Liputan6.com, Jakarta - PLN Indonesia Power akan mengambangkan Captive Power hingga 5 ribu Mega Watt (MW) berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT) di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah, dengan menggandeng China Energy Engineering Corporation (CEEC) dan Baoshuo Taman Industry Investment Group (BTIIG).
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra dengan Vice President Director CEEC, Ms. Yuan Yingli dan President Director BTIIG, Cai Zhengyang yang disaksikan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok, Djauhari Oratmangun serta Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo dan Komisaris Utama PT PLN (Persero), Amien Sunaryadi beserta jajaran Direksi dari PLN, CEEC dan BTIIG.
Advertisement
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN Group terus berkomitmen untuk penuhi kebutuhan listrik nusantara, dalam hal ini untuk Kawasan industri Baoshuo dengan mengembangkan pembangkit ramah lingkungan.
Hal ini juga merupakan upaya yang dilakukan PLN Group Bersama calon mitra strategis dalam rangka peningkatan pembangunan yang berujung pada peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Pertemuan ini membuka kerjasama yang jelas untuk memenuhi kebutuhan listrik kawasan industri Baoshuo, kami berkomitmen menyediakan pasokan listrik sesuai kebutuhan Baoshuo dengan pengembangan PLTA dan PLTS tahap 1 dengan estimasi kapasitas 5 ribu MW dan tahap pengembangan selanjutnya di Sulawesi,” kata Darmawan, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Senin (29/5/2023).
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra pun optimis dengan menggandeng CEEC dapat mengakselerasi proyek captive power tersebut. Hal ini didasari karena CEEC menjadi salah satu perusahaan penyedia bisnis solusi energi terbesar di China dan berkompeten dalam pengembangan green energy.
“Kami sebagai Generation Company terbesar se-Asia Tenggara terus berupaya untuk kembangkan EBT di Indonesia serta dalam rangka mendukung target pemerintah untuk wujudkan 23% EBT di tahun 2025, maka dari itu kami bersama dengan CEEC yang merupakan salah satu perusahaan penyedia bisnis solusi energi terbesar di China dan berkompeten dalam pengembangan green energy akan berkolaborasi untuk mewujudkannya,” ungkap Edwin.
Kedepannya PLN Indonesia Power juga akan menyediakan pasokan energi bersih secara bertahap, dengan memanfaatkan potensi energi baru terbarukan di sekitar lokasi seperti PLTA, PLTS dan PLTB yang cukup tersedia di Sulawesi untuk menyuplai kebutuhan listrik di Kawasan Industri BTIIG.
"Hal ini merupakan bentuk komitmen dan implementasi PLN melalui Sub Holding PLN Indonesia Power dalam aspek Environmental, Social & Governance (ESG)," ucapnya.
PLN Indonesia Power Ajak Warga Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai Serayu Demi PLTA Jenderal Sudirman
PT PLN Indonesia Power berupaya mempertahankan keandalan pasokan energi primer Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bendungan Panglima Besar Jenderal Sudirman, dengan menjaga keseimbangan alam.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra mengatakan, keandalan PLTA tentunya tidak lepas dari kondisi waduk yang dalam hal ini merupakan sarana atau media penampung air sebagai energi primer PLTA.
Sebagai salah satu upaya menjaga keandalan PLTA, PLN Indonesia Power melalui salah satu unit Mrica PGU menginisiasi program pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan untuk rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu dan optimalisasi Waduk Panglima Besar Jenderal Sudirman.
“PLN Indonesia Power selalu komit terhadap keandalan pasokan listrik dengan memperhatikan aspek lingkungan dan sosial,” kata Edwin, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (28/3/2023).
Advertisement
Tantangan Korporasi
Senior Manager Mrica PGU PS. Kuncoro menyebutkan saat ini laju sedimentasi pada area hulu DAS Serayu yang masuk ke waduk Mrica mencapai 6,5 juta meter kubik per tahun nya.
“Saat ini sedimentasi bendungan PB Soedirman sudah mencapai 87,87 persen dari kapasitas penampungan air efektif yang sekitar 17,98 juta meter kubik atau hanya tinggal 12,13 persen saja, hal ini tentunya menjadi tantangan korporasi untuk tetap menjaga keandalan pembangkit,” papar Kuncoro.
Dalam kondisi saat ini dan sebagai upaya investasi jangka panjang, Mrica PGU bergerak untuk laksanakan program pemeliharaan di daerah waduk secara berkala diantaranya kegiatan maintenance dredging, merintis sekolah lapangan, dan program hijaunesiapower yang juga bekerjasama dengan stakeholder terkait untuk program-program yang berhubungan dengan kelestarian di DAS Serayu.