Liputan6.com, Jakarta - Katarak adalah kondisi kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan penurunan tajam penglihatan. Penglihatan seseorang dengan katarak ibarat melihat pemandangan melalui jendela yang buram dan berkabut.
Selama ini, katarak selalu diidentikkan dengan penyakit orang lanjut usia (lansia) di atas 50 tahun.
Advertisement
Faktanya, katarak tidak hanya dialami oleh orang tua saja melainkan ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami katarak.
Siapa Saja yang Berisiko Terkena Katarak?
Menurut tulisan yang ditinjau dokter spesialis mata, Maria Magdalena Purba, pada dasarnya katarak bisa menyerang siapa pun di segala usia. Dari sejak lahir, anak-anak, dewasa muda, dan lanjut usia.
Ada beberapa kondisi yang membuat seseorang berisiko tinggi terkena penyakit katarak, yakni:
Usia atau Penuaan
Usia memang merupakan faktor risiko yang paling utama untuk seseorang mengalami katarak.
Mengingat, penyakit katarak adalah kondisi yang bersifat degeneratif. Artinya, semakin bertambah usia, risiko terkena katarak menjadi semakin tinggi.
"Katarak biasanya menyerang lansia di atas 50 tahun. Meskipun tidak menutup kemungkinan katarak juga dapat terjadi pada usia yang lebih muda," begitu hasil yang ditinjau Maria seperti dikutip Health Liputan6.com dari KMN EyeCare pada Kamis 25 Mei 2023.
Riwayat Keturunan (Herediter)
Riwayat keturunan keluarga juga merupakan faktor risiko katarak. Apabila seseorang memiliki riwayat keluarga yang mengalami katarak, maka ia juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami katarak.
Hipertensi Juga Dapat Menyebabkan Katarak
Menurut laporan dari beberapa penelitian, tekanan darah tinggi atau hipertensi juga berkaitan dengan peningkatan kejadian katarak.
Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di dalam mata, termasuk stres oksidasi pada lensa mata sehingga dapat menyebabkan katarak.
Diabetes
Pengidap diabetes atau penyakit gula memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami katarak dibandingkan orang pada umumnya.
Hal ini karena ketika seseorang mengidap diabetes, maka sorbitol (gula yang menumpuk karena glukosa) dapat menumpuk dan menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah di dalam mata yang berujung pada katarak.
Advertisement
Kebiasaan Merokok pun Faktor Risiko Terjadinya Penyakit Katarak
Merokok dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami katarak, terutama jika kebiasaan merokok sudah dilakukan dalam jangka waktu yang lama.
"Perlu diwaspadai bahwa perokok memiliki risiko dua kali lebih tinggi terkena katarak dibandingkan dengan orang yang tidak merokok," katanya.
Asap rokok mengandung bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi sehingga merusak jaringan lensa mata dan menyebabkan terjadinya katarak.
Minum Alkohol
Berdasarkan hasil studi, konsumsi alkohol juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami katarak. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat merusak jaringan lensa mata dan menyebabkan katarak.
Paparan Sinar Matahari
Paparan radiasi ultraviolet (UV) dari sinar matahari juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami katarak.
Paparan sinar UV dalam waktu yang lama dapat menyebabkan perubahan metabolisme pada lensa mata sehingga lensa yang tadinya jernih menjadi keruh.
Riwayat Trauma pada Mata
Trauma pada mata akibat kecelakaan, benturan di area mata dan sekitarnya ataupun karena serpihan material tajam yang masuk ke mata dapat merusak jaringan lensa mata sehingga kejernihan lensa menurun.
Akibatnya, katarak akan timbul lebih cepat atau katarak terjadi beberapa tahun setelah trauma tersebut.
Infeksi Saat Kehamilan
Katarak dapat terjadi pada bayi baru lahir atau yang disebut katarak kongenital. Hal ini dapat terjadi jika ibu saat hamil mengalami infeksi seperti rubella.
Infeksi Rubella pada Ibu hamil dapat menjadi penyebab utama terjadinya katarak kongenital pada anak yang dilahirkan. Katarak kongenital ini dapat terjadi pada salah satu mata anak atau keduanya.
Konsumsi Obat-Obatan Tertentu dalam Jangka Panjang
Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka waktu panjang juga berisiko memicu katarak.
Obat-obatan yang dimaksud contohnya obat yang mengandung kortikosteroid (anti peradangan), amiodaron (obat jantung), fenitoin (obat kejang), dan klorpromazin (obat penenang).
Advertisement