Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sudah mencapai 89 persen. Menyusul uji coba operasi KCJB dari Stasiun Tegalluar menuju Stasiun Halim beberapa waktu lalu.
Corporate Communication Manager PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Emir Monti mengungkap capaian tersebut. Mengingat, rencana KCJB akan diresmikan pada 18 Agustus 2023 mendatang.
Advertisement
"Pembangunan KCJB sudah ada di angka 89 persen saat ini. Secara paralel seluruh aspek diselesaikan oleh KCIC bersama seluruh kontraktor," kata dia kepada Liputan6.com, Kamis (25/5/2023).
Sebagai informasi, ada empat stasiun yang akan dilalui oleh KCJB. Di antaranya, Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, serta Stasiun Tegalluar. Stasiun Tegalluar sendiri menjadi depo tempat singgah rangkaian KCJB.
Emir menjelaskan, KCIC saat ini tengah melakukan berbagai persiapan menjelang operasional secara efektif. Misalnya, dengan melakukan testing & commissioning untuk mengejar target peresmian yang ditetapkan pemerintah, yaitu 18 Agustus 2023.
Usai menggelar uji coba operasi beberapa waktu lalu, kecepatan KCJB belum pada posisi maksimal. Kecepatannya, baru 180 kilometer per jam. Namun, Emir menegaskan, pihaknya akan secara berkala meningkatkan kecepatan KCJB.
"Saat ini kecepatan maksimal pengetesan masih di 180 km per jam. Pengujian akan terus dilakukan hingga mencapai puncak kecepatan operasional di 350 km per jam dan puncak kecepatan teknis di 385 km per jam," ungkapnya.
"Kecepatan akan terus ditingkatkan secara bertahap melalui penyempurnaan prasarana serta evaluasi dari kontraktor dan konsultan independen yang ditunjuk," kata Emir Monti.
Uji Coba Operasional
Sebelumnya, Rangkaian EMU/CIT Kereta Cepat Jakarta Bandung, melaksanakan tahapan Hot Sliding Test di jaringan Overhead Catenary System (OCS) KCJB pada Jumat (19/5) dan rencananya dilanjutkan hari Sabtu (20/5/2023)
Tahapan kegiatan pengetesan ini adalah kegiatan internal test yang dilakukan oleh kontraktor Kereta Cepat Jakarta Bandung didampingi konsultan independen dan melaporkan hasilnya secara periodik ke KCIC.
Kontraktor KCJB melakukan pengujian Hot Sliding Test ini sebagai tahapan sebelum dilakukannya commisioning test internal dan Kementerian Perhubungan.
Pengujian dilakukan dengan menjalankan EMU/CIT rute Depo Tegalluar, Stasiun Tegalluar, hingga ke Stasiun Halim.
Manager Corporate Comunication KCIC Emir Monti mengatakan, kegiatan hari ini merupakan kelanjutan dari tahapan pengetesan KCJB yang selama ini terus dilakukan.
"Pada hari ini Jumat (19/5) dilakukan pengetesan hot sliding untuk memastikan seluruh OCS sudah dialiri listrik dengan menjalankan EMU untuk pengujiannya, dan rencana diikuti perjalanan CIT di hari berikutnya. Hal ini merupakan tindak lanjut dari pengaliran listrik yang pertama kali dilakukan pada Kamis (18/5) malam ke seluruh jaringan OCS KCJB," ujar Emir, Sabtu (20/5/2023).
Advertisement
Kecepatan Terbatas
Dalam pengetesan hot sliding, OCS dibebani dengan menjalankan EMU/CIT dalam kecepatan terbatas yaitu rata-rata 60 km/jam. Seluruh jaringan kelistrikan dites secara seksama agar tahapan tes dapat dilakukan ke tahap selanjutnya, sekaligus melakukan pengujian fungsi subsistem lainnya.
Emir mengatakan, ke depan berbagai tes akan terus dilakukan terhadap sarana dan prasarana yang telah dibangun untuk memastikan kesiapan dan keselamatan operasional KCJB.
"Pengetesan pada hari Jumat berjalan lancar dan EMU berhasil tiba di Stasiun Halim sesuai rencana. Momen ini merupakan momen yang cukup penting, karena pertama kalinya Kereta Api Cepat berjalan dari Tegalluar hingga ke Halim. KCIC akan terus melakukan pengetesan dalam rangka menghadirkan Kereta Api Cepat pertama di Indonesia," tutup Emir.
Sudah Dialiri Listrik
Listrik bertegangan tinggi 27.5kV telah berhasil dialirkan pada seluruh Listrik Aliran Atas (LAA) Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) pada Kamis 18 Mei sekitar pukul 22:30 WIB.
Pasokan listrik tersebut ditransmisikan ke empat gardu traksi di Halim, Karawang, Walini dan Tegalluar yang dibangun oleh China Railway Group Limited (CREC).
Aliran listrik tersebut dibutuhkan guna menunjang operasionalisasi KCJB. Hal itu sekaligus menandakan bahwa seluruh proses transmisi listrik telah berhasil.
Gardu traksi mengubah transmisi tegangan tinggi menjadi daya frekuensi AC fase tunggal untuk kemudian dialirkan ke Overhead catenary system (OCS) atau jaringan listrik aliran atas kereta cepat. Transmisi daya itu merupakan salah satu fase kritis sebelum operasional KCJB. Pengaliran daya juga menjadi proses penting terakhir sebelum komisioning dan pengujian bersama.
Sebagaimana diketahui, jalur KCJB membentang dari Stasiun Halim di Jakarta hingga Depo di Tegalluar sepanjang 142,3 kilometer. Di Sepanjang jalur tersebut, terdapat 384,6 kilometer Jaringan OCS, 4 gardu traksi, 3 gardu distribusi dan 7 gardu AT. Sistem catu daya traksi KCJB dirancang dan dibangun sesuai dengan teknologi dan standar China.
Teknologi transmisi KCJB ini terdiri dari sistem catu daya utama dari jaringan traksi lokomotif listrik, peralatan penggerak dan sistem catu daya tegangan rendah utama, serta sistem pengiriman SCADA untuk tenaga listrik dan catu daya traksi.
Seluruh peralatan inti sistem jaringan kelistrikan seperti gardu induk dan sistem perlindungan mikro komputer serta sistem AC dan DC semuanya dibuat di China.
Advertisement