Daftar Rute Stasiun LRT Jabodebek, Mulai Beroperasi 12 Juli 2023

LRT Jabodebek direncanakan akan melakukan uji coba operasi pada 12 Juli 2023. Nantinya, LRT ini akan melintasi beberapa stasiun pemberhentian.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 26 Mei 2023, 16:51 WIB
LRT Jabodebek direncanakan akan melakukan uji coba operasi pada 12 Juli 2023. Nantinya, LRT ini akan melintasi beberapa stasiun pemberhentian.

Liputan6.com, Jakarta LRT Jabodebek direncanakan akan melakukan uji coba operasi pada 12 Juli 2023. Dalam uji coba ini, nantinya masyarakat bisa menggunakan LRT Jabodebek gratis selama sebulan sebelum dikenakan tarif pada Agustus 2023.

Untuk jam operasional, LRT Jabodebek mulai melayani saat masa uji coba dari pukul 06.00 WIB-22.00 WIB.

Kendati uji coba akan segera dimulai dan untuk sementara digratiskan bagi masyarakat. Namun, hingga kini belum ada kejelasan mengenai berapa tarif LRT Jabodebek.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, mengaku tiket LRT Jabodebek belum dipastikan oleh Pemerintah. Oleh karena itu, Menhub selalu menjawab singkat ketika ditanya mengenai hal tersebut.

"Belum, belum ada," kata Menhub.

Daftar Stasiun Dilewati

Berikut daftar stasiun LRT yang nantinya akan dilewati selama masa uji coba hingga operasi komersil nantinya:

Lintas Cibubur

  • Dukuh Atas,
  • Setiabudi,
  • Rasuna Said,
  • Kuningan,
  • Pancoran,
  • Cikoko,
  • Ciliwung,
  • Cawang,
  • TMII,
  • Kampung Rambutan,
  • Ciracas,
  • Harjamukti

Lintas Bekasi

  • Dukuh Atas,
  • Setiabudi,
  • Rasuna Said,
  • Kuningan,
  • Pancoran,
  • Cikoko,
  • Ciliwung,
  • Cawang,
  • Halim,
  • Jati Bening Baru,
  • Cikuning 1,
  • Cikuning 2,
  • Bekasi Barat,
  • Jatimulya.

Tarif LRT Jabodebek Bakal Dapat Subsidi 40 Persen, Jadi Berapa?

Depo LRT Jabodebek berlokasi di Kec. Bekasi Timur, Kab. Bekasi, dengan luas sekitar 100.000m2. (Dok PT KAI)

Transportasi publik LRT Jabodebek target mulai beroperasi secara komersial, atau Commercial Operating Date (COD) pada Juli 2023. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) nantinya akan bantu memberikan subsidi tarif bagi para penumpang LRT Jabodebek.

Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati menyampaikan, pemerintah saat ini tengah merumuskan besaran subsidi untuk tarif LRT Jabodebek.

"Besaran tarif sedang diproses untuk ditetapkan dalam PM (Peraturan Menteri) Perhubungan. Memang akan ada unsur subsidi dalam tarif akhirnya. Besarannya nanti akan disosialisasikan segera," ungkapnya kepada wartawan, Senin (15/5/2023).

Secara angka, Adita mengatakan, porsi subsidi pemerintah terhadap tarif LRT Jabodebek untuk rute terjauh terbilang sangat besar, atau hampir separuhnya.

"(Subsidi tarif) hampir 40 persen. Ini perhitungan tarif terjauh," ungkap dia.

Bila mengacu pada perhitungan subsidi tarif LRT Jabodebek tersebut, diskon tarif terjauh untuk moda transportasi baru itu bisa mencapai Rp 10.000. Sehingga ongkos untuk naik LRT Jabodetabek dengan jarak terpanjang sekitar Rp 15.000.

 


Kewajiban Pelayanan Publik

Setiap hari rata-rata 16 rangkaian kereta (trainset) dijalankan untuk uji coba. Satu trainset terdiri dari enam gerbong. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, Manager Public Relation LRT Jabodebek Kuswardojo mengutarakan, pengenaan tarif itu bisa berkurang bila pemerintah memberikan subsidi lewat program Kewajiban Pelayanan Publik (PSO).

Usulannya, tarif terjauh LRT Jabodebek untuk tiga lintasan sepanjang 44,43 km sebesar Rp 24-25 ribu. Adapun tiga lintasan tersebut antara lain, rute Cawang-Cibubur (Stasiun Harjamukti), Cawang-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi Timur (Stasiun Jatimulya).

"Tarif usulan yang kita berikan kepada pemerintah, terjauh Rp 24-25 ribu. Tentunya balik kepada pemerintah, bagaimana pemerintah memberikan PSO terhadap tarif tersebut," kata Kuswardojo.

"Jadi nanti setelah ada PSO, ada surat keputusan dari Kementerian Perhubungan, nanti kita bisa lihat berapa tarif yang disetujui pemerintah," imbuh dia.

Secara skema, LRT Jabodebek nantinya akan mengenakan tarif dasar yang diusulkan Rp 12 ribu, plus tarif progresif yang dihitung sesuai jarak tempuh.

"Kita menyampaikan tarif dasarnya dikenai Rp 12 ribu sebelum ada PSO. Nanti ada progresif per km, dengan perhitungan terjauh Rp 24-25 ribu. Perhitungan tambahannya 3-5 km," paparnya.

"Tapi kita kembali masih nunggu dari Kementerian, karena nanti ada PSO. Kemungkinan tarifnya akan lebih rendah dari itu," pungkas Kuswardojo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya