Wall Street Meroket di Tengah Harapan Ada Kesepakatan Plafon Utang AS

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melejit pada perdagangan Jumat 26 Mei 2023. Penguatan wall street seiring harapan pelaku pasar kesepakatan negosiasi utang AS bakal tercapai.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Mei 2023, 07:00 WIB
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melesat pada perdagangan Jumat 26 Mei 2023. Indeks Nasdaq catat penguatan terbesar. (Foto: Unsplash/Aditya Vyas)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat 26 Mei 2023. Wall street melonjak seiring pelaku pasar berharap anggota parlemen akan mencapai kesepakatan untuk menaikkan plafon utang Amerika Serikat, hindari gagal bayar yang berpotensi menimbulkan bencana.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (27/5/2023), indeks Dow Jones melambung 328,69 poin atau 1 persen ke posisi 33.093,34. Indeks S&P 500 bertambah 1,3 persen ke posisi 4.205,45. Indeks Nasdaq menanjak 2,2 persen ke posisi 12.975,69.

Saham Intel dan American Express masing-masing naik 5,8 persen dan 4,1 persen sehingga mendorong kenaikan indeks Dow Jones. Sektor teknologi S&P 500 dan sektor konsumsi masing-masing melesat lebih dari 2 persen.

Indeks Nasdaq membukukan kenaikan selama lima minggu berturut-turut. Indeks Nasdaq naik 2,5 persen. Indeks S&P 500 bertambah 0,3 persen dan indeks Dow Jones melemah 1 persen.

Negosiator administrasi Kongres dan Presiden AS Joe Biden memusatkan perhatian pada kesepakatan yang akan meningkatkan batas utang AS selama dua tahun. Ketua DPR Kevin McCarthty mengatakan, pembicaraan pada Kamis malam, 25 Mei 2023 hasilkan kemajuan,. “Kita harus membuat lebih banyak kemajuan sekarang,” ujar dia dikutip dari CNBC.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen telah memperingatkan AS dapat gagal bayar paling cepat 1 Juni 2023 jika plafon utang tidak dinaikkan. Ekonom dan pemimpin perusahaan di wall street juga telah suarakan keprihatinan atas kemungkinan dampak buruk dari gagal bayar utang AS.

“Begitu kesepakatan utang selesai, pasar harus hadapi kenyataan pahit the Fed akan menekan ekonomi ini,”ujar Analis Oanda, Ed Moya.

Ia menambahkan, akhir dari pengetatan mungkin tidak terjadi sampai akhir musim panas. “Dan itu berarti kita mungkin akan mendapatkan penurunan suku bunga yang lebih besar tahun depan,” ujar dia.

 


Citi Kerek Saham AS

Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Di sisi lain, data baru keluar Jumat pagi menunjukkan inflasi naik lebih dari yang diharapkan pada April 2023. Indeks pengeluaran konsumsi pribadi, data ekonomi yang disukai the Federal Reserve meningkat 0,4 persen bulan lalu dan 4,7 persen dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, Citi meningkatkan saham AS menjadi netral dari underweight, karena jeda kenaikan suku bunga the Federal Reserve menjadi lebih mungkin dan ekonomi AS berjalan lebih baik dari yang diharapkan.

“Dengan resesi belum dekat dan the Fed di babak terakhir dari siklus kenaikannya, kami berpikir bahwa saham AS mungkin akan lebih baik setelah the Fed benar-benar menahan, sejalan dengan pola 30 tahun terakhir,” ujar Analis Dirk Willer.


Penutupan Wall Street pada 25 Mei 2023

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 24 Mei 2023. Indeks Dow Jones jatuh untuk hari keempat berturut-turut karena anggota parlemen AS berjuang untuk mencapai kesepakatan tentang plafon utang negara meningkatkan kekhawatiran potensi gagal bayar.

Dikutip dari CNBC, Kamis (25/5/2023), indeks Dow Jones melemah 255,59 poin atau 0,77 persen ke posisi 32.799,92. Indeks S&P 500 merosot 0,73 persen ke posisi 4.115,24. Indeks Nasdaq terpangkas 0,61 persen ke posisi 12.484,16..

Ketua DPR Kevin McCarthy menuturkan, negosiator tetap berselisih dalam batas pengeluaran dan menyalahkan Demokrat karena terlambat negosiasi. McCarthy yakin tim negosiasi utang dapat membuat kemajuan pada Rabu pekan ini. “Saya hanya berpikir itu masuk akal. Masuk akal dan rasional jika kita membelanjakan lebih sedikit tahun depan daripada yang kita habiskan tahun ini. Setiap rumah tangga akan melakukan ini,” ujar dia.

Sebelumnya Menteri Keuangan Janet Yellen memperingatkan anggota parlemen kalau potensi gagal bayar pada awal Juni sangat mungkin terjadi. Pada Rabu, 24 Mei 2023, ia sudah melihat beberapa tekanan di pasar keuangan karena kekhawatiran meningkat kalau Amerika Serikat alami potensi gagal bayar pertama kali dalam sejarah.

 

 


Sentimen Rilis Laporan Keuangan

Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

CEO 50 Park Investments, Adam Sarhan menuturkan, pasar tetap dalam mode pullback karena kombinasi kondisi jenuh beli dan kekhawatiran yang meningkat akan hasil plafon utang yang tidak menguntungkan pada 1 Juni 2023 semakin dekat.

“Ketika rasa takut mengambil alih, investor cenderung menjual terlebih dahulu dan mengajukan pertanyaan kedua dan itulah yang bisa kita lihat,” ujar dia.

Saham di wall street bergerak di dekat posisi terendah bahkan ketika risalah yang dirilis dari pertemuan terbaru the Federal Reserve mengisyaratkan lebih banyak ketidakpastian apakah bank sentral harus menaikkan suku bunga lagi pada Juni 2023.

Risalah menunjukkan keputusan untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan berikutnya pada akhirnya akan bergantung pada rilis data yang akan datang.

Rilis laporan keuangan masih berlanjut. Saham Kohl’s dan Aberrombie and Fitch masing-masing naik 7,5 persen dan 31,1 persen setelah membukukan laba yang mengejutkan. Raksasa semikonduktor Nvidia mengunggah kinerja keuangan setelah penutupan perdagangan.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya