Bola Ganjil: 99 Persen Bakal Degradasi, Jadi Juara Semusim Kemudian

Masa depan Fluminense terlihat suram saat Serie A Brasil 2009 menyelesaikan 27 putaran. Mereka terdampar di dasar klasemen karena baru memenangkan tiga pertandingan.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 29 Mei 2023, 00:30 WIB
Fluminense nyaris terdegradasi sebelum menjadi juara setahun berselang. (AFP/Carl De Souza)

Liputan6.com, Jakarta - Masa depan Fluminense terlihat suram saat Serie A Brasil 2009 menyelesaikan 27 putaran. Mereka terdampar di dasar klasemen karena baru memenangkan tiga pertandingan.

Dengan perolehan 16 poin, Fluminense yang saat itu berstatus juara Negeri Samba dua kali, tertinggal enam angka dari zona aman.

Performa inkonsisten tersebut pun memicu sentimen negatif. Guardian melaporkan, ahli statistik menyebut peluang Fluminense terdegradasi sebesar 99 persen.

Nyatanya angka itu tidak berarti apa-apa. Fluminense sukses mengubah peruntungan pada 11 pertandingan terakhir.

Kebangkitan mereka diawali dengan tiga hasil imbang (melawan Corinthians, Internacional, Goias) dan kemenangan (vs Santo Andre). Fluminense lalu berjaya pada enam duel selanjutnya kontra Atletico Mineiro, Cruzeiro, Palmeiras, Athletico Paranaense, Sport, dan Vitoria.

Laju positif tersebut terhenti pada pertandingan pamungkas kontra Coritiba. Fluminense harus puas bermain 1-1. Namun, hasil itu cukup untuk memastikan posisi mereka di kasta tertinggi musim depan.

Fluminense mengakhiri kompetisi mengoleksi 46 angka, satu nilai di atas zona merah.

 


Juara Brasil Setahun Berselang

BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Pengalaman bermain dengan maut menjadi pelajaran berharga bagi Fluminense. Mereka berbenah pada musim selanjutnya.

Hasilnya pun spektakuler. Klub yang berdiri tahun 1902 itu menduduki takhta Brasil berkat keunggulan dua poin atas pesaing terdekat Cruzeiro.

Fluminense kemudian kembali menjadi tim papan atas Brasil. Mereka bahkan kembali menjuarai Serie A pada 2012.


Jadi Inspirasi Leicester City?

bola ganjil (Liputan6.com/Abdillah)

Apa yang Fluminense lakukan mirip dengan peristiwa di Inggris beberapa tahun berselang. Pada 2014/2015, Leicester City berada di dasar Premier League dengan kompetisi menyisakan sembilan laga. Mereka tertinggal tujuh poin dari zona aman.

The Foxes lalu memenangkan tujuh pertandingan dan sekali imbang untuk bertahan di level tertinggi.

Edisi berikutnya, Leicester City menciptakan salah satu kejutan terbesar sepanjang sejarah sepak bola dengan menjadi juara Inggris.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya