Liputan6.com, Jakarta - Calon emiten kendaraan listrik milik Grup Bakrie, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) atau Vektor bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan harga penawaran berkisar antara Rp 100-Rp 130 per saham. Selain itu, perseroan mengincar dana segar hingga Rp 1,13 triliun.
Di samping itu, Komisaris Utama VKTR Teknologi Mobilitas Anindya Bakrie menyinggung soal potensi pembagian dividen usai IPO. Namun, pihaknya akan fokus terhadap keuntungan perusahaan terlebih dahulu.
Advertisement
"Kami harus pertimbangkan dulu, yang penting perusahaan untung. Kami pikirkan apakah dananya lebih baik untuk dividen atau untuk diinvest ke depannya," kata Anindya Bakrie di sela Media Gathering VKTR, Senin (29/5/2023).
Berdasarkan prospektus VKTR Teknologi Mobilitas, perseroan hanya dapat membagikan dividen apabila mempunyai saldo laba yang positif. Penetapan, jumlah dan pembayaran dividen di kemudian hari atas saham, jika ada, akan bergantung pada faktor-faktor berikut, termasuk, hasil operasional, arus kas dan kondisi keuangan perseroan, serta rencana pengembangan usaha perseroan di masa yang akan datang.
Dengan memperhatikan ketentuan tersebut, perseroan berencana untuk membagikan dividen kas sebanyak-banyaknya sampai dengan 50 persen dari laba bersih tahun berjalan setelah menyisihkan untuk cadangan wajib mulai tahun buku 2023.
Besarnya pembagian dividen akan bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas perseroan serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi perseroan di masa yang akan datang. Dengan demikian, ke depan, perseroan bakal fokus ke bisnis kendaraan listrikdi bidang heavy mobility seperti bus dan truk.
Target Perseroan Usai IPO
"Ke depan, vektor fokus ke bisnis EV dibidang heavy mobility seperti bus dan truk. Kami sudah buktikan dengan penjualan yang ada terutama dengan TransJakarta. Ke depan selain TransJakarta akan ada ekspansi ke tempat lain ketika market-market nya siap," kata dia.
Di sisi lain, Presiden Direktur dan CEO VKTR Teknologi Mobilitas Gilarsi W Setijono menuturkan, pihaknya membidik pertumbuhan pendapatan dan laba hingga dua digit pada 2023.
"Ada pertumbuhannya ada, double digit. Insya Allah doakan ya," kata Gilarsi.
Menurut ia, bisnis kendaraan listrik ini masih cerah ke depan. Ini mengingat, peluangnya masih besar dan ada pangsa pasarnya.
"Sebenarnya melihatnya begini kondisi sekarang profitable enggak, ke depan tumbuh enggak, sekarang kompetitornya enggak ada, marketnya jelas-jelas ingin," kata dia.
Dalam rangka mencapai target tersebut, VKTR tengah menyiapkan sejumlah strategi. Salah satu strategi yang difokuskan adalah doing things right atau melakukan sesuatu dengan benar.
Advertisement
Incar Dana Segar Rp 1,1 Triliun Melalui IPO
Sebelumnya, anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan mengincar dana segar Rp 1,13 triliun.
Adapun perusahaan bergerak di bidang perdagangan besar mobil baru dan sepeda motor baru berupa kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
Mengutip laman e-ipo, Jumat (26/5/2023), VKTR Teknologi Mobilitas melepas saham sebanyak 8,75 miliar dengan nilai nominal Rp 10 per saham atau mewakili sebanyak-banyaknya 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Adapun, harga penawaran berkisar antara Rp 100 sampai dengan Rp 130 per saham. Dengan demikian, perseroan mengincar dana segar Rp 1,13 triliun.
Selain itu, perseroan mengadakan progam alokasi saham karyawan (Employee Stock Allocation atau ESA), dengan jumlah sebanyak-banyaknya 1 persen dari saham yang ditawarkan dalam penawaran umum atau sebanyak-banyaknya 87.500.000 saham.
Perseroan juga mengadakan Program MSOP (Management Stock Option Program atau MSOP), dengan jumlah sebanyak-banyaknya 1.312.500.000 saham atau sebanyak-banyaknya 2,9 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor setelah IPO saham, ESA dan MSOP.
Adapun, perseroan menunjuk PT Samuel Sekuritas Indonesia, PT Ciptadana Sekuritas Asia, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sedangkan, penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.
Rencana Penggunaan Dana IPO
Sementara itu, seluruh dana yang diperoleh dari IPO ini setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penawaran umum sekitar 39,93 persen akan digunakan oleh Perseroan untuk belanja modal atau (capital expenditure/capex).
Sekitar 11,59 persen akan diberikan kepada Perusahaan Anak, yaitu PT Bakrie Autoparts (“BA”), dalam bentuk penyertaan modal, yang akan digunakan untuk kepentingan pengembangan usaha yang dapat mendukung kegiatan usaha perseroan.
Selain itu, sekitar 2,49 persen atau Rp 21.460.000.000 akan digunakan oleh perseroan untuk pelunasan seluruh dan sebagian pokok utang kepada PT Tambara Tama Mandiri dan sekitar 1,38 persen atau USD759.459 akan digunakan oleh perseroan untuk pelunasan seluruh pokok utang kepada PT Andara Multi Sarana.
Tak hanya itu, sekitar 44,61 persen akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja dan atau Operational Expenditure (OPEX) dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional.
Ini antara lain biaya administrasi umum, modal kerja pembelian persediaan untuk penjualan bus listrik (antara lain casis/CBU, karoseri, logistik, perlengkapan bus, perizinan), truk listrik (antara lain casis/CBU, karoseri, logistik, perlengkapan truk, perizinan), dan sepeda motor listrik (antara lain komponen, perakitan, logistik, perlengkapan sepeda motor, perizinan) yang akan dijual kembali kepada pelanggan serta biaya-biaya lainnya.
Jadwal
Masa Penawaran Awal : 26 – 31 Mei 2023
Perkiraan Tanggal Efektif : 8 Juni 2023
Perkiraan Masa Penawaran Umum : 12 – 14 Juni 2023
Perkiraan Tanggal Penjatahan : 14 Juni 2023
Perkiraan Tanggal Distribusi Saham secara Elektronik : 15 Juni 2023
Perkiraan Tanggal Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia : 16 Juni 2023
Advertisement