Liputan6.com, Pennsylvania - Dahsyatnya tornado yang terjadi 38 tahun lalu di Amerika Serikat bagian Timur Laut dan Kanada bahkan terekam dalam teknologi radar yang masih primitif di tahun itu.
Sebanyak 43 tornado dan banyak badai petir yang merusak melanda Ohio, Pennsylvania, New York, dan Ontario, mengutip National Weather Service.
Advertisement
Melansir The Inquirer, Greg Forbes, profesor Penn State yang di masa depan menjadi spesialis badai hebat, mengatakan bahwa besarnya tornado pada saat itu terlihat dari "gambar bola" pada radar yang menunjukkan bahwa tornado telah menelan puing-puing dalam jumlah besar.
Forbes mengatakan, "Orang-orang sedang sekarat sekarang," saat ia menyaksikan radar.
Tornado outbreak atau wabah tornado yang terjadi pada 31 Mei 1985 tersebut disebut paling mematikan dalam sejarah negara bagian itu, menembus jantung Pennsylvania dan menewaskan 89 orang.
Tak hanya itu, bencana ini juga menghasilkan satu-satunya tornado kategori F5 di negara bagian itu yang pernah tercatat, dengan kekuatan angin mencapai lebih dari 200 mph.
Keesokannya, Forbes melihat tumpukan pohon yang tumbang menumpuk setinggi 10 kaki atau sekitar tiga meter.
Putaran angin mematikan ini juga mengamuk di Ohio Utara, New York barat daya, dan Ontario. Daerah-daerah itu tidak terbiasa menghadapi badai ganas.
Dalam laporan pasca-badainya, National Oceanic and Atmospheric Administration mengambil sedikit kesimpulan.
"Mungkin pelajaran yang bisa dipetik dari wabah tahun 1985 adalah bahwa di bawah kondisi atmosfer yang tepat, tornado besar dapat terjadi, terlepas dari lokasi atau medannya."
Akibatkan Kerusakan dan Kematian
Tepat sebelum fajar pada tanggal 31 Mei 1985, udara hangat terangkat melintasi perbatasan Ohio-Pennsylvania dan suhu melonjak hingga tahun 80-an di Cleveland dan Erie, menurut akun Layanan Cuaca Nasional.
Lebih dari 10 tornado mendarat di Ontario.
Tepat setelah jam empat sore, kantor layanan cuaca Cleveland memposting peringatan badai.
Segera disadari bahwa wabah tornado dengan kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya sedang terjadi.
Forbes ingat bahwa wabah telah diperkirakan terjadi, tetapi tidak ada yang memperkirakan akan sebesar dan separah itu.
Selain korban tewas, lebih dari 1.000 orang terluka. Kerusakan properti diperkirakan senilai lebih dari $600 juta atau Rp8,9 triliun.
Badai tersebut adalah hasil dari ketidakstabilan atmosfer tingkat tinggi yang ada di lingkungan yang mendukung tornadic thunderstorms (badai petir tornadik).
Ini dipicu oleh lewatnya cold front akhir musim semi yang kuat.
Greg Forbes mengatakan dia tidak akan mengesampingkan terulangnya kedahsyatan badai tahun 1985 dalam 50 tahun ke depan atau lebih.
"Itu bisa terjadi lagi," ucapnya.
Advertisement
Korban Tewas Bertambah Jadi 26 Orang, 60 Badai Tornado Hancurkan Sejumlah Negara Bagian di AS
Tornado baru-baru ini menyerang AS, korban tewas terus bertambah hingga mencapai angka 20-an.
Sedikitnya 26 orang tewas setelah serangkaian badai tornado menghancurkan kota-kota di wilayah selatan dan barat tengah Amerika Serikat.
Dilansir BBC, Minggu (2/4/2023), rumah-rumah hancur dan ribuan orang mengalami putus aliran listrik setelah badai menyebabkan kehancuran di beberapa negara bagian.
Menurut Washington Post, lebih dari 60 badai tornado telah terjadi.
Negara-negara bagian termasuk Arkansas, Tennessee, Illinois, Indiana, Alabama, dan Mississippi semuanya memiliki korban jiwa akibat bencana tersebut.
Satu badai menghancurkan kota Wynne di Arkansas - sebuah komunitas sekitar 100 mil (170 km) di timur ibu kota negara bagian, Little Rock. Tornado di Little Rock terjadi saat serangkaian tornado menyapu bagian mid-west dan selatan.
US National Weather Service (Layanan Cuaca Nasional AS) telah memperingatkan risiko tinggi tornado di beberapa negara bagian sebagai akibat dari sistem badai besar.
Tornado Menerjang Myanmar, 8 Orang Tewas dan 232 Rumah Hancur
Masih di tahun ini, April lalu Myanmar juga sempat diterpa tornado parah yang hancurkan banyak bangunan.
Tornado melanda dua desa di Myanmar tengah, dekat ibu kota Naypyitaw, menewaskan delapan orang dan menghancurkan lebih dari 200 rumah pada Sabtu (22/4/2023).
"Tornado menghantam Desa Aung Myin Kone dan Tadau di pinggiran selatan Naypyitaw sekitar pukul 18.10 pada Jumat (21/4)," ungkap Thet Paing Soe dari organisasi amal Doh Lewe seperti dilansir Al Arabiya, Minggu (23/4).
Menurutnya, 128 orang dilarikan ke rumah sakit dan 232 rumah di dua desa tersebut hancur.
"Tornado melanda selama kurang lebih 40 menit. Hampir semua rumah di desa-desa tersebut rusak cukup parah. Pemulihan akan memakan waktu berbulan-bulan," ungkap Thet Paing Soe.
Tornado besar jarang terjadi di Myanmar. Namun, Direktur Jenderal di Departemen Meteorologi dan Hidrologi Kyaw Moe Oo mengatakan bahwa tornado dengan ukuran yang jarang menyebabkan kematian dan kerusakan serius sering terjadi pada musim panas dan pra-musim ketika suhu naik.
Advertisement