22 KK Korban Tanah Bergerak di Ponorogo Akhirnya Dapat Penanganan

Satu kelompok yang terdiri dari 14 KK berasal dari dalam area retakan sementara sembilan KK lainnya berada di bawah area retakan.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mei 2023, 12:00 WIB
Bencana tanah bergerak terjadi di RT05/RW01 Desa Cilangkap, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. (Liputan6.com/ Ist)

Liputan6.com, Ponorogo - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo, Jawa Timur mulai melakukan mitigasi untuk menyelamatkan warga yang menjadi korban akibat terdampak tanah retak di Desa Bekiring, Kecamatan Pulung.

"Pendataan sudah dilakukan oleh tim BPBD serta Dinas Sosial. Dan untuk warga yang berada di wilayah risiko, akan kami relokasi ke tempat yang lebih aman dan tidak terdampak," kata Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko di Ponorogo, dilansir dari Antara, Kamis (25/5/2023).

Tak sekadar melakukan pendataan, tim BPBD Ponorogo juga telah melakukan pemetaan area serta luasan tanah retak di Desa Bekiring.

Sementara pihak Dinas Sosial mendirikan dapur umum, memastikan ketersediaan logistik serta kebutuhan dasar di dua posko pengungsian darurat, tak jauh dari lokasi bencana.

Sejauh ini, ada 23 KK yang mengungsi karena rumah mereka berada di zona merah yang rawan terseret longsor.

Dari jumlah itu, satu kelompok yang terdiri dari 14 KK berasal dari dalam area retakan sementara sembilan KK lainnya berada di bawah area retakan.

"Harus relokasi 14 KK ditambah sembilan KK yang ada di bawahnya itu," kata Sugiri.

Sugiri mengaku cukup khawatir apabila terus ada penurunan pada kondisi tanah, kondisinya akan sangat labil saat terjadi hujan.

Retakan yang sebelumnya kering akan terisi air, dimana jika sudah mencapai titik jenuh akan memicu pergerakan ke bawah dengan menyertakan material tanah di lapisan atas bisa terjadi longsor.

 


Sejak 30 Maret Lalu

Terlebih saat ini retakan yang terjadi pertama kali pada 30 Maret tersebut sudah membentuk tapal kuda.

"Karena saat ini retakan sudah berbentuk tapal kuda, maka 9 KK itu bahaya banget meski saat ini belum terasa dampaknya," katanya.

Saat ini, warga yang berada di lokasi retakan maupun di bawahnya sudah mengungsi di tenda darurat yang dibangun oleh BPBD.

Selain itu, pihaknya juga memerintahkan Dinsos untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi para pengungsi seperti makan, air bersih serta selimut.

"Sudah, sudah kami perintahkan untuk pemenuhan kebutuhan dasar. Meskipun itu tidak layak jika hidup lama di pengungsian," ujarnya.

Infografis Likuifaksi Fenomena Tanah Bergerak (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya