Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Eropa bervariasi pada perdagangan Senin, 29 Mei 2023 setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy mencapai kesepakatan untuk menaikkan plafon utang AS.
Dikutip dari CNBC, Selasa (30/5/2023), indeks Jerman DAX dan CAC 40 Prancis melemah 0,2 persen. Indeks Stoxx 600 merosot 0,1 persen.
Advertisement
Sektor saham sebagian besar mendatar. Saham minyak dan gas menguat 0,2 persen. Sedangkan sektor saham teknologi turun 0,7 persen.
Di sisi lain, grup properti Swedia SBB naik 4,5 persen setelah mengumumkan sedang menjajaki opsi strategis termasuk penjualan perusahaan atau aset dan segmen tertentu. Saham grup properti SBB melemah 80 persen dalam setahun terakhir seiring suku bunga yang lebih tinggi.
Sementara itu, bursa saham Inggris libur pada awal pekan ini. Adapun bursa saham Eropa keluar dari gejolak pasar. Indeks Stoxx 600 jatuh ke level terendah delapan minggu sebelum mengembalikan koreksi pada Jumat, 26 Mei 2023 seiring lonjakan saham teknologi karena kinerja Nvidia.
Sejumlah pemimpin politik Amerika Serikat sekarang harus mengumpulkan cukup dukungan bipartisan untuk meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU) plafon utang di Kongres sebelum batas waktu 5 Juni 2023 untuk hindari gagal bayar federal.
Laporan AP menyebutkan dengan negosiator buru-buru menyusun kata-kata, DPR AS dapat memberikan suara paling cepat pada Rabu, diikuti oleh Senat pada akhir pekan ini.
Sementara kesepakatan plafon utang kemungkinan akan menenangkan kegelisahan pasar dan dengan musim laporan yang kuat, investor sekarang mengalihkan perhatian ke prospek ekonomi dan jalur suku bunga.
Sementara itu, the Federal Reserve, Bank Sentral Eropa dan Bank of England diharapkan hentikan kenaikan suku bunga dan melihat kapan harus berputar. Adapun data ekonomi terbaru telah memperumit keadaan untuk tiga bank sentral itu.
Wall Street Libur Peringati Memorial Day
Di sisi lain, bursa saham Amerika Serikat atau wall street libur untuk peringati Memorial Day. Demikian juga pasar obligasi AS dan over the counter (OTC). Selama hampir enam bulan, wall street bergulat dengan kekhawatiran plafon utang, bank regional dan inflasi, demikian dikutip dari Yahoo Finance.
Sementara itu, kesepakatan plafon utang dinilai dapat menjadi berita buruk bagi pasar saham. Hal ini seiring pemangkasan pengeluran pemerintah di tengah ekonomi yang melambat, lonjakan penerbitan surat utang, likuiditas yang dikuras menjadi beberapa hambatan setelah kesepakatan.
Sepanjang 2023, indeks Dow Jones melemah 0,2 persen. Indeks S&P 500 naik 9,5 persen dan indeks Nasdaq bertambah 24 persen.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 26 Mei 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat 26 Mei 2023. Wall street melonjak seiring pelaku pasar berharap anggota parlemen akan mencapai kesepakatan untuk menaikkan plafon utang Amerika Serikat, hindari gagal bayar yang berpotensi menimbulkan bencana.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (27/5/2023), indeks Dow Jones melambung 328,69 poin atau 1 persen ke posisi 33.093,34. Indeks S&P 500 bertambah 1,3 persen ke posisi 4.205,45. Indeks Nasdaq menanjak 2,2 persen ke posisi 12.975,69.
Saham Intel dan American Express masing-masing naik 5,8 persen dan 4,1 persen sehingga mendorong kenaikan indeks Dow Jones. Sektor teknologi S&P 500 dan sektor konsumsi masing-masing melesat lebih dari 2 persen.
Indeks Nasdaq membukukan kenaikan selama lima minggu berturut-turut. Indeks Nasdaq naik 2,5 persen. Indeks S&P 500 bertambah 0,3 persen dan indeks Dow Jones melemah 1 persen.
Negosiator administrasi Kongres dan Presiden AS Joe Biden memusatkan perhatian pada kesepakatan yang akan meningkatkan batas utang AS selama dua tahun. Ketua DPR Kevin McCarthty mengatakan, pembicaraan pada Kamis malam, 25 Mei 2023 hasilkan kemajuan,. “Kita harus membuat lebih banyak kemajuan sekarang,” ujar dia dikutip dari CNBC.
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen telah memperingatkan AS dapat gagal bayar paling cepat 1 Juni 2023 jika plafon utang tidak dinaikkan. Ekonom dan pemimpin perusahaan di wall street juga telah suarakan keprihatinan atas kemungkinan dampak buruk dari gagal bayar utang AS.
“Begitu kesepakatan utang selesai, pasar harus hadapi kenyataan pahit the Fed akan menekan ekonomi ini,”ujar Analis Oanda, Ed Moya.
Ia menambahkan, akhir dari pengetatan mungkin tidak terjadi sampai akhir musim panas. “Dan itu berarti kita mungkin akan mendapatkan penurunan suku bunga yang lebih besar tahun depan,” ujar dia.
Citi Kerek Saham AS
Di sisi lain, data baru keluar Jumat pagi menunjukkan inflasi naik lebih dari yang diharapkan pada April 2023. Indeks pengeluaran konsumsi pribadi, data ekonomi yang disukai the Federal Reserve meningkat 0,4 persen bulan lalu dan 4,7 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, Citi meningkatkan saham AS menjadi netral dari underweight, karena jeda kenaikan suku bunga the Federal Reserve menjadi lebih mungkin dan ekonomi AS berjalan lebih baik dari yang diharapkan.
“Dengan resesi belum dekat dan the Fed di babak terakhir dari siklus kenaikannya, kami berpikir bahwa saham AS mungkin akan lebih baik setelah the Fed benar-benar menahan, sejalan dengan pola 30 tahun terakhir,” ujar Analis Dirk Willer.
Advertisement