Serba-serbi Daun Gatal, Tanaman Obat Khas Papua untuk Anti-Nyeri hingga Menurunkan Demam

Daun gatal yang terkenal sebagai tanaman obat khas Papua berkhasiat untuk mengobati pegal-pegal pada tubuh setelah melakukan pekerjaan berat seperti berkebun.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 26 Mei 2023, 05:00 WIB
Daun Sampare di Papua sering digunakan sebagai tanaman obat. (Dok: YouTube Rekam Nusantara)

Liputan6.com, Jakarta Daun Gatal merupakan jenis tanaman yang ketika disentuh akan terasa gatal pada tubuh. Daun gatal berkhasiat untuk mengobati pegal-pegal pada tubuh setelah melakukan pekerjaan berat seperti berkebun dan lain-lain.

Mengutip dari jurnal Aktivitas Antibakteri Herba Daun Gatal (Laportea interupta L. Chew) terhadap Staphylococcus aureus dan Escerichia coli Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata, Kamis, 25 Mei 2023, daun gatal tersebar telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat India dan termasuk di Indonesia yaitu Papua.

Daun gatal dikenal sebagai bahan pangan maupun sebagai bahan obat, di antaranya adalah untuk menyembuhkan luka, menurunkan demam dan meringankan nyeri. Dengan banyaknya kandungan senyawa fitokimia pada daun gatal, maka potensi tanaman tersebut sebagai bahan obat cukup tinggi. 

Umumnya daun gatal lebih banyak ditemukan di hutan. Hingga sekarang daun gatal masih digunakan oleh masyarakat setempat sebagai obat tradisional. Salah satunya hutan di daerah Arso, Kampung Wubur, Papua banyak ditumbuhi daun gatal yang bermanfaat sebagai obat tradisional sebagai analgesik, antinyeri, anticapek, dan antipegal. 

Pada penelitian dan pengujian aktivitas antibakteri tanaman daun gatal terhadap Staphylococcus aureus dan Eschericia coli ditemukan hasil yang positif. Ekstrak herbal daun gatal terbukti mempunyai aktivitas antibakter terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli yang ditunjukkan dengan terbentuknya zona hambat. Daya hambat maksimum terjadi pada konsentrasi 60 persen ekstrak herbal alami daun gatal.

 


Daun Gatal Mengatasi Malaria

Daun gatal merupakan tanaman obat di Papua. (Dok: YouTube Rekam Nusantara)

Mengutip laman Kemendikbud, adapun cara menggunakan daun gatal yaitu dengan mengambil beberapa helai daun kemudian gosokan pada bagian tubuh yang terasa pegal. Setelah beberapa saat bagian tubuh yang digosokan tadi akan terasa gatal dan permukaan kulit akan memerah, tapi tidak perlu kuatir karena reaksi itu hanya sementara.

Beberapa saat kemudian reaksinya akan hilang dan rasa pegal akan hilang, tubuh kembali segar. Selain untuk mengatasi pegal, daun gatal juga digunakan masyarakat Papua untuk mengatasi malaria.

Penyakit ini, memang terlihat sederhana. Namun bila seseorang terkena atau diserang penyakit malaria ini, dapat menyebabkan kematian, apabila terlambat atau kurang mendapat perhataian dan penanganan yang sesuai untuk menyembuhkan penyakit malaria ini.

Daun gatal dipakai oleh penduduk Paniai, salah satu warga di Papua. Caranya yaitu dengan mengambil daun gatal lalu mulai digunakan pada penderita penyakit malaria, lalu daun ditepuk-tepuk dan digosok diseluruh tubuh atau badan penderita malaria.

Setelah itu, badan yang ditepuk-tepuk dan digosong dengan daun gatal tersebut, akan mengalami bengkak. Menurut masyarakat setempat, bengkak tersebut membuat peredaran darah dari penderita malaria tersebut akan lancar lalu penyakitnya sembuh.


Buah Merah untuk Membuat Jamu dari Papua

Buah Merah Khas Papua yang Jadi Buruan Negara-Negara di Dunia

Selain daun gatal, di Papua juga terkenal buah merah menjadi salah satu bahan untuk membuat jamu. Buah Merah dengan nama latin andanus conoideus adalah tanaman khas spesifik atau endemik yang tumbuh di dataran tinggi Papua.

Dikutip dari laman Cyber Kementerian Pertanian, buah merah Papua termasuk tanaman keluarga pandan dengan pohon menyerupai pandan. Tetapi tinggi tanaman ini dapat mencapai 4 meter dengan tinggi batang bebas cabang sendiri setinggi 1--2 meter yang diperkokoh akar-akaran tunjang pada batang sebelah bawah.

Bentuk buah berbentuk lonjong dan buah tertutup daun pandan. Panjang buah merah mencapai 55 cm dengan diameter 10--15 cm. Bobot buah merah mencapai 2--3 kg dan warna buah saat matang berwarna merah maroon terang.

Penelitian mengenai khasiat buah merah pertama kali dilakukan oleh dosen Universitas Cendrawasih, yakni Drs. I Made Budi M.S. Sebagai ahli gizi dan dosen Universitas Cendrawasih sempat mengamati secara seksama kebiasaan masyarakat tradisional di Wamena, Timika dan desa-desa di kawasan pegunungan Jayawijaya yang mengonsumsi buah merah sebagai obat cacing, penyakit kebutaan, dan penyakit kulit.


Khasiat Buah Merah

Buah merah Papua yang biasa disebut sebagai multivitamin. (Liputan6.com/Katharina Janur/Hari Suroto)

Pengamatan atas masyarakat lokal berbadan lebih kekar dan berstamina lebih tinggi, padahal kehidupan sehari-hari secara asli tradisional yang serba terbatas dan terbuka dalam berbusana dengan kondisi alam yang keras serta cuaca cukup dingin di ketinggian pegunungan Jayawijaya. Keistimewaan fisik penduduk lain, yaitu jarang terkena penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung dan kanker.

Khasiat buah merah yaitu mengobati kanker dan tumor. Kanker dan tumor tak diragukan lagi sebagai salah satu penyebab kematian terbesar. Penyakit ini disebabkan ketidakteraturan hormon dalam tubuh yang menyebabkan tumbuhnya daging di jaringan tubuh normal.

Buah merah bisa mengobati kanker oleh karena kandungan tokoferolnya sangat tinggi, hingga mencapai 11.000 ppm dan betakarotennya mencapai 7.000 ppm. Kedua senyawa ini berfungsi sebagai antioksidan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta mencegah pembiakan sel-sel kanker. Buah merah yang mengandung tokoferol juga disebut dapat mengencerkan darah dan memperlancar sirkulasi darah sehingga kandungan oksigen dalam darah menjadi normal.

 

Infografis jamu populer di Indonesia. (Dok: Liputan6.com Tim Grafis)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya