Liputan6.com, Jakarta - Rasa sakit di belakang mata seringkali tidak menjadi perhatian segera, rasa sakit ini sering menunjukkan kondisi yang mendasarinya dan secara signifikan bisa memengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang, membuatnya sulit bekerja, melakukan aktivitas, atau bahkan tidur dengan nyaman.
Tapi, kondisi ini bisa menjadi tanda sakit kepala cluster atau cluster headache.
Advertisement
Ada berbagai jenis kepala yang mungkin dialami seseorang, termasuk sakit kepala tegang, sakit kepala sinus, migrain, sakit kepala hipertensi dan sakit kepala cluster.
"Di antaranya, sakit kepala cluster sangat menantang karena mengikuti pola siklus dan dikenal sangat menyakitkan," kata Konsultan Senior Neurologi di Rumah Sakit Manipal Patiala, Satwnt Singh Sachdeva, seperti melansir dari Times of India, Senin (29/5/2023).
Serangan-serangan ini bisa terjadi selama tidur, tiba-tiba megejutkan individu yang terjaga dengan rasa sakit yang hebat dan menyiksa yang berpusat di sekitar atau di belakang salah satu mata.
Rasa sakitnya sering digambarkan tajam, menusuk dan bisa menjalar ke area pelipis.
"Serangan sakit kepala cluster bisa menjadi sering dan bertahan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, sangat memengaruhi kualitas hidup orang tersebut," sambungnya.
Oleh karena itu, ketahui beberapa gejala sakit kepala cluster lainnya:
1. Sensitivitas terhadap cahaya dan suara
Banyak individu dengan sakit kepala cluster menjadi sensitif terhadap cahaya (fotofobia) dan suara (fonofobia) selama serangan.
Paparan cahaya terang atau suara keras bisa memperburuk rasa sakit dan ketidaknyamanan.
"Pilihan pengobatan untuk sakit kepala cluster termasuk perawatan untuk menghilangkan rasa sakit selama serangan, seperti terapi oksigen aliran tinggi dan obat-obatan, serta obat pencegahan untuk mengurangi frekuensi dan intensitas episode cluster headache," ucap Dr. Sachdeva.
2. Kegelisahan dan agitasi
Selama serangan sakit kepala cluster, individu sering mengalami kegelisahan dan agitasi. Individu mungkin akan mondar-mandir, bergoyang-goyang, atau melakukan gerakan berulang lainnya untuk mengatasi rasa sakit.
3. Gejala otonom
Menurut Dr. Sachdeva, "Gejala-gejala ini bisa berupa kemerahan dan mata berair di sisi yang terkena, kelopak mata terkulai atau bengkak, hidung tersumbat atau pilek, berkeringat, atau muka memerah."
Advertisement
Gejala lainnya
4. Waktu biasa
Sakit kepala cluster seringkali mengikuti pola waktu yang tepat, dengan serangan terjadi pada waktu yang sama setiap hari atau malam. Siklus yang bisa diprediksi ini bisa mengganggu tidur dan rutinitas sehari-hari.