AS Hibahkan Rp15 Miliar untuk Dukung Indonesia Capai Target Nol Emisi

Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat mendukung Indonesia dalam transisi energi bersih menuju pencapaian emisi nol bersih melalui pemberian hibah yang bernilai Rp15 miliar rupiah.

oleh Chesa Andini Saputra diperbarui 29 Mei 2023, 08:39 WIB
Acara penandatanganan hibah dari USTDA di Jakarta, Indonesia pada hari Jumat (26/5/2023). (Sumber: Pers Kedubes AS)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat (U.S. Trade and Development Agency atau USTDA) memberikan hibah bernilai Ro15 miliar (atau 1.046.434 dolar AS) untuk mendukung transisi energi bersih Indonesia pada Jumat 26 Mei 2023.

Hibah ini diberikan kepada PT Medco Power Indonesia (Medco) yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, untuk studi kelayakan guna membantu pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berkapasitas 111 megawatt di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.

Proyek ini akan memfasilitasi penggantian sumber energi berpolusi tinggi dengan energi bersih dan terbarukan, demikian dikutip dari siaran pers resmi Kedubes AS yang dimuat Liputan6.com (29/5/2023).

Presiden Direktur Medco Eka Satria dan Direktur Regional USTDA untuk Indo-Pasifik Verinda Fike berpartisipasi dalam acara penandatanganan hibah tanggal 26 Mei kemarin yang disaksikan oleh Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Michael F. Kleine.

Wakil Dubes Kleine mengatakan, “Pemerintah AS bangga bermitra dengan Indonesia untuk mempromosikan solusi energi terbarukan. Proyek ini menunjukkan komitmen kuat Amerika Serikat untuk membantu Indonesia dalam transisi energi bersih menuju pencapaian emisi nol bersih.”

Studi USTDA ini akan menyediakan pengkajian dan penilaian sumber energi angin yang terperinci, analisis geoteknik awal, desain pembangkit listrik dan sistem interkoneksi, studi integrasi jaringan, penilaian dampak lingkungan dan sosial awal, penilaian risiko, analisis biaya dan ekonomi, dan analisis rencana implementasi.

“Sebagai salah satu perusahaan energi bersih dan terbarukan terkemuka di Indonesia, Medco Power terus mendukung komitmen pemerintah Indonesia terhadap mitigasi perubahan iklim dan target menuju pengurangan emisi serta target nol bersih,” ujar Presiden Direktur PT Medco Power Indonesia Eka Satria.

“Penandatanganan ini juga merupakan bagian dari strategi perubahan iklim kami dalam mengembangkan portofolio listrik dari energi terbarukan,” tambahnya.


Mitra AS

Acara ini dihadiri oleh Presiden Direktur Medco Eka Satria dan Direktur Regional USTDA untuk Indo-Pasifik Verinda Fike, serta Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Michael F. Kleine. (Sumber: Pers Kedubes AS)

Direktur USTDA Enoh T. Ebong telah mengatakan harapannya dalam proyek ini. Mereka ingin memajukan transisi energi bersih di Indonesia dan menawarkan sumber energi terbarukan kepada masyarakat di Sumbawa Barat.

“Kami mengantisipasi minat kuat dari industri AS untuk bermitra dengan Medco dalam penerapan proyek prioritas ini, dan kami percaya bahwa fleksibilitas dan relevansi peranti persiapan proyek kami terhadap kebutuhan infrastruktur Indonesia menjadikan kami mitra yang sebenarnya,” katanya.


Transisi Energi Indonesia

Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Indonesia.

Hibah bernilai Rp15 miliar ini mendukung transisi energi bersih Indonesia, di bawah Kemitraan Transisi Energi yang Adil (Just Energy Transition Partnership, atau JETP).

JETP merupakan kemitraan yang dipimpin oleh Indonesia berdasarkan target iklim ambisius Indonesia, dan sudah ada 20 miliar dolar yang diinvestasikan dalam JETP.

Itu mencakup 10 miliar dolar dari sektor publik dan 10 miliar dolar dari lembaga keuangan swasta yang dikoordinasikan oleh Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ).

Di bawah JETP, International Partners Group (IPG) membawa semua peranti yang tersedia untuk mendukung transisi energi Indonesia, termasuk pembiayaan lunak dengan suku bunga di bawah pasar.

Saat ini, sekretariat JETP sedang menyusun Rencana Investasi dan Kebijakan Komprehensif (CIPP) yang akan memandu pembiayaan JETP selama tiga hingga lima tahun ke depan.


Rencana Investasi JETP Ditarget Selesai Bulan Agustus

Presiden Indonesia, Joko Widodo dan para pemimpin International Partners Group (IPG) dari negara-negara mitra, dipimpin bersama oleh Amerika Serikat dan Jepang, termasuk Kanada, Denmark, Uni-Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Norwegia, dan Inggris, meluncurkan Just Energy Transition Partnership (JETP) pada acara Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) di KTT G20 pada tanggal 15 November 2022. (Dok Kemenko Marves)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan CIPP untuk program pendanaan JETP selesai pada tanggal 16 Agustus 2023.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menegaskan, dipilihnya tanggal 16 Agustus karena Pemerintah ingin memanfaatkan momen menjelang Kemerdekaan RI.

"Akan menyelesaikan CIP nya itu 16 Agustus, kita akan memanfaatkan momen kemerdekaan di situ sih. Ini kesepakatan sudah ditentukan tanggalnya, disepakati juga waktunya. Ini tidak mudah ya. Karena kita ingin comprehensive investment plan ini workable," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, saat ditemui di Ayana Midplaza, Jakarta, Rabu (10/5/2023). JETP adalah skema pendanaan untuk transisi energi di Indonesia sebesar USD 20 miliar. JETP merupakan hasil kesepakatan pemimpin negara di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali tahun 2022 lalu

Untuk baca selengkapnya, klik di sini.

Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya