Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut, proyeksi Pemerintah terkait target ekonomi Indonesia bisa tumbuh antara 5,3 persen hingga 5,7 persen pada 2024, merupakan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang cukup realistis.
Hal itu disampaikan Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-25 Masa Persidangan V Tahun Sidang 2022-2023, dengan agenda Tanggapan Pemerintah terhadap Pandangan Fraksi atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok- Pokok Kebijakan Fiskal (KEM dan PPKF) RAPBN Tahun Anggaran 2024, Selasa, (30/5/2023).
Advertisement
"Pemerintah memandang bahwa asumsi pertumbuhan ekonomi 2024 antara 5,3 hingga 5,7 persen adalah sebuah proyeksi yang cukup realistis," kata Sri Mulyani.
Menkeu melihat disisi domestik, aktivitas konsumsi dari sisi agregat demand juga diperkirakan mulai menguat pada tahun 2024.
Hal ini sejalan dengan terjaganya daya beli masyarakat dengan inflasi yang terus terkendali dan meningkatnya penciptaan kesempatan kerja, karena kegiatan yang semakin normal, mendorong investasi juga meningkat.
Disamping itu, penyelenggaraan pemilu tahun 2024 dan Pilkada serentak diperkirakan akan turut mendorong aktivitas perekonomian. Kemudian, investasi diharapkan meningkat, khususnya terkait sektor-sektor yang berbasis hilirisasi baik itu mineral maupun produk-produk pertanian.
Selain itu, diharapkan pembangunan smelter terus meningkat mendorong belanja modal korporasi pada sektor-sektor terkait.
"Percepatan pelaksanaan agenda reformasi struktural dilakukan pemerintah diharapkan dapat terus memperbaiki iklim investasi dan iklim bisnis di Indonesia sehingga makin mendorong daya tarik investasi yang lebih besar," ujar Menkeu.
Tetap Waspada
Oleh karena itu, Pemerintah sepakat dengan pandangan berbagai fraksi tentang pentingnya untuk terus meningkatkan kewaspadaan karena gejolak dunia masih akan terus terjadi. Menkeu menegaskan, tensi geopolitik menjadi salah satu sumber ketidakpastian yang sangat tinggi.
Kondisi likuiditas Global juga cenderung ketat serta tingkat suku bunga acuan Global yang diperkirakan akan pada tingkat yang tinggi untuk jangka waktu yang relatif lama adalah faktor yang bisa menimbulkan downside risk atau risiko ke bawah terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi.
Kendati demikian, bendahara negara ini menegaskan, pihaknya akan terus melakukan antisipasi dari berbagai tantangan, baik dalam jangka pendek menengah dan panjang.
Advertisement
Di Depan Jokowi, IMF Sanjung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva menilai, kondisi perekonomian Indonesia cukup stabil di tengah ketidakpastian ekonomi global. Kondisi ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang jauh di atas rata-rata ekonomi dunia.
"Di tengah situasi ekonomi dunia yang diwarnai banyak ketidakpastian, ekonomi Indonesia cukup baik dan stabil dengan pertumbuhan ekonomi yang jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia," kata Kristalina saat menggelar pertemuan dengan Presiden Jokowi, di Hiroshima, Jepang, mengutip laman Sekretariat Negara, Minggu (21/5/2023).
Kristalina juga menilai bahwa Indonesia memiliki peran penting di tengah situasi dunia yang sedang menghadapi banyak tantangan saat ini. Indonesia dinilai mampu untuk menjalin hubungan dan berkomunikasi dengan semua pihak.
"Indonesia dapat berbicara dengan semua negara, semua pihak, dan di tengah dunia yang hadapi banyak tantangan seperti saat ini, diperlukan lebih banyak lagi peran seperti yang dimainkan oleh Indonesia," ucapnya.
Kristalina berharap Indonesia dapat ikut serta dalam memberikan bantuan kepada negara berkembang lainnya. Khususnya dalam program pengentasan kemiskinan.
"IMF harapkan bantuan Indonesia kepada negara berkembang lain, terutama di bidang pengentasan kemiskinan," terang Kristalina.