Perburuan Manajer Baru Tottenham Hotspur, Siapa Berpotensi Mengisi Kursi Panas di London Utara?

Keputusan Tottenham Hotspur untuk memecat Antonio Conte nampaknya malah makin memperburuk musim mereka. Lantas, bagaimana nasib Spurs yang masih belum mendapat manajer baru ke depannya?

oleh Luthfa Arisyi Senapi diperbarui 27 Mei 2023, 08:00 WIB
Pemain Tottenham Hotspur, Harry Kane, memberikan aplaus setelah laga melawan AC Milan pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2022/2023 yang berlangsung di San Siro, Rabu (15/2/2023). (AP Photo/Luca Bruno)

Liputan6.com, Jakarta - Sudah lebih dari delapan minggu sejak Tottenham Hotspur memecat Antonio Conte sebagai bentuk usaha untuk menyelamatkan musim buruk mereka. Namun, bisa dibilang keputusan tersebut malah semakin memperkeruh nasib klub yang berbasis di London Utara tersebut.

Harapan untuk dapat mengamankan tiket Liga Champions sudah sirna usai mereka disingkirkan oleh AC Milan di babak 16 besar beberapa waktu lalu.

Dan Spurs sekarang memasuki pertandingan Liga Inggris terakhir mereka di musim ini dengan bertandang ke markas Leeds United.

Mereka harus memenangkan pertandingan tersebut dan berharap Aston Villa akan kalah dari Brighton & Hove Albion jika ingin mempertahankan asa untuk dapat bermain di Liga Konferensi Europa. Jika tidak, maka untuk pertama kalinya nama Tottenham tidak ada di panggung Eropa sejak musim 2009/2010.

Kepergian Conte memang tidak menghentikan penderitaan The Lilywhites. Penggantinya, Christian Stellini hanya bertahan selama empat laga sebelum dipecat usai kekalahan telak 1-6 atas Newcastle United.

Ryan Mason pun maju sebagai manajer sementara untuk sisa musim 2022/2023 tetapi hanya mampu mengoleksi 12 poin dair 12 pertandingan liga sejak mengalahkan Chelsea pada 26 Februari lalu.

Dan sekarang, kandidat kuat calon manajer Tottenham, Arne Slot telah memutuskan untuk bertahan di Belanda usai membawa Feyenoord meraih gelar Eredivisie pertama mereka sejak 2017. Jadi, bagaimana nasib Tottenham sekarang?


Deja vu?

Tottenham Hotspur telah resmi memecat juru taktiknya, Nuno Espirito Santo pada awal November lalu. Sempat tampil meyakinkan di awal musim, sayangnya performa Nuno menurun dan puncaknya kalah 0-3 dari MU. Posisinya saat ini digantikan oleh Antonio Conte. (AFP/Ian Kington)

Keputusan Slot  bertahan di Feyenoord telah menimbulkan keresahan di tengah para penggemar. Beberapa di antaranya khawatir pencarian manajer yang berlarut-larut akan berbuntut pada penunjukkan manajer yang kurang pas seperti yang pernah terjadi dengan Nuno Espirito Santo pada tahun 2021.

Musim panas itu, Tottenham melewati daftar kandidat potensial seperti Antonio Conte, Gennaro Gattuso dan Paulo Fonsesca. Eks manajer Wolves itu sendiri hanya bertahan selama empat bulan, menelan lima kekalahan dari tujuh pertandingan liga terakhirnya.


Siapa yang Tersisa?

Luis Enrique baru saja mundur sebagai pelatih Timnas Spanyol. Ia gagal membawa La Furia Roja berjaya di Piala Dunia 2022 setelah kalah dari Maroko pada babak 16 besar. Enrique memiliki jejak kepelatihan yang cukup gemilang, salah satunya membawa Barcelona merengkuh gelar treble winner pada musim 2014/2015 silam. Pria asal Spanyol itu diprediksi akan segera dipercaya untuk menukangi klub baru pada 2023 ini. (AFP/Odd Andersen)

Melansir dari BBC Sport, Tottenham masih berminat untuk mendatangkan mantan pelatih Timnas Spanyol dan Barcelona, Luis Enrique yang masih menganggur sejak mundur setelah Piala Dunia.

Selain itu, ada mantan pelatih Timnas Spanyol lainnya, Julen Lopetegui yang saat ini sedang berada dalam situasi tidak pasti di Wolves setelah mengetahui bahwa pembatasan Financial Fair Play akan menjadi hambatan besar bagi rencana pembangunan skuad musim panasnya.

Ada juga mantan striker Manchester United Ruud van Nistelrooy yang melakukan pekerjaan impresif bersama PSV Eindhoven. Saat ini, ia sedang menganggur usai meninggalkan pekerjaannya di PSV karena perbedaan visi.


Kuda Hitam

Selain ketiga pelatih tadi, ada juga pelatih kuda hitam yang memiliki catatan cukup baik tetapi punya pengalaman melatih di Liga Inggris, Graham Potter dan Brendan Rodgers. Potter membangun reputasinya di Brighton dan masih sangat dihargai terlepas dari rekor buruknya bersama Chelsea musim ini.

Sementara itu, Rodgers juga dikaitkan kuat dengan Tottenham. Ia memiliki catatan yang cukup baik selama melatih Leicester City dengan memenangkan Piala FA. Namun, hubungannya bersama The Foxes harus berakhir usai rentetan hasil buruk yang diperoleh selama musim ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya