Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Persatuan Nasional, Sarwono Kusumaatmadja meninggal dunia di Penang, Malaysia pada Jumat (26/5/2023) pukul 17.15, waktu Malaysia. Sarwono mengembuskan nafas terakhirnya pada usia 79 tahun.
Presenter Kondang Ira Koesno mengaku punya momen tak terlupa dengan Almarhum pada detik-detik lengsernya Presiden Soeharto tahun 1998. Kala itu, Ira yang tengah membawakan siaran Liputan6 terlibat wawancara eksklusif yang terkenang sampai saat ini yakni analogi ‘cabut gigil’ yang disampaikan oleh almarhum.
Advertisement
“Pak Sarwono adalah salah satu dari sedikit orang di lingkaran kekuasaan Almarhum Pak Harto yang sejak awal masa reformasi berani bersuara lantang. Saya ingat saat mewawancarai Pak Sarwono di Liputan 6 Siang, pertengahan Mei 98, beliau ngotot tetap memakai pita hitam di lengan, tanda Indonesia sedang tidak baik-baik, terlebih lagi berduka setelah tragedi penembakan empat mahasiswa Trisakti,” kata Ira saat berbincang dengan Liputan6.com melalui pesan singkat, Minggu (28/5/2023).
Ira meyakini, Almarhum tidak mau berkompromi soal bicara pergantian kekuasaan. Bahkan Ira mengingat betul Almarhum tidak mau menjadi narasumber jika tidak diperbolehkan bicara tegas.
“Diksi kompromi yang kemudian dipakai dan dikenal luas: "cabut gigi"!
Sesudah itu 'geger', karena diksi ini buat sebagian orang diyakini sebagai 'kode' untuk para mahasiswa bergerak,” yakin Ira.
Ira menyampaikan, usai wawancara tersebut Redaksi Liputan 6 dipanggil oleh sang pemilik stasiun TV SCTV yakni Keluarga Cendana. Bahkan terancam dibubarkan karena hal tersebut
“Kami dipanggil pemilik! Sangat bisa dibayangkan karena Liputan 6 SCTV adalah stasiun televisi milik keluarga Cendana, sementara dialog didalamnya bicara tentang pergantian rezim Pak Harto. PemRed waktu itu Ibu Ita yang menanggung hukuman, meski seluruh Liputan 6 juga terancam dibubarkan,” khawatir Ira pada waktu itu.
Jadi Perbincangan
Sebagai seorang yang baru berkarier di dunia media, Ira mengaku ketar-ketir karena secara langsung masuk dalam polemik negara yang situasinya sedang kacau. Namun secara mendadak usai wawancara tersebut namanya langsung menjadi perbincangan publik.
“Saya baru meniti karier sekitar dua tahun lebih (tapi) Wawancara tersebut membuat saya (dan Liputan 6) menjadi perbincangan publik, dianggap berani dan tegas!,” ungkap Ira.
Namun Apni Jaya, sababat dari Ira di TVRI terus menyemangati. Dia meyakini, bila rezim Soeharto benar-benar tumbang maka Ira akan menjadi bintang karena wawancaranya bersama Sarwono. Benar saja, empat hari setelah wawancara tersebut, Soeharto berhenti dan transisi kepemimpinan dilanjutkan oleh Presiden BJ Habibie.
“Sekarang situasinya sangat sulit, tapi kalau akhirnya perjuangan mahasiswa berhasil dan rezim ini berganti, maka kita Liputan 6, akan jadi bintang, kamu akan jadi bintang, Ira!,” tutur Ira mengenang ucapan sang sahabat.
Karena itu, salah satu pesan terakhir yang disampaikan Ira untuk Almarhum Sarwono adalah soal rasa terima kasihnya karena sudah menjadikannya BINTANG.
“Ira Koesno yang bapak jadikan Bintang,” tulis Ira menutup.
Advertisement