Serupa tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Gamelan Gaya Yogyakarta dan Solo

Budaya musik gamelan memang identik dengan Yogyakarta dan Solo.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 28 Mei 2023, 19:00 WIB
Ilustrasi gamelan, tembang Jawa, macapat. (Gambar oleh Dedy Eka Timbul Prayoga dari Pixabay)

Liputan6.com, Yogyakarta - Gamelan merupakan sebuah alat musik tradisional yang menjadi warisan budaya Indonesia. Alat musik ini juga digunakan di beberapa daerah di Indonesia, seperti Yogyakarta dan Solo.

Budaya musik gamelan memang identik dengan Yogyakarta dan Solo. Meski sama-sama memiliki gamelan, ternyata gamelan di dua daerah ini memiliki beberapa perbedaan.

Mengutip dari surakarta.go.id, alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul atau ditabuh ini sudah dikenal sejak 326 Saka (404 M). Terdapat penggambaran permainan gamelan pada masa itu yang dibuktikan dengan adanya relief di Candi Borobudur dan Candi Prambanan.

Ciri Khas

Adapun perbedaan gamelan Yogyakarta dan Solo bisa dilihat dari ciri khasnya. Gamelan Yogyakarta memiliki ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan gamelan Solo (Surakarta). Gamelan Solo juga dihiasi ukiran naga dan sulur-sulur tanaman yang lebih rumit.

Fungsi

Terkait fungsinya, gamelan Yogyakarta biasanya digunakan untuk upacara keraton. Gamelan ini juga dimainkan saat upacara kenegaraan, misalnya saat penobatan sultan, menyambut tamu kehormatan dari luar keraton, serta sebagai pengiring pagelaran seni budaya di keraton.

Sementara itu, gamelan Solo umumnya digunakan di beberapa upacara dan pertunjukan. Gamelan Solo sering hadir dalam upacara keagamaan, perayaan masyarakat, pertunjukan wayang, serta sebagai pengiring dan nyanyian.

Instrumen

Perbedaan lainnya juga terlihat dari segi instrumennya. Gamelan Yogyakarta tidak memiliki kendhang kosek atau kendhang wayangan, engkuk-kenong, serta kecer. Sementara gamelan Solo tidak memiliki instrumen bonang panembung, kenong japan, kendhang penuntung, dan bedug.

Selain instrumennya, perbedaan lain juga tampak dari sifat keduanya. Gamelan Surakarta lebih banyak bersifat halus. Tabuhan ketuk pada gamelan ini biasanya hanya dilakukan sekali yang kemudian diikuti oleh efek tabuhan lebih dari sekali dengan suara yang semakin melemah.

Secara bentuk, kendhang gaya Surakarta memiliki bentuk yang cenderung melengkung dan cembung, sehingga menampilkan bentuk kendhang yang lebih besar dan gemuk. Dengan adanya perbedaan ini, membuktikan bahwa gamelan merupakan alat musik tradisional yang memiliki ciri khas masing-masing di setiap daerah yang memilikinya.

(Resla Aknaita Chak)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya