Liputan6.com, Manado - Gunung Krangetang di Sulawesi Utara mengalami 1.328 kali gempa guguran pada periode 18-25 Mei 2023. Hal itu diungkapkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM.
Advertisement
"Tingkat aktivitas Gunung Karangetang masih pada level tiga siaga," kata Kepala Badan Geologi, Sugeng Mujiyanto dalam evaluasi tingkat aktivitas Gunung Karangetang yang dibagikan Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia P Tatipang dalam grup percakapan 'Info G Karangetang' di Manado, Selasa (30/5/2023)
Selain gempa guguran, terekam juga sebanyak enam kali gempa embusan, satu kali tremor nonharmonik, sembilan kali gempa hybrid/fase banyak, empat kali gempa vulkanik dangkal, sembilan kali gempa vulkanik dalam, serta satu kali gempa terasa pada skala MMI I dan 26 kali gempa tektonik jauh.
Dari hasil evaluasi PVMBG, erupsi efusif Gunung Karangetang masih terjadi, di mana lava keluar dari bagian barat daya kawah utama mengarah ke Kali Batang, Kali Timbelang dan Beha Barat sekitar 1.000 meter.
Sedangkan yang ke arah selatan masuk ke Kali Batuawang dan Kali Kahetang dengan jarak luncur sekitar 1.500 meter, sementara ada juga ke bagian timur masuk ke Kali Beha Timur (Dano) sekitar 750 meter dari kawah utama.
"Sejak 24 Mei 2023 luncuran lava ke Kali Beha timur, Bahembang dan Kali Keting tidak terjadi lagi. Data seismik menunjukkan bahwa aktivitas gempa Guguran masih terekam frekuensi tinggi," ujarnya.
Waspada Awan Panas Guguran
Sugeng menyebutkan, kejadian erupsi efusif masih terus terjadi namun intensitasnya tampak agak berkurang, di mana dari data visual tampak aliran lava yang mengarah ke tenggara sejak 24 Mei 2023 sudah berkurang.
Aktivitas luncuran lava masih terkonsentrasi ke arah barat daya dan selatan dengan jarak luncur maksimum sekitar 1.500 meter dari kawah utama. Awan panas guguran pada periode ini tidak terjadi, namun perlu diwaspadai kemungkinan awan panas guguran terjadi ke arah selatan (Kali Kahetang dan Kali Batuawang).
"Mewaspadai adanya awan panas guguran, kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu-waktu dapat rubuh bersamaan dengan keluarnya lava. Karakteristik awan panas guguran Gunung Karangetang terjadi dari penumpukan material lava yang gugur/longsor," katanya menambahkan.
Pada 8 Februari 2023, Gunung Karangetang erupsi efusif setelah terjadi peningkatan aktivitas vulkanik, bersamaan dengan itu, PVMBG kemudian menaikkan statusnya menjadi siaga level III.
Dua bulan lebih berselang, pada 26 April 2023 PVMBG kemudian menurunkan statusnya menjadi waspada level II, tanggal 19 Mei 2023 kemudian, PVMBG kembali menaikkan statusnya menjadi siaga level III.
Advertisement