Liputan6.com, Banyuwangi Guna mengurai permasalahan sampah plastik di Banyuwangi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) bekerja sama dengan the Partnership for Plastics in Indonesian Society (PISCES) meluncurkan pusat pencegahan polusi plastik.
Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Kemenko Marves, Rofi Alhanif mengatakan bahwa PISCES Banyuwangi Living Lab ini merupakan ruang terbuka bagi peneliti, pemerintah, swasta, masyarakat, dan para inovator untuk berkolaborasi menciptakan berbagai inisiatif dan inovasi terkait sampah plastik.
Advertisement
"Bagaimana mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, pengelolaan plastik dalam siklus penuh plastik, serta bagaimana menyusun sistem pengelolaan limbah untuk merancang rantai solusi kemitraan antara pemerintah, bisnis, dan industri," katanya.
“Ini merupakan inovasi yang relatif baru di Indonesia, kita berharap ini sustain atau berkelanjutan. Kami mengundang akademisi, pelaku industri, komunitas, serta masyarakat hadir kemari untuk belajar bersama, dan menyusun konsep aksi nyata guna mencari solusi terkait sampah plastik khususnya,” tambah Rofi.
Selaras dengan itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyambut positif hadirnya Living Lab di Banyuwangi. Ia mengatakan bahwa program ini akan membantu mengakselerasi upaya penanganan sampah di Banyuwangi.
“Terima kasih kepada pemerintah pusat yang terus memberikan dukungan untuk pengelolaan persampahan di Banyuwangi. Hadirnya Living Lab beserta tim peneliti makin mengoptimalkan langkah-langkah penanganan sampah plastik yang sudah kita lakukan selama ini,” tuturnya.
Pusat Inovasi Berbasis Lokasi
Direktur kemitraan PISCES, Prof. Susan Jobling menjelaskan bahwa PISCES Living Lab Banyuwangi ini dijadikan sebagai pusat inovasi berbasis lokasi, di mana solusi inovatif diujicobakan dan dipantau secara nyata, sehingga ada keselarasan antara teori dari peneliti dan praktik lapangan.
“Apabila ini berjalan dengan baik, akan mendorong perubahan dalam mengatasi polusi plastik di sumbernya, melindungi ekosistem laut dan air tawar, meningkatkan perikanan dan pariwisata serta memperkuat ekonomi lokal, serta akan mengubah tata kelola hidup bersih dan sehat,” jelasnya.
Sebagai informasi, program PISCES merupakan kemitraan kolaboratif dan inklusif yang mempertemukan peneliti akademis dengan bisnis, industri, pemerintah, LSM, dan masyarakat sipil untuk memahami serta mengelola risiko polusi plastik.
Living Lab yang berlokasi di Banyuwangi ini diinisiasi oleh Menko Marves, Luhut B. Pandjaitan bersama para peneliti yang tergabung dalam program PISCES dan diawaki oleh Profesor Susan Jobling dari Brunel University London.
(*)
Advertisement