RUPST KPEI Angkat Hoesen Jadi Komisaris Utama

RUPST PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) menyepakati pengangkatan jajaran dewan komisaris KPEI periode 2023-2027.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 29 Mei 2023, 21:35 WIB
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2023, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) menyetujui secara aklamasi pengangkatan jajaran Dewan Komisaris KPEI periode 2023-2027, yaitu Hoesen sebagai Komisaris Utama. (Foto: Logo baru KPEI/Dok KPEI)

Liputan6.com, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2023, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) menyetujui secara aklamasi pengangkatan jajaran Dewan Komisaris KPEI periode 2023-2027, yaitu Hoesen sebagai Komisaris Utama, serta Ronald Waas dan Uriep Budhi Prasetyo sebagai Komisaris.

Pada rapat tersebut, Direktur Utama KPEI Iding Pardi memaparkan tentang perkembangan operasional perseroan, diantaranya bahwa Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) 2022 turut berpengaruh pada kenaikan rata-rata nilai harian penyelesaian transaksi bursa yang dilakukan oleh KPEI, yaitu mencapai Rp5,26 triliun pada 2022 atau naik 15,98 persen dibandingkan 2021.

"Volume penyelesaian juga turut naik sebesar 27,98 persen, menjadi 8,01 miliar lembar perhari. Dana Agunan yang dikelola KPEI per akhir tahun 2022 mencapai Rp31,66 triliun, yang terdiri dari Rp24,07 triliun (76,04 persen) berupa agunan online dan Rp7,59 triliun (23,96 persen) berupa agunan offline," kata Iding dalam keterangan resminya, Senin (29/5/2023).

Adapun nilai Dana Jaminan yang terkumpul per akhir 2022 mencapai Rp7,01 triliun atau meningkat 12,77 persen dibandingkan posisi akhir 2021.Seiring dengan peningkatan aktivitas transaksi di bursa di tahun 2022, kinerja keuangan KPEI juga mengalami pertumbuhan. 

Laba bersih mencatat kenaikan 12,64 persen atau menjadi Rp254,06 miliar di tahun 2022. Nilai ekuitas perseroan per akhir 2022 juga tumbuh menjadi Rp2,06 triliun, atau naik 13,46 persen dibandingkan posisi per 31 Desember 2021. Peningkatan nilai transaksi bursa juga membuat liabilitas meningkat sebesar 19,47 persen, menjadi Rp3,03 triliun. 

 


Nilai Aset

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sedangkan nilai aset mengalami kenaikan 16,96 persen, dari Rp4,36 triliun per akhir 2021 menjadi Rp5,10 triliun per akhir 2022. Dari sisi pendapatan, baik pendapatan usaha maupun pendapatan investasi sama-sama meningkat, masing-masing sebesar 8,47 persen dan 107,31 persen, hingga mencapai total pendapatan sebesar Rp 757,07 miliar.

Selain menyetujui pengangkatan jajaran Dewan Komisaris periode 2023-2027, Rapat juga telah menyetujui dan menerima baik Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perseroan serta Laporan Tugas Pengawasan 

Dewan Komisaris untuk tahun buku 2022. 

Adapun agenda lainnya yang juga disetujui rapat adalah penyisihan untuk cadangan jaminan sebesar 5 persen dari laba bersih perseroan 2022 atau senilai Rp12,70 miliar, dan penyisihan untuk cadangan wajib perseroan yaitu senilai Rp3 miliar, serta penunjukan kantor akuntan publik untuk mengaudit buku-buku perseroan tahun buku 2023.


KPEI: Tak Pernah Terjadi Kasus Gagal Bayar hingga Desember 2022

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Direktur Utama Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), Iding Pardi menuturkan, tidak terjadi kasus gagal bayar hingga akhir Desember 2022.

KPEI juga melakukan penyisihan cadangan jaminan berdasarkan persetujuan RUPS Tahunan pada 22 Juni 2022, yaitu sebesar 7,5 persen dari laba bersih KPEI 2021 atau senilai Rp16,9 miliar, sehingga total nilai cadangan jaminan yang dikelola oleh KPEI pada akhir Desember 2022 mengalami kenaikan menjadi Rp181,44 miliar. 

"Tidak pernah terjadi gagal bayar, ini kinerja kita semua dan disiplin melakukan manajemen risiko," kata Iding dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2022, Kamis (29/12/2022).

Artinya, KPEI secara efektif telah menjalankan fungsinya sebagai lembaga pengelola risiko atas setiap transaksi dan proses penyelesaian transaksi. 

Dari sisi operasional kliring transaksi bursa, selain terdapat pencapaian baru kenaikan RNTH, rata-rata nilai penyelesaian dan volume penyelesaian transaksi bursa harian sampai dengan 20 Desember 2022 adalah Rp 14,90 triliun, Rp 5,34 triliun, dan 8,10 miliar lembar saham, di mana terdapat peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu masing-masing Rp4,54 triliun, dan 6,26 miliar lembar saham. 

Kemudian, untuk rata-rata efisiensi nilai penyelesaian, dan volume penyelesaian transaksi bursa harian, tercatat 57 persen, dan 64 persen. Sedangkan nilai transaksi PME sampai dengan 20 Desember 2022 sebesar Rp347,13 miliar dengan volume 939 juta lembar saham.

"Untuk mengantisipasi kegagalan penyelesaian transaksi bursa dan mengelola risiko kredit, KPEI melakukan pengelolaan agunan Anggota Kliring (AK) serta nasabahnya, dengan total nilai agunan per Desember 2022 mencapai Rp32,21 triliun yang terdiri dari agunan online sebesar Rp24,43 triliun dan agunan offline sebesar Rp7,77 triliun," kata Iding.

Hingga 20 Desember 2022, total nilai dana jaminan tercatat senilai Rp 7 triliun, mengalami kenaikan dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang senilai Rp 6,21 triliun. 

 


Rencana Strategis

Layar sekuritas menunjukkan data-data saat kompetisi Trading Challenge 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi Trading Challenge 2017 ini sebagai sarana untuk menciptakan investor pasar modal berkualitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk rencana strategis pada 2023, KPEI telah menyusun beberapa program utama, di antaranya program untuk mendukung kegiatan transaksi bursa seperti pengembangan kliring untuk perdagangan  karbon, dukungan sistem e-IPO untuk Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS), dan dukungan untuk kontrak opsi indeks saham. 

"Selain itu, KPEI juga akan melakukan pengembangan produk untuk CCP over-the-counter (OTC) Derivatif SBNT, pengembangan Sistem Collateral Management Terintegrasi (untuk transaksi OTC SBNT, transaksi Bilateral, dan Triparty Repo), serta pengembangan portal keanggotaan pasar uang," kata dia.

KPEI juga akan melakukan program-program pengembangan untuk penyempurnaan infrastruktur teknologi khususnya untuk aplikasi e-CLEARS.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya