Liputan6.com, Seoul - Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Seoul National University (SNU) bekerja sama.
Setelah penandatanganan MoU dan MoA, Rektor IPB didampingi Direktur Keuangan dan Umum LPDP berkunjung ke KBRI Seoul dan diterima langsung Dubes Gandi Sulistiyanto serta Atdikbud Gogot Suharwoto. Mereka mendiskusikan lebih lanjut langkah terobosan jangka pendek yang perlu dilakukan, dalam memperkuat kerjasama bidang pendidikan tinggi mengingat potensi hubungan kedua negara yang sangat besar untuk terus diperluas.
Advertisement
Sesuai usulan Dubes Gandi, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis dari KBRI Seoul yang dikutip Jumat (26/5/2023), salah satu program terobosan yang dapat dilakukan segera adalah membangun Global Talent Pool Management Program Indonesia-Korea yang mana IPB diminta untuk mempersiapkan program tersebut untuk bidang finance, agribusiness dan smart farming. Di mana mahasiswa tingkat akhir IPB akan direkrut dengan kriteria tertentu untuk melakukan co-op placement/internship di perusahaan internasional Korea yang banyak berinvestasi di kawasan ASEAN.
"Melalui program ini yang terintegrasi dengan MBKM, lulusan IPB diharapkan lebih siap untuk masuk ke pasar global (highly employable) dan semakin terampil untuk berwirausaha (highly entrepreneurial), setelah mengikuti program di Korea yang saat ini leading secara global di dua bidang penting ke depan. Yaitu teknologi digital (digital deal) serta teknologi hijau (green deal)," ungkap Dubes Sulis.
Melalui platform kerjasama IPB-SNU, Dubes RI di Korea Selatan juga berharap melanjutkan diskusi pembentukan konsorsium riset baru dengan melibatkan perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Mengingat SNU merupakan power house IPTEK dengan mutu pendidikan dan riset yang sangat unggul secara global.
Tahun ini Republik Indonesia dan Republik Korea memperingati hubungan diplomatik yang menginjak usia ke 50 tahun.
Kembangkan Potensi Kerja Sama Industri Kreatif Indonesia-Korsel, KBRI Seoul Bentuk Divisi Khusus
Sementara itu, maraknya budaya dan industri hiburan Korea Selatan membuat pemerintah Indonesia tidak melewatkan kesempatan untuk mengembangkan potensi kerja sama antara kedua negara di bidang tersebut.
Menindaklanjuti upaya itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul, Korea Selatan (KBRI Seoul) telah membentuk divisi yang secara khusus bekerja dalam industri kreatif dan digital ekonomi hingga pengembangan start up.
"Ini akan fokus melakukan kerja sama dengan partner Korea kami untuk membentuk ekosistem Indonesian wave, sama halnya seperti Korean Wave atau Hallyu," ujar Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea, Gandi Sulistiyanto dalam press briefing, Jumat (17/2/2023).
Istilah Hallyu atau Korean Wave sendiri pertama kali muncul pada 2003, mengacu pada popularitas budaya Korea Selatan yang meroket secara global.
Selain itu, KBRI Seoul juga secara luas akan lebih fokus terhadap industri kreatif lainnya termasuk fesyen, film, musik, animasi, dan game online. Pengembangan kerja sama di bidang ini secara spesifik merupakan bagian dari kerja sama People to People (P2P) diplomacy.
Sebagai bentuk nyata dari misi tersebut, KBRI Seoul berencana menyelenggarakan acara kebudayaan bertajuk "Indonesian Night", di Kota Daegu. Kota itu dipilih mengingat banyaknya mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di sana. Acara yang diselenggarakan bersamaan dengan World Cultural Industry Forum ini rencananya akan mengundang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
"Acara ini tidak semata hanya meningkatkan investasi perdagangan, tetapi kami juga ingin melibatkan generasi muda sebagai pemimpin masa depan dan harus mulai terlibat dari sekarang dan juga dalam industri di Korea," ujar Minister Counsellor Ekonomi Kreatif dan Digital, Percepatan Start Up dan Diplomasi Publik KBRI Seoul Joannes Ekaprasetya Tandjung.
Dubes Gandi juga bermaksud untuk mengundang sejumlah artis Indonesia untuk tampil dalam acara tersebut. Tujuannya, memperkenalkan industri hiburan dan seni Indonesia secara lebih luas lagi.
Advertisement
Upaya Bebas Visa
KBRI Seoul, sebut Dubes Gandi, tengah mengupayakan agar WNI bisa bebas visa saat mengunjungi Korea Selatan.
"Belakangan ini, ada lebih banyak orang Korea yang mengunjungi Indonesia. Jumlahnya tiga kali lipat dibandingkan orang Indonesia yang mengunjungi Korea Selatan. Ini artinya, kita harus berkembang untuk menarik lebih banyak WNI datang ke Korea Selatan," ujar Dubes Gandi.
Untuk itu, Dubes Gandi mengupayakan kebijakan bebas visa bagi WNI. Seperti halnya yang dilakukan Jepang.
"Ini yang sedang saya diskusikan dengan Kementerian Pertahanan Korea Selatan. Jadi, ini hanya masalah waktu supaya lebih banyak orang Indonesia yang menghabiskan uangnya di Korea Selatan," tambahnya.
Fokus Hubungan 50 Tahun Indonesia dan Korsel
Hubungan diplomasi antara Indonesia dan Korea Selatan telah dimulai sejak September 1973 dan memasuki tahun ke-50 pada 2023. Indonesia juga merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memiliki hubungan kerja sama strategis dengan Korea Selatan.
Dalam usia persahabatan yang memasuki tahun ke-50, aspek kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan semakin luas.
"Salah satu aspek paling penting adalah terkait perubahan iklim agar Indonesia dan Korea Selatan bekerja sama menangani isu perubahan iklim," ujar Direktur Jenderal ASEAN Kementerian Luar Negeri Korsel Cecilia Chung dalam press briefing pada Jumat (17/2/2023).
Selain itu, ia menjelaskan, aspek lain yang juga menjadi perhatian adalah ekonomi digital, mengingat perkembangan zaman dan tingginya aktivitas digital sejak pandemi.
"Juga dalam bidang batu bara dan mineral, ini menjadi salah satu aspek terpenting dalam kerja sama kedua negara mengingat Indonesia menjadi salah satu penghasil terbesar batu bara dan mineral," tambahnya.
Aspek lain yang turut menjadi fokus kerja sama adalah people to people connectivity, termasuk mendorong semakin banyak mahasiswa Indonesia yang belajar di Korea Selatan dan sebaliknya.
Kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan diatur dalam Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Korea (Indonesia–Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement/IK-CEPA).
IK CEPA ditujukan untuk meningkatkan volume perdagangan dan mengembangkan arus investasi dan industri kedua negara melalui skema kolaborasi win-win.
Baca Juga
Kaleidoskop 2024: Deretan Berita Menggemparkan Dunia, Pernikahan Sesama Jenis Menlu Australia hingga Darurat Militer Korsel
Penjual Bungeoppang Si Camilan Berbentuk Ikan Khas Korea Selatan Makin Langka di Negara Asalnya
Kesempatan Kedua untuk Mimpi yang Tertunda di Who Is She! yang Dibintangi oleh Kim Hae Sook, Jung Ji So dan Jung Jin Young
Advertisement