Liputan6.com, Jakarta Ribuan jemaah haji gelombang I asal Indonesia telah tiba di Madinah dan menempati sejumlah hotel di dekat Masjid Nabawi selama 9 hari, sebelum nanti digeser ke Kota Makkah. Mereka berkumpul di Madinah bersama ribuan jemaah haji lain dari berbagai negara.
Dalam kondisi yang ramai seperti ini, banyak jemaah haji Indonesia yang kebingungan dan akhirnya tersesat. Kondisi ini kerap terjadi setelah para jemaah pulang usai sholat berjamaah di Masjid Nabawi menuju ke hotel tempatnya menginap.
Advertisement
Mereka banyak yang tidak hafal jalan menuju hotel, tak mengenali hotelnya baik nama maupun ciri-ciri lainnya. Ada pula yang lupa nama dan letak hotelnya. Sebab, hotel di dekat Masjid Nabawi sangat banyak dan namanya mirip.
Fenomena jemaah tersesat ini selalu terjadi setiap musim haji. Karena itu, pemerintah terus berinovasi untuk menangani permasalahan tersebut, salah satunya membekali jemaah haji Indonesia dengan kartu identitas berwarna merah putih.
Dalam kartu tersebut, terdapat barcode yang berisi identitas jemaah haji lengkap dengan nama ketua kloter dan Ketua rombongannya. Data tersebut muncul setelah barcode pada kartu merah putih itu dipindai atau scan ke aplikasi Haji Pintar.
Di dalamnya juga tersimpan data nama hotel tempat jemaah haji tersebut menginap, baik di Madinah maupun Makkah, termasuk sektor, dan wilayahnya. Karena itu, jemaah harus selalu membawa identitas tersebut.
Aplikasi Haji Pintar
Salah seorang petugas PPIH Arab Saudi, Fahmi Zulkarnain mengaku sering mengantarkan jemaah haji Indonesia yang nyasar karena tidak tahu jalan pulang menuju hotel sepulang dari masjid.
"Jika jemaah membawa kartu identitas, petugas mudah melacak hotel tempatnya menginap, cukup scan barcode dari kartu identitas jemaah. Scan barcode dengan aplikasi Haji Pintar akan mempermudah petugas mengantar jemaah pulang," katanya.
Aplikasi Haji Pintar ini juga bisa di-download oleh jemaah maupun petugas kloter. Sehingga baik jemaah maupun petugas kloter bisa bersama-sama membantu jemaah haji lain jika tersesat.
"Maka, kartu identitas harus selalu dibawa. Jika nyasar, bisa tanya ke petugas, mencari petugas haji Indonesia yang berseragam khusus. Dari kartu identitas itulah, akan diketahui data hotel tempat jemaah menginap, sehingga memudahkan petugas atau jemaah lainnya mengantar," ujar Fahmi.
Advertisement