7 Contoh Laporan Laba Rugi Bulanan hingga Tahunan yang Benar

Kumpulan contoh laporan laba rugi sebuah usaha.

oleh Laudia Tysara diperbarui 30 Mei 2023, 18:11 WIB
Teller menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamental. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Cara menghitung sebagaimana contoh laporan laba rugi dalam usaha dapat dilakukan dengan mengikuti beberapa rumus yang ada. Bareksa dalam situs website resminya menjelaskan laba rugi adalah bagian dari laporan keuangan perusahaan yang berisi kegiatan usaha.

Ini mencakup nilai pendapatan/penghasilan usaha, biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan, hingga laba atau rugi yang dihasilkan oleh perusahaan pada periode waktu tertentu. 

Universitas STEKOM menjelaskan laba dalam ilmu ekonomi adalah selisih antara pendapatan dengan total biaya. Biaya implisit termasuk biaya kesempatan yang terjadi ketika perusahaan memilih untuk menggunakan faktor produksi tertentu. Laba rugi adalah selisih antara pendapatan dan total biaya yang terjadi. 

Ada lima jenis contoh laporan laba rugi yang umum digunakan dalam pembuatan laporan keuangan, yaitu laba kotor, laba operasi, laba sebelum pajak, laba bersih, dan laba operasi berjalan. Pembuatan laporan laba rugi dapat dilakukan setiap bulan atau setiap tahun, tergantung pada skema hubungan antara pendapatan dan beban yang berlaku dalam perusahaan.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam contoh laporan laba rugi yang dimaksudkan, Selasa (30/5/2023).


Perusahaan Dagang

Petugas menghitung pecahan 100 dolar AS di jasa penukaran uang, Melawai, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Nilai tukar rupiah tembus Rp15.236 per dolar AS pukul 10.41 WIB pada perdagangan Rabu (28/9/2022). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Berikut ini adalah contoh laporan laba rugi rinci untuk sebuah perusahaan dagang:

Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang XYZ Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2022

Pendapatan: Penjualan Produk: Rp 5.000.000.000

Biaya Pokok Penjualan:

Pembelian Bersih: Rp 2.000.000.000

Persediaan Awal: Rp 500.000.000

Persediaan Akhir: Rp 600.000.000

Harga Pokok Penjualan: Rp 1.900.000.000

Laba Kotor: Rp 3.100.000.000 (Rp 5.000.000.000 - Rp 1.900.000.000)

Beban Operasional:

Beban Gaji dan Upah: Rp 400.000.000

Beban Sewa: Rp 200.000.000

Beban Listrik dan Air: Rp 50.000.000

Beban Pemasaran: Rp 150.000.000

Total Beban Operasional: Rp 800.000.000

Laba Operasi: Rp 2.300.000.000 (Rp 3.100.000.000 - Rp 800.000.000)

Pendapatan Lain-lain:

Bunga Bank: Rp 20.000.000

Total Pendapatan Lain-lain: Rp 20.000.000

Beban Lain-lain:

Beban Bunga Pinjaman: Rp 10.000.000

Total Beban Lain-lain: Rp 10.000.000

Laba Sebelum Pajak: Rp 2.310.000.000 (Rp 2.300.000.000 + Rp 20.000.000 - Rp 10.000.000)

Pajak Penghasilan: Rp 693.000.000 (diasumsikan pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak)

Laba Bersih: Rp 1.617.000.000 (Rp 2.310.000.000 - Rp 693.000.000)

Laba Operasi Berjalan: Rp 1.617.000.000

Penjelasan:

  1. Pendapatan mencakup penjualan produk sebesar Rp 5.000.000.000.
  2. Biaya pokok penjualan dihitung dengan mengurangi persediaan awal dan persediaan akhir dari pembelian bersih, sehingga Rp 2.000.000.000 - Rp 500.000.000 - Rp 600.000.000 = Rp 1.900.000.000.
  3. Laba kotor dihitung dengan mengurangi biaya pokok penjualan dari pendapatan, sehingga Rp 5.000.000.000 - Rp 1.900.000.000 = Rp 3.100.000.000.
  4. Beban operasional terdiri dari beban gaji dan upah sebesar Rp 400.000.000, beban sewa sebesar Rp 200.000.000, beban listrik dan air sebesar Rp 50.000.000, dan beban pemasaran sebesar Rp 150.000.000, dengan total beban operasional sebesar Rp 800.000.000.
  5. Laba operasi dihitung dengan mengurangi total beban operasional dari laba kotor, sehingga Rp 3.100.000.000 - Rp 800.000.000 = Rp 2.300.000.000.
  6. Pendapatan lain-lain mencakup bunga bank sebesar Rp 20.000.000.
  7. Beban lain-lain mencakup beban bunga pinjaman sebesar Rp 10.000.000.
  8. Laba sebelum pajak dihitung dengan menambahkan laba operasi dengan pendapatan lain-lain dan mengurangi beban lain-lain, sehingga Rp 2.300.000.000 + Rp 20.000.000 - Rp 10.000.000 = Rp 2.310.000.000.
  9. Pajak penghasilan dihitung dengan menggunakan tarif pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 2.310.000.000 x 30% = Rp 693.000.000.
  10. Laba bersih dihitung dengan mengurangi pajak penghasilan dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 2.310.000.000 - Rp 693.000.000 = Rp 1.617.000.000.
  11. Laba operasi berjalan memiliki nilai yang sama dengan laba bersih, yaitu Rp 1.617.000.000.

 


Perusahaan Jasa

Teller tengah menghitung mata uang dolar AS di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berikut ini adalah contoh laporan laba rugi rinci untuk sebuah perusahaan jasa:

Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa ABC Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2022

Pendapatan Jasa:

Jasa Konsultasi: Rp 3.000.000.000

Biaya Operasional:

Beban Gaji dan Upah: Rp 800.000.000

Beban Sewa Kantor: Rp 200.000.000

Beban Utilitas: Rp 100.000.000

Beban Pemasaran: Rp 150.000.000

Total Biaya Operasional: Rp 1.250.000.000

Laba Operasi: Rp 1.750.000.000 (Rp 3.000.000.000 - Rp 1.250.000.000)

Pendapatan Lain-lain:

Pendapatan Bunga Bank: Rp 10.000.000

Total Pendapatan Lain-lain: Rp 10.000.000

Beban Lain-lain:

Beban Bunga Pinjaman: Rp 5.000.000

Total Beban Lain-lain: Rp 5.000.000

Laba Sebelum Pajak: Rp 1.755.000.000 (Rp 1.750.000.000 + Rp 10.000.000 - Rp 5.000.000)

Pajak Penghasilan: Rp 526.500.000 (diasumsikan pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak)

Laba Bersih: Rp 1.228.500.000 (Rp 1.755.000.000 - Rp 526.500.000)

Laba Operasi Berjalan: Rp 1.228.500.000

Penjelasan:

  1. Pendapatan jasa mencakup pendapatan dari layanan konsultasi sebesar Rp 3.000.000.000.
  2. Biaya operasional meliputi beban gaji dan upah sebesar Rp 800.000.000, beban sewa kantor sebesar Rp 200.000.000, beban utilitas sebesar Rp 100.000.000, dan beban pemasaran sebesar Rp 150.000.000, dengan total biaya operasional sebesar Rp 1.250.000.000.
  3. Laba operasi dihitung dengan mengurangi total biaya operasional dari pendapatan jasa, sehingga Rp 3.000.000.000 - Rp 1.250.000.000 = Rp 1.750.000.000.
  4. Pendapatan lain-lain mencakup pendapatan bunga bank sebesar Rp 10.000.000.
  5. Beban lain-lain mencakup beban bunga pinjaman sebesar Rp 5.000.000.
  6. Laba sebelum pajak dihitung dengan menambahkan laba operasi dengan pendapatan lain-lain dan mengurangi beban lain-lain, sehingga Rp 1.750.000.000 + Rp 10.000.000 - Rp 5.000.000 = Rp 1.755.000.000.
  7. Pajak penghasilan dihitung dengan menggunakan tarif pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 1.755.000.000 x 30% = Rp 526.500.000.
  8. Laba bersih dihitung dengan mengurangi pajak penghasilan dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 1.755.000.000 - Rp 526.500.000 = Rp 1.228.500.000.
  9. Laba operasi berjalan memiliki nilai yang sama dengan laba bersih, yaitu Rp 1.228.500.000.

 


Perusahaan Manufaktur

Berikut ini adalah contoh laporan laba rugi rinci untuk sebuah perusahaan manufaktur:

Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur XYZ Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2022

Pendapatan Penjualan:

Penjualan Produk A: Rp 10.000.000.000

Penjualan Produk B: Rp 5.000.000.000

Biaya Produksi:

Bahan Baku: Rp 3.000.000.000

Tenaga Kerja: Rp 1.500.000.000

Biaya Overhead Pabrik: Rp 800.000.000

Total Biaya Produksi: Rp 5.300.000.000

Laba Kotor: Rp 9.700.000.000 (Rp 10.000.000.000 + Rp 5.000.000.000 - Rp 5.300.000.000)

Beban Operasional:

Beban Gaji dan Upah: Rp 500.000.000

Beban Sewa Pabrik: Rp 200.000.000

Beban Utilitas Pabrik: Rp 150.000.000

Beban Pemasaran: Rp 300.000.000

Total Beban Operasional: Rp 1.150.000.000

Laba Operasi: Rp 8.550.000.000 (Rp 9.700.000.000 - Rp 1.150.000.000)

Pendapatan Lain-lain:

Pendapatan Bunga Bank: Rp 50.000.000

Total Pendapatan Lain-lain: Rp 50.000.000

Beban Lain-lain:

Beban Bunga Pinjaman: Rp 20.000.000

Total Beban Lain-lain: Rp 20.000.000

Laba Sebelum Pajak: Rp 8.580.000.000 (Rp 8.550.000.000 + Rp 50.000.000 - Rp 20.000.000)

Pajak Penghasilan: Rp 2.574.000.000 (diasumsikan pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak)

Laba Bersih: Rp 6.006.000.000 (Rp 8.580.000.000 - Rp 2.574.000.000)

Laba Operasi Berjalan: Rp 6.006.000.000

Penjelasan:

  1. Pendapatan penjualan terdiri dari penjualan produk A sebesar Rp 10.000.000.000 dan penjualan produk B sebesar Rp 5.000.000.000.
  2. Biaya produksi meliputi bahan baku sebesar Rp 3.000.000.000, tenaga kerja sebesar Rp 1.500.000.000, dan biaya overhead pabrik sebesar Rp 800.000.000, dengan total biaya produksi sebesar Rp 5.300.000.000.
  3. Laba kotor dihitung dengan mengurangi biaya produksi dari pendapatan penjualan, sehingga Rp 10.000.000.000 + Rp 5.000.000.000 - Rp 5.300.000.000 = Rp 9.700.000.000.
  4. Beban operasional terdiri dari beban gaji dan upah sebesar Rp 500.000.000, beban sewa pabrik sebesar Rp 200.000.000, beban utilitas pabrik sebesar Rp 150.000.000, dan beban pemasaran sebesar Rp 300.000.000, dengan total beban operasional sebesar Rp 1.150.000.000.
  5. Laba operasi dihitung dengan mengurangi total beban operasional dari laba kotor, sehingga Rp 9.700.000.000 - Rp 1.150.000.000 = Rp 8.550.000.000.
  6. Pendapatan lain-lain mencakup pendapatan bunga bank sebesar Rp 50.000.000.
  7. Beban lain-lain mencakup beban bunga pinjaman sebesar Rp 20.000.000.
  8. Laba sebelum pajak dihitung dengan menambahkan laba operasi dengan pendapatan lain-lain dan mengurangi beban lain-lain, sehingga Rp 8.550.000.000 + Rp 50.000.000 - Rp 20.000.000 = Rp 8.580.000.000.
  9. Pajak penghasilan dihitung dengan menggunakan tarif pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 8.580.000.000 x 30% = Rp 2.574.000.000.
  10. Laba bersih dihitung dengan mengurangi pajak penghasilan dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 8.580.000.000 - Rp 2.574.000.000 = Rp 6.006.000.000.
  11. Laba operasi berjalan memiliki nilai yang sama dengan laba bersih, yaitu Rp 6.006.000.000.

 


Coffee Shop

Berikut ini adalah contoh laporan laba rugi rinci untuk sebuah coffee shop:

Laporan Laba Rugi Coffee Shop ABC Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2022

Pendapatan Penjualan:

Penjualan Kopi: Rp 1.000.000.000

Penjualan Makanan Ringan: Rp 500.000.000

Harga Pokok Penjualan:

Bahan Baku Kopi: Rp 200.000.000

Bahan Baku Makanan Ringan: Rp 100.000.000

Total Harga Pokok Penjualan: Rp 300.000.000

Laba Kotor: Rp 1.200.000.000 (Rp 1.000.000.000 + Rp 500.000.000 - Rp 300.000.000)

Beban Operasional:

Beban Gaji dan Upah: Rp 200.000.000

Beban Sewa Toko: Rp 150.000.000

Beban Utilitas: Rp 100.000.000

Beban Bahan Baku Tambahan: Rp 50.000.000

Total Beban Operasional: Rp 500.000.000

Laba Operasi: Rp 700.000.000 (Rp 1.200.000.000 - Rp 500.000.000)

Pendapatan Lain-lain:

Pendapatan Jual Merchandise: Rp 50.000.000

Total Pendapatan Lain-lain: Rp 50.000.000

Beban Lain-lain:

Beban Pajak: Rp 100.000.000

Total Beban Lain-lain: Rp 100.000.000

Laba Sebelum Pajak: Rp 650.000.000 (Rp 700.000.000 + Rp 50.000.000 - Rp 100.000.000)

Pajak Penghasilan: Rp 195.000.000 (diasumsikan pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak)

Laba Bersih: Rp 455.000.000 (Rp 650.000.000 - Rp 195.000.000)

Laba Operasi Berjalan: Rp 455.000.000

Penjelasan:

  1. Pendapatan penjualan terdiri dari penjualan kopi sebesar Rp 1.000.000.000 dan penjualan makanan ringan sebesar Rp 500.000.000.
  2. Harga pokok penjualan meliputi bahan baku kopi sebesar Rp 200.000.000 dan bahan baku makanan ringan sebesar Rp 100.000.000, dengan total harga pokok penjualan sebesar Rp 300.000.000.
  3. Laba kotor dihitung dengan mengurangi harga pokok penjualan dari pendapatan penjualan, sehingga Rp 1.000.000.000 + Rp 500.000.000 - Rp 300.000.000 = Rp 1.200.000.000.
  4. Beban operasional terdiri dari beban gaji dan upah sebesar Rp 200.000.000, beban sewa toko sebesar Rp 150.000.000, beban utilitas sebesar Rp 100.000.000, dan beban bahan baku tambahan sebesar Rp 50.000.000, dengan total beban operasional sebesar Rp 500.000.000.
  5. Laba operasi dihitung dengan mengurangi total beban operasional dari laba kotor, sehingga Rp 1.200.000.000 - Rp 500.000.000 = Rp 700.000.000.
  6. Pendapatan lain-lain mencakup pendapatan jual merchandise sebesar Rp 50.000.000.
  7. Beban lain-lain mencakup beban pajak sebesar Rp 100.000.000.
  8. Laba sebelum pajak dihitung dengan menambahkan laba operasi dengan pendapatan lain-lain dan mengurangi beban lain-lain, sehingga Rp 700.000.000 + Rp 50.000.000 - Rp 100.000.000 = Rp 650.000.000.
  9. Pajak penghasilan dihitung dengan menggunakan tarif pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 650.000.000 x 30% = Rp 195.000.000.
  10. Laba bersih dihitung dengan mengurangi pajak penghasilan dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 650.000.000 - Rp 195.000.000 = Rp 455.000.000.
  11. Laba operasi berjalan memiliki nilai yang sama dengan laba bersih, yaitu Rp 455.000.000.

 


Apotek

Berikut ini adalah contoh laporan laba rugi rinci untuk sebuah apotek:

Laporan Laba Rugi Apotek XYZ Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2022

Pendapatan Penjualan:

Penjualan Obat-obatan: Rp 1.500.000.000

Penjualan Suplemen: Rp 500.000.000

Harga Pokok Penjualan:

Bahan Baku Obat-obatan: Rp 600.000.000

Bahan Baku Suplemen: Rp 200.000.000

Total Harga Pokok Penjualan: Rp 800.000.000

Laba Kotor: Rp 1.200.000.000 (Rp 1.500.000.000 + Rp 500.000.000 - Rp 800.000.000)

Beban Operasional:

Beban Gaji Karyawan: Rp 200.000.000

Beban Sewa Toko: Rp 100.000.000

Beban Listrik: Rp 50.000.000

Beban Pajak: Rp 50.000.000

Total Beban Operasional: Rp 400.000.000

Laba Operasi: Rp 800.000.000 (Rp 1.200.000.000 - Rp 400.000.000)

Pendapatan Lain-lain:

Pendapatan Bunga Bank: Rp 10.000.000

Total Pendapatan Lain-lain: Rp 10.000.000

Beban Lain-lain:

Beban Bunga Pinjaman: Rp 5.000.000

Total Beban Lain-lain: Rp 5.000.000

Laba Sebelum Pajak: Rp 805.000.000 (Rp 800.000.000 + Rp 10.000.000 - Rp 5.000.000)

Pajak Penghasilan: Rp 241.500.000 (diasumsikan pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak)

Laba Bersih: Rp 563.500.000 (Rp 805.000.000 - Rp 241.500.000)

Laba Operasi Berjalan: Rp 563.500.000

Penjelasan:

  1. Pendapatan penjualan terdiri dari penjualan obat-obatan sebesar Rp 1.500.000.000 dan penjualan suplemen sebesar Rp 500.000.000.
  2. Harga pokok penjualan meliputi bahan baku obat-obatan sebesar Rp 600.000.000 dan bahan baku suplemen sebesar Rp 200.000.000, dengan total harga pokok penjualan sebesar Rp 800.000.000.
  3. Laba kotor dihitung dengan mengurangi harga pokok penjualan dari pendapatan penjualan, sehingga Rp 1.500.000.000 + Rp 500.000.000 - Rp 800.000.000 = Rp 1.200.000.000.
  4. Beban operasional terdiri dari beban gaji karyawan sebesar Rp 200.000.000, beban sewa toko sebesar Rp 100.000.000, beban listrik sebesar Rp 50.000.000, dan beban pajak sebesar Rp 50.000.000, dengan total beban operasional sebesar Rp 400.000.000.
  5. Laba operasi dihitung dengan mengurangi total beban operasional dari laba kotor, sehingga Rp 1.200.000.000 - Rp 400.000.000 = Rp 800.000.000.
  6. Pendapatan lain-lain mencakup pendapatan bunga bank sebesar Rp 10.000.000.
  7. Beban lain-lain mencakup beban bunga pinjaman sebesar Rp 5.000.000.
  8. Laba sebelum pajak dihitung dengan menambahkan laba operasi dengan pendapatan lain-lain dan mengurangi beban lain-lain, sehingga Rp 800.000.000 + Rp 10.000.000 - Rp 5.000.000 = Rp 805.000.000.
  9. Pajak penghasilan dihitung dengan menggunakan tarif pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 805.000.000 x 30% = Rp 241.500.000.
  10. Laba bersih dihitung dengan mengurangi pajak penghasilan dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 805.000.000 - Rp 241.500.000 = Rp 563.500.000.
  11. Laba operasi berjalan memiliki nilai yang sama dengan laba bersih, yaitu Rp 563.500.000.

 


Perusahaan Catering

Petugas bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih belum beranjak dari level Rp 13.500-an per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berikut ini adalah contoh laporan laba rugi rinci untuk perusahaan catering:

Laporan Laba Rugi Catering ABC Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2022

Pendapatan Penjualan:

Paket Makanan A: Rp 1.000.000.000

Paket Makanan B: Rp 500.000.000

Harga Pokok Penjualan:

Bahan Baku: Rp 400.000.000

Tenaga Kerja: Rp 200.000.000

Total Harga Pokok Penjualan: Rp 600.000.000

Laba Kotor: Rp 900.000.000 (Rp 1.000.000.000 + Rp 500.000.000 - Rp 600.000.000)

Beban Operasional:

Beban Gaji Karyawan:Rp 150.000.000

Beban Sewa Tempat: Rp 50.000.000

Beban Transportasi: Rp 30.000.000

Beban Pajak: Rp 20.000.000

Total Beban Operasional: Rp 250.000.000

Laba Operasi: Rp 650.000.000 (Rp 900.000.000 - Rp 250.000.000)

Pendapatan Lain-lain:

Pendapatan Catering Tambahan: Rp 50.000.000

Total Pendapatan Lain-lain: Rp 50.000.000

Beban Lain-lain:

Beban Perbaikan Peralatan: Rp 10.000.000

Total Beban Lain-lain: Rp 10.000.000

Laba Sebelum Pajak: Rp 690.000.000 (Rp 650.000.000 + Rp 50.000.000 - Rp 10.000.000)

Pajak Penghasilan: Rp 207.000.000 (diasumsikan pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak)

Laba Bersih: Rp 483.000.000 (Rp 690.000.000 - Rp 207.000.000)

Laba Operasi Berjalan: Rp 483.000.000

Penjelasan:

  1. Pendapatan penjualan terdiri dari pendapatan dari paket makanan A sebesar Rp 1.000.000.000 dan paket makanan B sebesar Rp 500.000.000.
  2. Harga pokok penjualan meliputi bahan baku sebesar Rp 400.000.000 dan tenaga kerja sebesar Rp 200.000.000, dengan total harga pokok penjualan sebesar Rp 600.000.000.
  3. Laba kotor dihitung dengan mengurangi harga pokok penjualan dari pendapatan penjualan, sehingga Rp 1.000.000.000 + Rp 500.000.000 - Rp 600.000.000 = Rp 900.000.000.
  4. Beban operasional terdiri dari beban gaji karyawan sebesar Rp 150.000.000, beban sewa tempat sebesar Rp 50.000.000, beban transportasi sebesar Rp 30.000.000, dan beban pajak sebesar Rp 20.000.000, dengan total beban operasional sebesar Rp 250.000.000.
  5. Laba operasi dihitung dengan mengurangi total beban operasional dari laba kotor, sehingga Rp 900.000.000 - Rp 250.000.000 = Rp 650.000.000.
  6. Pendapatan lain-lain mencakup pendapatan dari catering tambahan sebesar Rp 50.000.000.
  7. Beban lain-lain mencakup beban perbaikan peralatan sebesar Rp 10.000.000.
  8. Laba sebelum pajak dihitung dengan menambahkan laba operasi dengan pendapatan lain-lain dan mengurangi beban lain-lain, sehingga Rp 650.000.000 + Rp 50.000.000 - Rp 10.000.000 = Rp 690.000.000.
  9. Pajak penghasilan dihitung dengan menggunakan tarif pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 690.000.000 x 30% = Rp 207.000.000.
  10. Laba bersih dihitung dengan mengurangi pajak penghasilan dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 690.000.000 - Rp 207.000.000 = Rp 483.000.000.
  11. Laba operasi berjalan memiliki nilai yang sama dengan laba bersih, yaitu Rp 483.000.000.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya