Liputan6.com, Jakarta Subholding Upstream Pertamina sukses memboyong 5 penghargaan sekaligus dalam ajang Annual Pertamina Quality Award (APQA) 2023. APQA merupakan ajang penghargaan tahunan dalam bidang inovasi dan perbaikan berkelanjutan yang diselenggarakan PT Pertamina (Persero).
Ajang yang tahun ini mengusung tema Embracing Change, Leap The Challenges diselenggarakan di Graha Pertamina.
Advertisement
Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero), Emma Sri Martini, Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) PT Pertamina (Persero), M. Erry Sugiharto, dan Direktur SDM & Penunjang Bisnis Subholding Upstream, Oto Gurnita.
Dalam sambutannya, Direktur SDM PT Pertamina (Persero), M. Erry Sugiharto, menjelaskan bahwa saat ini merupakan masa revolusi industri 5.0 dimana pemanfataan teknologi modern seperti artificial intelligence, robotic, mesin e-learning akan berjalan beriringan dengan aktivitas manusia.
“Kita akan terus berhadapan dengan teknologi, apabila dimaknai secara positif tentunya akan membantu kita menjawab tantangan dan mengakselerasi kinerja. Namun di sisi lain hal tersebut bisa menjadi ancaman dan tidak bisa beradaptasi atas perubahan tersebut. Quality Management menjadi faktor penting dalam meningkatkan keunggulan kompetitif, membangun citra Perusahaan, dan meningkatkan nilai tambah dalam mencapai kesuksesan yang akan dirasakan jangka Panjang,“ tegas Erry.
Dalam kegiatan tersebut, Subholding Upstream Pertamina kembali menunjukkan prestasi dengan raihan lima penghargaan, diantaranya The Most Productive & Sustainable CIP, The Most Productive Replicated Innovation, The Best KOMET Influencer, The Best Business Performance Excellence, dan The Best Value Creation Achievement.
Direktur SDM & Penunjang Bisnis Subholding Upstream Pertamina, Oto Gurnita, mengungkapkan bahwa APQA merupakan program yang sangat positif dan konstruktif sehingga harus selalu didukung pelaksanaannya secara berkesinambungan.
“Alhamdulillah pelaksanaan APQA 2023 berjalan dengan lancar dan seluruh inovasi memberikan kontribusi yang signifikan. Inovasi merupakan salah satu pilar dari Quality Management yang telah menjadi budaya perusahaan. Selain itu inovasi juga menjadi bagian dari bisnis proses keseharian untuk menghasilkan produk-produk yang optimal sehingga mendukung operational excellent untuk mendukung pencapaian target perusahaan,” terang Oto.
Komitmen Subholding Upstream Pertamina
Lebih lanjut Oto menerangkan komitmen Subholding Upstream Pertamina. "Kami akan terus melaksanakan inovasi diberbagai fungsi untuk menghasilkan value creation seoptimal mungkin tanpa mengorbankan safety dan operational excellence,” pungkas Oto.
APQA tahun 2023 merupakan penyelenggaraan tahun ke 13 di mana terdapat total 154 inovasi yang mendapatkan penghargaan. Subholding Upstream Pertamina juga berhasil meraih 21 kategori platinum, 23 kategori gold, dan 9 kategori silver.
Subholding Upstream Pertamina, yang dikoordinir oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE), terus berkomitmen menjaga praktik bisnis sesuai dalam jalur tren investasi berkelanjutan (environmental, social and governance/ESG) juga aspek safety. PHE telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) sebagai partisipan/member sejak Juni 2022.
Subholding Upstream berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian penerapan aspek ESG.
Subholding Upstream Pertamina akan terus mengembangkan pengelolaan operasi di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Socially Responsible dan Good Governance.
Advertisement
Nikkei Forum Future of Asia: Pertamina Sampaikan Komitmen dan Upaya Mencapai Net Zero Emission
Pertamina berkomitmen untuk mendukung pemerintah Indonesia mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat dengan mengembangkan peta jalan dekarbonisasi aset dan pembangunan bisnis hijau (green business building).
Komitmen Pertamina tersebut disampaikan oleh Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina Salyadi D. Saputra ketika menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan Nikkei Forum 28th "Future of Asia", di Tokyo, pada Jumat (26/5/2023).
Dalam sesi diskusi panel bertajuk"Asia's GX (green transformation) changes the world", Salyadi menyampaikan mengenai upaya yang dilakukan Pertamina dalam rangka dekarbonisasi. Hal ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission di tahun 2060.
"Indonesia saat ini memberikan perhatian lebih terhadap climate change, termasuk Pertamina. Kami melakukan upaya dekarbonisasi,yang dipetakan dalam roadmap dekarbonisasi yang terdiri dari dua pilar yaitu decarbonization dan new business building untuk renewable energy," ujarnya.
Saat ini kontribusi revenue dari fossil fuel Pertamina masih sekitar 82%.Diharapkan dengan bisnis baru di bidang renewable, Pertamina diharapkan dapat menurunkan kontribusi tersebut menjadi 60 % di tahun 2030 hingga 30-35 % di tahun 2060 mendatang.
Aspek New Business Building
Untuk aspek new business building, melalui subholdingnya, Pertamina berupaya mengeksplor sumber daya energi baru yang diharapkan dapat memberi lebih banyak kontribusi revenue.
"Pertamina memiliki kewajiban untuk memastikan energi bagi masyarakat available (tersedia), affordable (terjangkau) dan reliable (dapat diandalkan). Hal Inilah yang perlu kami seimbangkan bagaimana kami bisa menciptakan energy security, juga melakukan konversi ke green energy sources. Ini merupakan tantangan untuk kami, tapi kami telah mengidentifikasi apa saja yang bisa kami lakukan," jelas Salyadi.
Dekarbonisasi Bisnis dan efisiensi energi Pertamina, diantaranya melalui pembangkit listrik ramah lingkungan, losses reduction, elektrifikasi armada, elektrifikasi peralatan statis, carbon capture storage (CCS) dan low carbon fuel for fleets.
Adapun bisnis baru Pertamina meliputi Energi Terbarukan, EV charging and swapping, Hidrogen Biru/Hijau, Nature-Based Solutions, Baterai dan EV, Biofuel, CCS/CCUS terintegrasi, dan Carbon Market Business.
Advertisement