Liputan6.com, Jakarta Seiring berjalannya waktu, Masyarakat Indonesia sekarang sangat mengandalkan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) untuk memenuhi kebutuhan cairan dan hidrasi tubuh. Alhasil, banyak usaha AMDK yang bermunculan dan beberapa telah menjadi favorit masyarakat.
Dari AMDK kemasan galon guna ulang, galon bening hingga kemasan botol plastik sekali pakai. Dari jenis itu, galon bening mengalami peningkatan seiring dengan kesadaran masyarakat untuk menggunakan kemasan yang terbaik dari Polyethylene Terephthalate (PET).
Advertisement
Di sisi lain, masyarakat terbiasa menggunakan AMDK galon bekas pakai yang sudah menjadi hal umum di Indonesia. Terkait hal itu, Pakar Bisnis dan Persaingan Usaha dari Universitas Indonesia, Tjahjanto Budisatrio praktik non-refundable masuk dalam kategori vendor lock-in.
“Praktik non-refundable dalam bisnis AMDK galon bekas pakai sudah begitu umum di Indonesia, sehingga konsumen seringkali tidak sadar bahwa model penjualan seperti ini masuk ke dalam kategori vendor lock-in,” kata Tjahjanto Budisatrio dalam sebuah diskusi terbatas FMCG Insights Talks pada Maret 2023 lalu.
Menurut Budisatrio, sebenarnya ada beberapa model bisnis alternatif yang sudah diterapkan di luar negeri, seperti di Australia dan Amerika Serikat. Masyarakat di sana menggunakan galon sekali pakai yang dapat dihancurkan atau galon guna ulang yang dapat diisi dengan air dari produsen mana saja atau modifikasinya yang berupa sistem pengembalian deposit.
“Salah satu sistem tersebut bisa diterapkan di Indonesia sebagai model bisnis alternatif dari model penjualan non-refundable yang selama ini dominan terjadi,” kata Budisatrio.
Sementara itu, dalam sistem tukar-kembali universal, menurut Budisatrio. konsumen bisa menukarkan galon merek tertentu dengan galon merek lain atau mengisi galon dengan air dari produsen lain tanpa biaya tambahan.
“Kita membeli produk satu merek tetapi bisa ditukar galonnya dengan merek lain atau diisi galonnya dengan air dari produsen lain. Konsumen tidak dibebani biaya tambahan,” katanya.
(*)