Akibat Radiasi Suara dan Gempa, Dugong Ditemukan Mati di Perairan Mamuju

Warga Mamuju, Sulawesi Barat dihebohkan dengan penemuan bangkai Dugong sepanjang 2,7 meter di sekitar Pantai Arteri.

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 26 Mei 2023, 04:00 WIB
Warga Mamuju mengevakuasi bangkai Dugong di Pantai Arteri (Foto: Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Mamuju - Warga Mamuju, Sulawesi Barat dihebohkan dengan penemuan bangkai Dugong sepanjang 2,7 meter di sekitar Pantai Arteri. Mamalia laut yang dikategorikan sebagai biota perairan dilindungi itu ditemukan warga pada, Rabu (24/05/23) pagi.

Koordintaor Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Wilker Sulbar, Dimas Wahyu Anggara mengatakan, Dugong itu diperkirakan mati pada malam hari. Penyebab kematian mamalia laut diperkirakan akibat radiasi suara.

"Bisa juga karena seringnya terjadi gempa bumi di wilayah Mamuju, yang mengakibatkan dugong yang ada di perairan Mamuju mati mendadak," kata Dimas.

Dimas menambahkan, Dugong termasuk mamalia laut yang dilindungi karena populasinya terus menurun dan terancam punah. Rusaknya habitat dugong menjadi penyebab utama ancaman kepunahan ditambah perburuan yang mengincar kulit, tulang, dan dagingnya.

"Indonesia melindungi dugong melalui UU No7 Tahun 1999 dan Permen LHK Nomor 20 Tahun 2018. Selain itu, oleh IUCN dugong digolongkan ke dalam spesies vulnerable to extinction atau rentan punah," ujar Dimas.

Bangkai Dugong yang terdampar itu menurut Dimas dievakuasi petugas ke tengah laut menggunakan kapal nelayan. Sebelum dievakuasi petugas terlebih dahulu melakukan pendataan terhadap bangkai Dugong itu.

"Dugong tersebut selanjutnya ditenggelamkan di tengah laut dengan cara mengikat dugong tersebut dengan batu sehingga tenggelam ke dasar laut," tutup Dimas. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya