Liputan6.com, Jakarta - Twitter menarik diri dari perjanjian sukarela Kode Praktik Disinformasi atau Code of Practice on Disinformation Uni Eropa (UE) untuk memerangi disinformasi.
Informasi ini disampaikan oleh Komisaris Pasar Internal UE, Thierry Breton, melalui sebuah tweet. Demikian sebagaimana dikutip dari Engadget, Minggu (28/5/2023).
Advertisement
“Kamu bisa lari tapi kamu tidak bisa bersembunyi. Tim kami siap untuk penegakan hukum," kata Breton dengan pesan bernada geram, mengacu pada Undang-Undang Layanan Digital (Digital Services Act/DSA) UE.
Mulai 25 Agustus, DSA akan mewajibkan platform online yang sangat besar seperti Twitter untuk lebih proaktif dengan moderasi konten.
Untuk diketahui, sebelum pengambilalihan Elon Musk pada Oktober lalu, Twitter menandatangani Kode Praktik UE untuk melawan disinformasi pada 2018, bersama perusahaan seperti induk Facebook (Meta), Google, dan TikTok.
Meskipun Kode ini bersifat sukarela, UE mengumumkan pada Juni 2022 bahwa mematuhi perjanjian akan diperhitungkan dalam kepatuhan DSA.
Seperti yang dilaporkan TechCrunch, keputusan Twitter untuk menarik diri dari kesepakatan hanya tiga bulan sebelum UE mulai memberlakukan DSA, tampaknya merupakan rencana perusahaan untuk mengabaikan aturan tentang moderasi konten.
Mengabaikan DSA tampaknya harus dibayar mahal oleh Twitter dan Elon Musk. Undang-undang tersebut memungkinkan pejabat UE untuk memberikan hukuman hingga 10 persen dari omzet tahunan global untuk pelanggaran, dengan potensi denda hingga 20 persen dari omzet di seluruh dunia untuk contoh ketidakpatuhan yang berulang.
Komisi Eropa juga mengatakan bahwa ketidakpatuhan berulang memungkinkan UE memblokir akses ke layanan yang menyinggung.
Pelanggan Twitter Blue Bisa Unggah Video Berdurasi 2 Jam dengan Ukuran hingga 8GB
Di sisi lain, ada kabar baik bagi kamu pelanggan Twitter Blue, di mana saat ini bisa mengunggah video dengan durasi yang jauh lebih panjang.
Dilansir Engadget, Jumat (19/5/2023), perusahaan memperbarui fitur Twitter Blue yang memungkinkan pelanggan premium mengunggah file video selama dua jam dan sebesar 8GB.
Langkah ini dilakukan Twitter untuk membuat platform dan layanan berlangganan miliknya lebih menarik bagi banyak pengguna, khususnya seperti pembuat podcast dan pembuat film indie. Namun, fitur ini dikhawatirkan bakal dimanfaatkan oleh penyebar konten bajakan.
Untuk diketahui, batas durasi video dua jam, dua kali lipat dari batasan sebelumya yang maksimum satu jam dan empat kali lipat batas file standar 2GB. Akan tetapi, kualitas video masih dibatasi pada 1080p untuk semua pengguna.
Twitter sebelumnya menambahkan batasan satu jam untuk pelanggan Blue pada Desember 2022, dan juga memperbarui tool pemutar medianya menjadi lebih modern dengan menawarkan kontrol kecepatan pemutaran.
Pembaruan ini juga memungkinkan pengguna iOS mengunggah video yang lebih panjang di aplikasi seluler, sedangkan pengguna Android dengan rekaman yang lebih panjang masih perlu menggunakan Twitter di browser.
Perlu dicatat, berlangganan Twitter Blue tidak diperlukan untuk menonton klip yang lebih panjang karena siapa pun bisa melakukannya.
Advertisement
Elon Musk Bakal Perkenalkan DM Terenkripsi untuk Pelanggan Twitter Blue
Sebelumnya, Twitter meluncurkan fitur Direct Messages (DM) terenkripsi untuk meningkatkan keamanan obrolan antar pengguna. Dengan fitur baru ini, pengguna akan dapat mengirim dan menerima pesan tanpa diketahui siapa pun, bahkan pihak aplikasi.
Rencana perilisan DM terenkripsi ini diumumkan oleh CEO Twitter, Elon Musk, melalui akun pribadinya @elonmusk pada Rabu (17/5/203).
Dalam dokumen dukungan terbarunya, Twitter menjelaskan pengguna harus membayar untuk bisa menerima DM terenkripsi. Artinya, fitur hanya akan tersedia bagi akun centang biru yang berlangganan Twitter Blue, organisasi terverifikasi, dan afiliasi dari organisasi terverifikasi.
Sebagai informasi, organisasi perlu membayar USD 1.000 atau sekitar Rp 14 juta per bulan, sementara afiliasinya dikenakan tarif USD 50 atau setara Rp 744 ribu per orang.
Kebijakan ini jelas berbeda dengan platform lain, seperti WhatsApp, Messenger, Signal, dan iMessage, yang menawarkan fitur perpesanan terenkripsi secara gratis.
Dilansir The Verge, Kamis (18/5/2023), fitur baru Twitter ini hanya bisa digunakan ketika pengirim dan penerima menggunakan aplikasi versi terbaru di perangkat mereka. Lalu, penerima pesan harus mengikuti pengirim, pernah saling berkirim pesan, atau menerima permintaan DM dari pengirim.
Dalam percakapan terenkripsi, pengguna akan menemukan ikon gembok kecil di samping foto profil akun lawan bicara. Nantinya, DM terenkripsi juga akan terpisah dari DM biasa.
Sebelumnya, Elon Musk telah mengungkapkan keinginannya untuk menambahkan fitur ini sejak beberapa bulan lalu.
Menurut Musk, dukungan enkripsi ini memungkinkan pengguna berkomunikasi tanpa khawatir soal privasi mereka, seperti pelanggaran data menyebabkan DM masuk ke web.
Fitur DM Terenkripsi Masih Punya Berbagai Kekurangan
Sayangnya, hingga saat ini DM terenkripsi masih memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya, yaitu fitur hanya bisa digunakan pada percakapan pribadi antar akun.
Kendati demikian, Twitter mengatakan akan segera memperluas dukungan ke percakapan grup.
Fitur ini juga hanya memungkinkan pengguna mengirimkan teks dan link, karena media seperti foto dan video belum dapat dienkripsi Twitter. Gawatnya, Twitter mengingatkan bahwa pihaknya tidak dapat menjamin keamanan pengguna dari serangan man-in-the-middle (MiTM).
Untuk diketahui, MiTM merupakan sebuah serangan siber yang dilakukan untuk mencuri informasi dan memata-matai korban, dilansir Cyber Academy.
"Alhasil, jika seseorang, misalnya orang dalam yang jahat, atau Twitter sendiri sebagai bagian dari proses hukum yang wajib, menyusupi percakapan terenkripsi, baik pengirim maupun penerima tidak akan tahu," kata Twitter, dikutip dari The Verge, Minggu (14/5/2023).
Advertisement