Hadapi Ancaman Kekeringan Ekstrem, Ini Strategi yang Dilakukan Pemkab Garut

Kita juga membuat sumur sumur, dan kami tidak berbicara untuk tanaman pertanian dulu, namun untuk kehidupan dulu pengadaan air bersih.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 31 Mei 2023, 23:00 WIB
Bupati Garut Rudy Gunawan menyampaikan peringatan mengenai ancaman kekeringan selepas pertemuan koordinasi dan evaluasi pelaksanaan deteksi kini, perpentif dan respon penyakit TK Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, Jawa Barat telah menyiapkan sejumlah strategi, guna menghadapi ancaman kekeringan ekstrem yang akan berlangsung sepanjang tahun 2023. Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, setelah menerima informasi peringatan dini ancaman kekeringan akibat cuaca ekstrem sepanjang tahun ini, Pemkab langsung berbenah.

Cuaca ekstrem itu akan mengakibatkan kekeringan luar biasa di Garut dan daerah lainnya,” ujar dia, selepas membuka pertemuan koordinasi dan evaluasi pelaksanaan deteksi kini, preventif dan respons penyakit.

Peringatan itu ujar dia, dinilai penting untuk mengingatkan semua pihak terhadap ancaman kekeringan yang akan melanda Garut dan daerah lainnya, yang berpotensi mempengaruhi kesehatan masyarakat.

“Makanya hari ini kita waspada, Puskesmas hari ini saya kumpulkan untuk membahas menghadapi itu,” kata dia.

Beberapa strategi yang akan dilakukan pemda Garut menghadapi ancaman kekeringan itu yakni, menyiapkan dan mencari sejumlah sumber air baru di pegunungan yang akan dialirkan ke pemukiman penduduk.

“Kita juga membuat sumur sumur, dan kami tidak berbicara untuk tanaman pertanian dulu, namun untuk kehidupan dulu pengadaan air bersih,” kata dia.

Tidak hanya itu, seluruh fasilitas kesehatan di puskesmas tiap wilayah diminta waspada untuk menghadapi ancaman kekeringan tersebut.

“Kita preventif, mulai penyiapan obat, kesiagaan mobil ambulans dan banyak melakukan home care ke kampung-kampung masing masing,” kata dia.

Kepala Dinas Kesehatan Garut Leli Yuliani menyatakan bahwa perubahan iklim (climate change) pada tahun ini, berpotensi menghadirkan peningkatan penyakit yang disebabkan oleh binatang.

“Memang di musim kemarau itu yang banyak berhubungan dengan vektor seperti nyamuk, tikus dan kecoak, jadi penyakit penyakit yang bisa ditularkan oleh binatang,” kata dia.

Selain itu, musim kemarau yang panjang dikhawatirkan mengganggu ketahanan pangan seiring tingginya ancaman gagal tanam dan gagal panen.

“Kemapanan daya belinya juga akan menurun, nah itu yang harus kita waspadai,” kata dia mengingatkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya