Liputan6.com, Jakarta - Kisah aneh tapi nyata, seekor paus beluga yang dinamai Hvaldimir disebut sebagai mata-mata Rusia. Pejabat pemerintah Norwegia bahkan sampai mengeluarkan peringatan kepada warganya agar tidak mendekati beluga itu yang diketahui ramah kepada manusia. Bagaimana ceritanya?
Dikutip dari NY Post, Jumat (26/5/2023), Hvaldimir pertama kali terdeteksi pada 2019. Saat itu ia ditemukan memakai harness berlabel 'St. Petersburg' dengan tali untuk memasang kamera bawah air. Karena itu, para ahli terkemuka meyakini dia dilatih oleh Angkatan Laut Rusia.
Advertisement
Direktorat Perikanan Norwegia memeringatkan warga pada Rabu, 25 Mei 2023, bahwa 'agen rahasia' itu diduga muncul lagi baru-baru ini di kawasan padat penduduk Inner Oslofjord, tempat dia mengikuti perahu dan memercikkan air ke arah orang-orang. Karena itu, Frank Bakke-Jensen, direktur direktorat itu, mendesak warga untuk 'menghindari kontak' dengan Hvaldimir.
Bukan alasan menghindari spionase, melainkan larangan dibuat untuk 'keselamatan hewan tersebut', meskipun dia 'jinak dan terbiasa berada di sekitar orang'. "Kami terutama mendorong orang-orang di kapal untuk menjaga jarak agar paus tidak terluka atau, dalam kasus terburuk, terbunuh oleh lalu lintas kapal," kata Bakke-Jensen.
Mamalia air itu dilaporkan 'menderita luka ringan, terutama akibat kontak dengan perahu'. "Risiko paus terluka karena kontak manusia menjadi jauh lebih besar," kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Mengutip laporan terbaru OneWhale.org pada Rabu, 24 Mei 2023, tubuh paus beluga terlihat sedikit lebih kurus dibanding biasanya. Kemungkinan itu disebabkan karena ia berenang terlalu jauh dan mendapat makanan lebih sedikit. Meski begitu, mamalia itu terlihat sehat.
Pergerakan Paus Beluga Terus Dipantau Pejabat Kelautan
Hvaldimir – yang julukan nakalnya merupakan kombinasi dari kata Norwegia untuk ikan paus dan presiden Rusia Vladimir Putin – tidak akan ditangkap oleh para pejabat meskipun kemungkinan memiliki hubungan dengan negara tersebut.
"Kami selalu menyampaikan bahwa paus yang dimaksud adalah hewan yang hidup bebas dan kami tidak melihat alasan untuk menangkapnya dan menempatkannya di balik penghalang," kata Bakke-Jensen. Namun, pergerakannya akan dipantau oleh pejabat kelautan.
Paus itu pertama kali ditemukan oleh nelayan Joar Hesten di wilayah timur laut Finnmark pada 2019 setelah mamalia itu mulai menggesekkan tubuhnya ke perahu. Saat itu, ahli biologi kelautan dan pakar lainnya mengatakan kepada CNN bahwa makhluk itu jelas merupakan hewan terlatih dari Rusia karena salah satu klip pengikatnya bertuliskan "Peralatan St. Petersburg" - memicu teori bahwa makhluk itu kemungkinan adalah mata-mata.
Angkatan Laut Rusia 'dikenal melatih beluga untuk melakukan operasi militer', kata Joergen Ree Wiig, ahli biologi kelautan di Direktorat Perikanan Norwegia, pada April 2019. Paus yang dilatih oleh militer Rusia, sambung dia, umumnya ditugaskan untuk 'menjaga pangkalan angkatan laut, membantu penyelam [dan] menemukan peralatan yang hilang' tetapi dapat digunakan untuk tujuan lain.
Advertisement
Alasan Hvaldimir Berenang Sangat Jauh
Tim Hvaldimir, sebutan para penjaga Hvaldimir, saat ini sedang berusaha untuk mendapatkan izin legal agar bisa memindahkan hewan itu ke perairan Arctic yang lebih aman di utara. "Kami masih berkomunikasi dengan otoritas Norwegia dalam upaya mendapatkan izin ini dan telah menyusun tim ahli yang dapat menangani langkah ini," demikian keterangan yang diunggah pada Rabu, 24 Mei 2023, di akun Instagram @onewhaleorg.
Selama proses berjalan, mereka pun menganalisis penyebab Hvaldi berenang jauh ke kawasan padat penduduk. Menurut data, hewan itu berenang sekitar 1.200 km selama dua bulan terakhir ke arah selatan. Jarak itu hampir dua kali lipat jauhnya dari jarak yang ditempuhnya selama dua tahun sebelumnya.
"Dia mungkin mengikuti pola migrasi naluriah atau mencari pasangan. Dan saat dia bergerak lebih jauh ke selatan, dia menemukan daerah yang tidak lagi memiliki peternakan salmon yang dia andalkan selama empat tahun sebagai tempat yang baik untuk menemukan banyak ikan lokal," lanjut penjelasannya.
"Bisa jadi dia terus bergerak ke selatan untuk mencari makanan. Ada banyak penjelasan ilmiah yang masuk akal yang bisa diterapkan," sambung dia.
Kasus Penahanan Mata-Mata di Rusia
Dinas Keamanan Rusia FSB mendakwa seorang mantan konsulat Amerika Serikat (AS) di Vladivostok atas tuduhan melakukan kerja sama rahasia ilegal dengan pihak asing. Kantor berita Rusia, Tass, melaporkan pada Senin, 15 Mei 2023, Robert Shonov ditangkap di Vladivostok dan setelah diinterogasi dia didakwa melakukan kejahatan berdasarkan Pasal 275.1 KUHP Federasi Rusia (kerja sama secara rahasia dengan negara, organisasi internasional atau asing), dengan ancaman hukuman hingga delapan tahun penjara.
Shonov dilaporkan kini ditahan di Penjara Lefortovo, Moskow, yang biasanya diperuntukkan bagi kejahatan serius, termasuk spionase. Kedutaan Besar AS di Moskow mengetahui laporan terkait Shonov, namun mereka mengaku tidak memiliki informasi yang dapat dibagikan saat ini, demikian dilansir The Guardian, Selasa, 16 Mei 2023.
Konsulat AS di Vladivostok telah ditutup sejak Desember 2020. Tass, mengutip sumber pengadilan mengatakan, penyelidik FSB telah meminta agar Shonov ditahan selama tiga bulan. Dilansir BBC, tanggal persidangan belum ditetapkan.
Jurnalis AS Evan Gershkovich, yang ditangkap pada Maret 2023 saat bekerja untuk surat kabar Wall Street Journal dan kemudian didakwa sebagai mata-mata, juga ditahan di Lefortovo. Demikian pula mantan marinir AS, Paul Whelan, yang dijatuhi hukuman penjara 16 tahun pada tahun 2020 setelah ditangkap di Moskow karena dicurigai sebagai mata-mata pada tahun 2018. AS menyebut tuduhan terhadap kedua pria itu tidak berdasar.
Advertisement