Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang beranggapan bahwa digitalisasi membuat masyarakat meninggalkan televisi dan beralih pada layanan media di internet untuk mencari informasi maupun hiburan. Namun ternyata, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Televisi masih menjadi pilihan bagi sebagian besar masyarakat untuk mencari infomasi dan juga hiburan.
Managing Director PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK) Sutanto Hartono membuktikan hal tersebut. Saat ini persentase iklan di televisi masih sebesar 51 persen.
Advertisement
Sebagaimana diketahui, periklanan merupakan sumber pendapatan industri televisi. Di satu sisi, ia tidak memungkiri kue periklanan pada televisi turun akibat digitalisasi. Namun, penurunan tersebut tidak besar.
"Kita (industri televisi) masih mendominasi hari ini 51 persen," ujar Sutanto saat mengisi diskusi panel Alumni Connect Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia, di Jakarta, Sabtu (27/5/2023).
Meski industri televisi masih memiliki porsi iklan sebesar 51 persen, dia tidak memungkiri adanya rasa gugup saat program migrasi siaran analog ke digital dilakukan. Khawatir, masyarakat Indonesia sepenuhnya tidak lagi menonton televisi. Terlebih lagi, kesiapan masyarakat saat itu untuk migrasi siaran digital belum mencapai 50 persen.
"Kita jujur deg-degan kalau TV itu tidak ditonton orang, tapi ternyata dalam waktu 4 bulan kita lihat di sini adalah penetrasinya naik sampai 92 persen, jadi itu menunjukkan TV masih ditonton, orang willing to spend money untuk beli TV atau setup box," ujarnya.
Justru, kata Sutanto, melalui siaran digital EMTEK Group menambah dua lisensi baru channel yaitu Mentari TV dan Moji dengan persentase 7,8 persen dan 1,5 persen. Dalam kurun 5 bulan, EMTEK juga berhasil meraup 10 persen audience saat migrasi siaran digital dilakukan.
Ekspansi Bisnis
Tak mau terbuat atas pencapaian, Sutanto mengatakan perusahaan terus berkembang mengekspansi bisnis ke industri digital melalui konten yang disiarkan melalui media sosial EMTEK group atau berkolaborasi dengan sejumlah YouTuber Indonesia.
Dia berujar, porsi iklan pada kanal-kanal digital saat ini sebesar 49 persen. Dibandingkan berkutat dengan persentase 51 persen atas iklan pada televisi, Sutanto menilai perusahaan terus berekspansi dan adaptif terhadap tren digitalisasi ini.
"Kalau 51 persennya makin turun kita punya kesempatan untuk menyerang (penetrasi) yang 49 persen, karena kita sebagai perusahaan atau industri yang paling punya kue iklan, kita punya kedekatan dengan orang-orang beriklan apakah agensi atau advertiser, sehingga kita bisa menggunakan kedekatan kita itu untuk masuk ke bidang lain dan kita juga mendapatkan kue iklan," pungkasnya.
Reporter: Yunita Amalia
Sumber: Merdeka.com
Advertisement