Liputan6.com, Siem Reap - Seorang peternak reptil berusia 72 tahun terbunuh setelah jatuh ke kandang berisikan 40 ekor buaya miliknya di Siem Reap, Kamboja.
Kepala polisi setempat, Mey Savry, mengatakan bahwa reptil tersebut mencabik-cabik tubuh pria itu dengan adanya genangan darah yang tertinggal di kandang.
Advertisement
Dilaporkan oleh media Mirror, Senin (29/5/2023) peternak reptil yang bernama Luan Nam itu sedang mencoba untuk memindahkan seekor buaya keluar dari kandang tempat mereka bertelur. Namun, hewan itu "menyerang tongkat" yang sedang Luan gunakan dan menyebabkan dia jatuh ke dalam kandang.
"Kemudian buaya lain menerkam, menyerangnya sampai dia mati."
Sebuah foto mengerikan yang diambil setelah insiden tragis itu menunjukkan seekor buaya dengan sandal jepit pria itu di mulutnya.
Savry mengatakan tubuh petani itu penuh dengan bekas gigitan - dan dia dilaporkan kehilangan kedua lengan dan kakinya, yang telah ditelan oleh buaya.
Tubuh Luan Nam kemudian diangkut ke rumah keluarganya yang terletak di Desa Po Banteay Chey.
Menurut pemimpin komunitas setempat, May Sameth, keluarga Nam telah mendesaknya selama bertahun-tahun untuk berhenti memelihara reptil. Tetapi dia terus melakukannya karena dia adalah presiden asosiasi petani buaya lokal.
Insiden Serupa Tahun 2019
Pada tahun 2019, insiden serupa juga terjadi, melibatkan seekor buaya yang menerkam gadis berusia dua tahun hingga mati dan dimakan.
Otoritas setempat mengatakan Rom Roath Neary meninggalkan rumahnya sendirian untuk pergi bermain-main di sekitar peternakan milik keluarganya. Tetapi ia jatuh ke dalam lubang buaya dan dia tidak terlihat hidup lagi.
Polisi mengatakan bahwa ayah gadis itu hanya menemukan tengkoraknya di dalam kandang, yang memiliki pagar dengan celah yang cukup kecil untuk dilalui anak-anak.
Kapten Chamnan, wakil kepala polisi Siem Reap berkata, "Ayahnya hanya menemukan tengkoraknya di kandang buaya, tempat dia dibunuh oleh buaya."
Ada sejumlah peternakan buaya di sekitar Siem Reap, yang merupakan kota terbesar kedua di Kamboja dan menjadi tempat wisata utama karena terletak di sebelah kompleks candi Angkor Wat.
Buaya terutama dibudidayakan untuk diambil telur, kulit, dan dagingnya serta untuk diperdagangkan.
Advertisement
Pengusaha Thailand Viral Akibat Minum Darah Buaya
Berita aneh tapi nyata, seorang pengusaha asal Thailand selatan baru-baru ini menjadi viral karena dirinya mengklaim bahwa rahasia kesehatannya yang baik adalah, dengan meminum darah buaya yang dicampur alkohol dua kali sehari.
Mengutip dari ghanamma.com, Sabtu (20/5/2023), Rojakorn Nanon yang berusia 52 tahun dari Provinsi Trang Thailand mengklaim memulai hari dengan segelas darah buaya dan dicampur dengan minuman beralkohol Thailand, yang disebut lao khao. Bukan hanya itu saja, ternyata dirinya juga menikmati minuman serupa sebelum tidur.
Pengusaha itu mengklaim bahwa dia dulu lemah secara fisik dan merasa kelelahan sepanjang waktu, tetapi sejak dia mulai minum ramuan darah buaya, keadaan berubah menjadi lebih baik. Dia meyakini itu efek dari ramuan racikannya.
Dirinya juga percaya, darah dari buaya mempunyai keajaiban untuk beberapa organ, darah, dan sistem saraf.
Nanon mulai meminum darah buaya yang dicampur dengan lao khao pada Maret lalu, setelah mengetahui koktail tersebut dijual oleh Wanchai Chaikerd, pemilik peternakan buaya Thailand di subdistrik Ban Pho.
Harga Darah Buaya
Nanon mulai meminum darah buaya yang dicampur dengan lao khao pada Maret lalu, setelah mengetahui koktail tersebut dijual oleh Wanchai Chaikerd, pemilik peternakan buaya Thailand di subdistrik Ban Pho.
Wanchai yang berusia 53 tahun mengklaim bahwa darah buaya sangat sedikit – satu atau dua gelas – jadi dia mencampurnya dengan lao khao. Dan dibandrol sekitar $6 – $9 (89 ribu - 134 ribu rupiah) per gelas.
Wanchai, yang memiliki peternakan buaya terbesar di Provinsi Trang, mengklaim bahwa ramuannya membantu sirkulasi, memperkuat sel darah merah, meningkatkan jumlah trombosit dan sel darah putih, serta memelihara sel telur dan sperma. Konon darah buaya bahkan bisa menyembuhkan kemandulan.
Buaya yang berusia antara tiga dan empat tahun biasanya dikorbankan untuk membuat koktail kontroversial itu, karena pada saat itulah mereka paling kuat sehingga darahnya memiliki efek paling kuat.
Wanchai hanya bisa mengekstrak sekitar 100cc darah dari satu hewan, yang hanya cukup untuk dua gelas.
Advertisement