Medco Power Dapat Hibah AS untuk Studi Kelayakan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu di Sumbawa

Listrik bertenaga bayu yang akan dibangun Medco Power ini akan menyuplai energi bersih ke jaringan regional di Indonesia untuk mendukung proses transisi energi bersih di Indonesia.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 27 Mei 2023, 12:00 WIB
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tanah Laut, Kalimantan Selatan, berkapasitas 70 MW.

Liputan6.com, Jakarta PT Medco Power Indonesia mendapat hibah dana dari Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat (USTDA). Hibah ini untuk menjalankan studi kelayakan pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu berkapasitas 111-Megawatt (MW) di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.

Studi kelayakan ini akan memberikan analisa secara rinci terkait sumber daya angin, analisa awal geoteknikal, desain pembangkit listrik dan sistem interkoneksi, studi integrasi jaringan, penilaian awal dampak lingkungan dan sosial, penilaian risiko, analisa biaya dan keekonomian serta rencana implementasi.

Listrik bertenaga bayu yang akan dibangun Medco Power ini akan menyuplai energi bersih ke jaringan regional di Indonesia untuk mendukung proses transisi energi bersih di Indonesia.

Presiden Direktur PT Medco Power Indonesia, Eka Satria mengatakan, sebagai perusahaan energi bersih dan terbarukan terkemuka di Indonesia, Medco Power terus mendukung komitmen pemerintah Indonesia terhadap mitigasi perubahan iklim dan target menuju pengurangan emisi dan net zero.

"Penandatanganan ini juga merupakan bagian dari strategi perubahan iklim kami dalam mengembangkan portofolio listrik dan energi terbarukan.” jelas dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/5/2023).

Direktur USTDA, Enoh T. Ebong mengatakan, USTDA berkomitmen untuk mendukung proyek-proyek potensial yang dapat menutup kesenjangan infrastruktur dan mendukung transisi energi bersih di Indonesia.

"Pada saat yang sama, proyek ini akan menciptakan peluang bagi untuk Amerika Serikat untuk digunakan dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu ini.” jelas dia.


Presiden Jokowi Resmikan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Pertama di Sulawesi

Deretan turbin di area Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo 1 di Jeneponto, Sulawesi Selatan, Jumat (21/9). PLTB Tolo 1 akan menjadi kebun angin skala besar kedua di Indonesia setelah PLTB Sidrap. (Liputan6.com/Pool/ESDM)

Sebelumnya, lewat upacara pemotongan pita, Presiden RI Joko Widodo meresmikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) pertama di Sulawesi.

Proyek yang didukung melalui pembiayaan sebesar US$ 120 juta dolar dari Overseas Private Investment Corporation (OPIC) bekerja sama dengan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) ini dibangun oleh perusahaan Amerika Serikat, UPC, dan akan memberikan kapasitas pembangkit listrik 75 Mega Watt dan mendukung target energi bersih di Indonesia.

"Dengan membiayai PLTB ini, kami turut meningkatkan kehidupan masyarakat setempat dengan menyediakan energi bersih yang andal," kata Presiden OPIC dan Chief Executive Officer Ray W. Washburne, demikian keterangan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk RI yang diterima Liputan6.com, Rabu (4/7/2018).

"OPIC dengan bangga dapat membawa bentuk baru pembangkit listrik kepada masyarakat Indonesia dengan harga yang kompetitif."

Pembangkit Campuran

Kapasitas pembangkit listrik di Indonesia terus berusaha memenuhi permintaan listrik yang terus meningkat, dan hal ini juga menjadi masalah serius di Pulau Sulawesi.

PLTB 75 Mega Watt adalah diversifikasi pembangkit campuran dengan tenaga bersih dan berkontribusi terhadap target Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan energi terbarukan dari enam persen pembangkit campuran pada tahun 2014 menjadi 23 persen pada tahun 2025.

Pada tahun 2017, proyek Amerika Serikat mendapat sebutan "Proyek Cerdas" untuk Praktik Terbaik dari Project Finance International. Pengakuan ini menyoroti keberhasilan proyek infrastruktur yang sangat terstruktur dan dilaksanakan di kawasan Asia-Pasifik.

Sejak tahun 1974, OPIC telah berkomitmen sebesar US$ 35 miliar di bidang keuangan dan asuransi dalam 116 proyek di Indonesia. Portofolio proyek aktif OPIC di negara ini mencakup berbagai sektor, mulai dari layanan kesehatan hingga keuangan.


Seputar OPIC

OPIC adalah institusi pengembangan keuangan pemerintah Amerika Serikat. Lembaga ini mengelola permodalan swasta untuk menghadapi tantangan pembangunan yang kritis sekaligus memajukan prioritas kebijakan luar negeri dan keamanan nasional AS.

Karena OPIC bekerja dengan sektor swasta AS, lembaga ini membantu kelompok bisnis AS menguatkan posisinya di pasar yang sedang berkembang, meningkatkan pendapatan, lapangan pekerjaan, dan peluang pertumbuhan di dalam negeri dan luar negeri.

OPIC mencapai misi-misinya dengan menyediakan pembiayaan bagi para investor, asuransi risiko politik, dan mendukung investasi dana swasta, saat pembiayaan komersial tidak mudah didapatkan. Didirikan sebagai lembaga bagian dari pemerintah AS pada 1971, OPIC beroperasi secara mandiri dan tidak menggunakan dana dari pembayaran pajak Amerika.

Contoh Infografis Hemat Energi (Hemat Energi di Rumah). Sumber : www.kominfo.go.id/

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya