Liputan6.com, Jakarta - Sejak WHO mencabut status darurat Covid-19, laju aktivitas manusia hampir sepenuhnya normal. Mobilitas tinggi jadi indikasi utama yang menuntut tubuh tetap dalam kondisi fit agar bisa tetap produktif.
Adaptasi diperlukan agar rutinitas sebelum pandemi bisa kembali dilakukan. Hal itu yang juga dirasakan pegiat industri kreatif Yoris Sebastian. Pria yang juga menjadi trainer di beberapa perusahaan itu merasakan perubahan situasi dari masa awal pandemi ke menuju pasca-pandemi telah menguji ketahanannya.
Advertisement
Bila di masa pandemi segala sesuatu dipaksa dilakukan di rumah, ia kini harus kembali ke kebiasaan pertemuan tatap muka yang harus ke luar rumah. "Jadwal temu offline yang padat dan kondisi lalu lintas di ibu kota yang kembali padat, sangat berpengaruh ke jam kerja yang menjadi panjang. Belum lagi saat ini kondisi cuaca yang semakin tidak menentu, seperti cuaca yang sangat panas dan tiba-tiba hujan deras," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Ia merasa situasi saat ini menguji ketahanan fisiknya. Sejumlah cara dilakukan agar bisa tetap memenuhi tuntutan yang ada. Berikut beberapa tips yang diterapkannya untuk menjaga agar tubuh tetap fit dan produktif.
1. Buat daftar prioritas pekerjaan setiap harinya
Menyeimbangkan waktu antara pekerjaan dan waktu untuk diri sendiri merupakan salah satu kunci penting untuk menjaga tubuh tetap fit. Salah satu cara agar dapat memiliki waktu yang seimbang ialah dengan membuat daftar prioritas pekerjaan.
"Sangat penting bagi saya untuk membuat daftar prioritas berdasarkan tingkat urgensi dan waktu untuk mengerjakannya. Cara ini sangat membantu saya agar waktu bisa dimanfaatkan secara lebih efisien dan produktif," jelas Yoris.
2. Pertahankan ritme dan rutinitas yang teratur
Konsistensi adalah kunci dalam menjaga produktivitas kerja. Selain dalam memprioritaskan pekerjaan, kebiasaan positif lainnya juga penting untuk dijaga ritmenya.
"Sejak pandemi, saya merasa betapa pentingnya menjaga tubuh agar selalu fit dan sehat. Biasaya saya rutin berolahraga menggunakan treadmill dan sepeda statis di rumah. Sejak PPKM dicabut, saya mulai berenang kembali. Saya juga memastikan cukup waktu tidur, dan terpenting lagi menjalani pola makan dengan gizi seimbang," tutur Yoris.
Berdasarkan riset terbaru dari British Journal Health of Psychology, dibutuhkan waktu sekitar dua bulan atau sekitar 59 hingga 70 hari, untuk membentuk kebiasaan baru menjadi rutinitas yang otomatis. Karena itu, pastikan untuk mempertahankan ritme dan rutinitas baik seperti berolahraga dan konsumsi makanan bergizi agar tubuh bisa tetap fit dan produktivitas harian dapat tetap terjaga.
3. Menjaga hubungan baik dengan orang di sekitar
Menurut Yoris, sebagai pegiat industri kreatif, ia membutuhkan banyak inspirasi. "Lewat sosialisasi dan ngobrol bersama teman-teman bisa memunculkan ide-ide baru, terlebih dalam penyusunan buku yang akan saya luncurkan nantinya. Bagi saya, setiap karya yang dihasilkan harus bisa memberikan impact kepada masyarakat," kata Yoris.
Advertisement
4. Sisihkan waktu untuk istirahat atau me-time
Waktu untuk diri sendiri atau me-time merupakan salah satu saran yang bisa dilakukan untuk menjaga produktivitas. Anda bisa memulai dengan melakukan hal-hal seru yang disukai, seperti membaca buku, menonton film, dan mendengarkan podcast.
"Di tengah padatnya pekerjaan dan jadwal meeting berturut-turut, biasakan untuk memberi jeda pada tubuh, melalui hal sederhana seperti mengistirahatkan mata sejenak dari layar laptop, berlatih olah napas agar tubuh dan otak bisa segar kembali, atau melihat hijaunya dedaunan, serta banyak lagi," urai Yoris.
5. Pilah-pilih asupan nutrisi yang bergizi
Jangan lupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi produktivitas, seperti perubahan cuaca yang tidak menentu, polusi udara, atau stres dalam pekerjaan yang membuat tubuh jadi rentan terkena penyakit serta tidak fit. Untuk menjaga produktivitas, tubuh perlu dipersiapkan dan dilindungi dengan asupan kemurnian yang terpercaya, tanpa adanya tambahan zat yang tidak diperlukan tubuh.
"Dalam menentukan suatu pilihan tentunya tidak mudah, misalnya dalam memilih asupan untuk menjaga tubuh senantiasa fit. Maka dari itu, saya selalu mempercayakan diri dengan kemurnian yang sudah terpercaya," kata Yoris.
"Dengan menjaga tubuh dan pikiran tetap segar dan sehat, termasuk asupan, yang terpercaya mendorong produktivitas untuk terus berkarya di era pasca-pandemi yang penuh tantangan," sambungnya.
Pencabutan Status Darurat Covid-19
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi mencabut status darurat COVID-19 pada 4 Mei 2023. Pencabutan status ini dikenal dengan nama Public Health of Emergency International Concern (PHEIC) atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional.
Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi, pencabutan status darurat COVID-19 oleh WHO dapat dikatakan bahwa pandemi COVID global berakhir. Artinya, bila melihat secara global, COVID tidak lagi sebagai ‘pandemi.'
"Untuk di global kan ya maksudnya? Iya, sudah tidak pandemic (pandemi)," kata Nadia melalui pesan singkat pada Sabtu, 6 Mei 2023, dikutip dari kanal Health Liputan6.com.
Kemenkes menyambut baik keputusan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencabut status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) untuk COVID-19. Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril mengatakan, Indonesia sebelumnya sudah bersiap bertransisi dari pandemi ke endemi dengan berkonsultasi pada WHO.
WHO menyampaikan bahwa persiapan Indonesia dipandang baik dalam menghadapi transisi pandemi ke endemi. "Kami mengucapkan terima kasih untuk seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan yang telah berjuang bersama sehingga penularan COVID-19 Indonesia dapat terkendali, dan saat ini kita bersama-sama menuju pengakhiran kondisi kedaruratan," ujar Syahril dalam pernyataan resmi.
Advertisement