sangat mencolok antara Arab Saudi dengan Indonesia ini harus diantisipasi sejak dini, supaya para jemaah bisa menjalankan seluruh prosesi ibadah haji dengan lancar dan dalam kondisi sehat.
Selain memperhatikan kesehatan fisik, berikut alat perlengkapan diri (APD) yang harus dimiliki dan tips yang perlu diketahui para jemaah haji:
1. Botol Minum
Jemaah haji diimbau membawa botol minum kecil untuk persediaan saat tengah berada jauh dari tangki air minum. Jemaah diimbau sering minum agar tidak dehidrasi. Agar tetap terhidrasi namun tidak sering buang air kecil, bisa disiasati dengan minum dalam jumlah sedikit atau seteguk namun sering.
2. Payung
Jemaah haji disarankan memasukkan payung dalam daftar APD yang perlu dibawa selama ibadah haji. Hal ini penting untuk melindungi tubuh dari bahaya sinar matahari yang terlalu panas.
"Jadi sebaiknya kepada seluruh jemaah haji, sebelum keluar hotel sebaiknya kota menggunakan payung," ujar Koordinator Lapangan Tim Promosi Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Ade Irma Rosiani di Madjnah, Selasa (23/5/2023).
3. Kaca Mata Hitam
Kaca mata hitam ini berfungsi untuk melindungi mata para jemaah haji dari sinar UV yang tinggi. Selain itu, kacamata juga berfungsi melindungi mata dari debu yang dapat membuat mata iritasi.
4. Masker
Meski pandemi Covid-19 sudah melandai dan Pemerintah Arab Saudi tidak lagi memberlakukan protokol kesehatan ketat, jemaah haji Indonesia tetap diimbau menggunakan masker. Hal ini penting untuk mencegah potensi penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Apalagi cuaca di Arab Saudi sangat panas dan banyak debu.
5. Botol Semprotan Air atau Spray
Botol spray menjadi APD yang perlu dibawa untuk membantu meredam panas yang menyengat kulit akibat paparan sinar matahari. Botol spray tersebut bisa diisi dengan air zamzam atau air minum yang akan disemprotkan ke bagian wajah atau kepala dan anggota tubuh lainnya yang diperlukan.
"Ini akan melindungi kita dari sengatan panas atau potensi heatstroke," ucap Irma.
6. Alas Kaki
Alas kaki berupa sandal atau sepatu berfungsi untuk melindungi kaki dari panasnya lantai atau jalanan akibat terpapar matahari, sehingga dapat mencegah kaki melepuh. Jemaah disarankan membawa alas kaki yang mudah dibawa dan dimasukkan ke dalam tas.
"Alas kaki ini harus dibawa sendiri saat hendak masuk masjid. Jangan dititipkan, karena berpotensi bisa hilang," tuturnya.
7. Tote Bag atau Tas Jinjing Kain
APD terakhir yang diperlukan jemaah haji adalah tote bag atau tas jinjing kain. Tas ini berfungsi untuk menjadi tempat seluruh APD yang diperlukan, termasuk wadah sandal saat masuk masjid.
"Nah tas berisi barang-barang ini tidak boleh dititipkan, harus dibawa sendiri. Takutnya saat keluar dari masjid nanti bisa ketinggalan," ucap Irma menandaskan.
Advertisement
Berangkat Tanpa Pendamping, Jemaah Haji Lansia Aceh Sujud Syukur di Bandara Madinah
Di sisi lain, seorang jemaah lanjut usia (lansia) bernama Anisah begitu bersyukur di usianya yang tak lagi muda masih berkesempatan menunaikan ibadah haji. Dia akhirnya berangkat ke tanah suci setelah mengantre selama 12 tahun.
Perempuan berusia 75 tahun ini pun langsung melepas koper dan kantong plastik yang ditentengnya begitu keluar dari pintu kaca Terminal Hajj. Ia langsung sujud syukur.
Aksi nenek Anisah meluapkan kebahagiaan ini pun diikuti dua jemaah wanita di belakangnya. Keduanya langsung ikut sujud syukur di samping nenek Anisah.
Kepada petugas Media Center Haji (MCH) PPIH 2023, nenek Anisa mengaku berangkat tanpa pendamping. "(Berangkat haji) sendirian," jawabnya singkat.
Hingga pukul 13.20 waktu Arab Saudi, sudah ada empat kloter yang tiba di Bandara AMMA Madinah, yakni secara berurutan kloter pertama dari embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG-1), embarkasi Solo (SOC-1), embarkasi Makassar (UPG-1), dan embarkasi Banda Aceh (BTJ-1).