Liputan6.com, Jakarta - Cara menghitung sebagaimana contoh laporan laba rugi dalam usaha dapat dilakukan dengan mengikuti beberapa rumus yang ada. Bareksa dalam situs website resminya menjelaskan laba rugi adalah bagian dari laporan keuangan perusahaan yang berisi kegiatan usaha.
Ini mencakup nilai pendapatan/penghasilan usaha, biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan, hingga laba atau rugi yang dihasilkan oleh perusahaan pada periode waktu tertentu.
Baca Juga
Advertisement
Universitas STEKOM menjelaskan laba dalam ilmu ekonomi adalah selisih antara pendapatan dengan total biaya. Biaya implisit termasuk biaya kesempatan yang terjadi ketika perusahaan memilih untuk menggunakan faktor produksi tertentu. Laba rugi adalah selisih antara pendapatan dan total biaya yang terjadi.
Ada lima jenis contoh laporan laba rugi yang umum digunakan dalam pembuatan laporan keuangan, yaitu laba kotor, laba operasi, laba sebelum pajak, laba bersih, dan laba operasi berjalan. Pembuatan laporan laba rugi dapat dilakukan setiap bulan atau setiap tahun, tergantung pada skema hubungan antara pendapatan dan beban yang berlaku dalam perusahaan.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam contoh laporan laba rugi yang dimaksudkan, Selasa (30/5/2023).
Perusahaan Dagang
Berikut ini adalah contoh laporan laba rugi rinci untuk sebuah perusahaan dagang:
Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang XYZ Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2022
Pendapatan: Penjualan Produk: Rp 5.000.000.000
Biaya Pokok Penjualan:
Pembelian Bersih: Rp 2.000.000.000
Persediaan Awal: Rp 500.000.000
Persediaan Akhir: Rp 600.000.000
Harga Pokok Penjualan: Rp 1.900.000.000
Laba Kotor: Rp 3.100.000.000 (Rp 5.000.000.000 - Rp 1.900.000.000)
Beban Operasional:
Beban Gaji dan Upah: Rp 400.000.000
Beban Sewa: Rp 200.000.000
Beban Listrik dan Air: Rp 50.000.000
Beban Pemasaran: Rp 150.000.000
Total Beban Operasional: Rp 800.000.000
Laba Operasi: Rp 2.300.000.000 (Rp 3.100.000.000 - Rp 800.000.000)
Pendapatan Lain-lain:
Bunga Bank: Rp 20.000.000
Total Pendapatan Lain-lain: Rp 20.000.000
Beban Lain-lain:
Beban Bunga Pinjaman: Rp 10.000.000
Total Beban Lain-lain: Rp 10.000.000
Laba Sebelum Pajak: Rp 2.310.000.000 (Rp 2.300.000.000 + Rp 20.000.000 - Rp 10.000.000)
Pajak Penghasilan: Rp 693.000.000 (diasumsikan pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak)
Laba Bersih: Rp 1.617.000.000 (Rp 2.310.000.000 - Rp 693.000.000)
Laba Operasi Berjalan: Rp 1.617.000.000
Penjelasan:
- Pendapatan mencakup penjualan produk sebesar Rp 5.000.000.000.
- Biaya pokok penjualan dihitung dengan mengurangi persediaan awal dan persediaan akhir dari pembelian bersih, sehingga Rp 2.000.000.000 - Rp 500.000.000 - Rp 600.000.000 = Rp 1.900.000.000.
- Laba kotor dihitung dengan mengurangi biaya pokok penjualan dari pendapatan, sehingga Rp 5.000.000.000 - Rp 1.900.000.000 = Rp 3.100.000.000.
- Beban operasional terdiri dari beban gaji dan upah sebesar Rp 400.000.000, beban sewa sebesar Rp 200.000.000, beban listrik dan air sebesar Rp 50.000.000, dan beban pemasaran sebesar Rp 150.000.000, dengan total beban operasional sebesar Rp 800.000.000.
- Laba operasi dihitung dengan mengurangi total beban operasional dari laba kotor, sehingga Rp 3.100.000.000 - Rp 800.000.000 = Rp 2.300.000.000.
- Pendapatan lain-lain mencakup bunga bank sebesar Rp 20.000.000.
- Beban lain-lain mencakup beban bunga pinjaman sebesar Rp 10.000.000.
- Laba sebelum pajak dihitung dengan menambahkan laba operasi dengan pendapatan lain-lain dan mengurangi beban lain-lain, sehingga Rp 2.300.000.000 + Rp 20.000.000 - Rp 10.000.000 = Rp 2.310.000.000.
- Pajak penghasilan dihitung dengan menggunakan tarif pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 2.310.000.000 x 30% = Rp 693.000.000.
- Laba bersih dihitung dengan mengurangi pajak penghasilan dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 2.310.000.000 - Rp 693.000.000 = Rp 1.617.000.000.
- Laba operasi berjalan memiliki nilai yang sama dengan laba bersih, yaitu Rp 1.617.000.000.
Advertisement
Perusahaan Jasa
Berikut ini adalah contoh laporan laba rugi rinci untuk sebuah perusahaan jasa:
Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa ABC Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2022
Pendapatan Jasa:
Jasa Konsultasi: Rp 3.000.000.000
Biaya Operasional:
Beban Gaji dan Upah: Rp 800.000.000
Beban Sewa Kantor: Rp 200.000.000
Beban Utilitas: Rp 100.000.000
Beban Pemasaran: Rp 150.000.000
Total Biaya Operasional: Rp 1.250.000.000
Laba Operasi: Rp 1.750.000.000 (Rp 3.000.000.000 - Rp 1.250.000.000)
Pendapatan Lain-lain:
Pendapatan Bunga Bank: Rp 10.000.000
Total Pendapatan Lain-lain: Rp 10.000.000
Beban Lain-lain:
Beban Bunga Pinjaman: Rp 5.000.000
Total Beban Lain-lain: Rp 5.000.000
Laba Sebelum Pajak: Rp 1.755.000.000 (Rp 1.750.000.000 + Rp 10.000.000 - Rp 5.000.000)
Pajak Penghasilan: Rp 526.500.000 (diasumsikan pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak)
Laba Bersih: Rp 1.228.500.000 (Rp 1.755.000.000 - Rp 526.500.000)
Laba Operasi Berjalan: Rp 1.228.500.000
Penjelasan:
- Pendapatan jasa mencakup pendapatan dari layanan konsultasi sebesar Rp 3.000.000.000.
- Biaya operasional meliputi beban gaji dan upah sebesar Rp 800.000.000, beban sewa kantor sebesar Rp 200.000.000, beban utilitas sebesar Rp 100.000.000, dan beban pemasaran sebesar Rp 150.000.000, dengan total biaya operasional sebesar Rp 1.250.000.000.
- Laba operasi dihitung dengan mengurangi total biaya operasional dari pendapatan jasa, sehingga Rp 3.000.000.000 - Rp 1.250.000.000 = Rp 1.750.000.000.
- Pendapatan lain-lain mencakup pendapatan bunga bank sebesar Rp 10.000.000.
- Beban lain-lain mencakup beban bunga pinjaman sebesar Rp 5.000.000.
- Laba sebelum pajak dihitung dengan menambahkan laba operasi dengan pendapatan lain-lain dan mengurangi beban lain-lain, sehingga Rp 1.750.000.000 + Rp 10.000.000 - Rp 5.000.000 = Rp 1.755.000.000.
- Pajak penghasilan dihitung dengan menggunakan tarif pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 1.755.000.000 x 30% = Rp 526.500.000.
- Laba bersih dihitung dengan mengurangi pajak penghasilan dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 1.755.000.000 - Rp 526.500.000 = Rp 1.228.500.000.
- Laba operasi berjalan memiliki nilai yang sama dengan laba bersih, yaitu Rp 1.228.500.000.
Perusahaan Manufaktur
Berikut ini adalah contoh laporan laba rugi rinci untuk sebuah perusahaan manufaktur:
Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur XYZ Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2022
Pendapatan Penjualan:
Penjualan Produk A: Rp 10.000.000.000
Penjualan Produk B: Rp 5.000.000.000
Biaya Produksi:
Bahan Baku: Rp 3.000.000.000
Tenaga Kerja: Rp 1.500.000.000
Biaya Overhead Pabrik: Rp 800.000.000
Total Biaya Produksi: Rp 5.300.000.000
Laba Kotor: Rp 9.700.000.000 (Rp 10.000.000.000 + Rp 5.000.000.000 - Rp 5.300.000.000)
Beban Operasional:
Beban Gaji dan Upah: Rp 500.000.000
Beban Sewa Pabrik: Rp 200.000.000
Beban Utilitas Pabrik: Rp 150.000.000
Beban Pemasaran: Rp 300.000.000
Total Beban Operasional: Rp 1.150.000.000
Laba Operasi: Rp 8.550.000.000 (Rp 9.700.000.000 - Rp 1.150.000.000)
Pendapatan Lain-lain:
Pendapatan Bunga Bank: Rp 50.000.000
Total Pendapatan Lain-lain: Rp 50.000.000
Beban Lain-lain:
Beban Bunga Pinjaman: Rp 20.000.000
Total Beban Lain-lain: Rp 20.000.000
Laba Sebelum Pajak: Rp 8.580.000.000 (Rp 8.550.000.000 + Rp 50.000.000 - Rp 20.000.000)
Pajak Penghasilan: Rp 2.574.000.000 (diasumsikan pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak)
Laba Bersih: Rp 6.006.000.000 (Rp 8.580.000.000 - Rp 2.574.000.000)
Laba Operasi Berjalan: Rp 6.006.000.000
Penjelasan:
- Pendapatan penjualan terdiri dari penjualan produk A sebesar Rp 10.000.000.000 dan penjualan produk B sebesar Rp 5.000.000.000.
- Biaya produksi meliputi bahan baku sebesar Rp 3.000.000.000, tenaga kerja sebesar Rp 1.500.000.000, dan biaya overhead pabrik sebesar Rp 800.000.000, dengan total biaya produksi sebesar Rp 5.300.000.000.
- Laba kotor dihitung dengan mengurangi biaya produksi dari pendapatan penjualan, sehingga Rp 10.000.000.000 + Rp 5.000.000.000 - Rp 5.300.000.000 = Rp 9.700.000.000.
- Beban operasional terdiri dari beban gaji dan upah sebesar Rp 500.000.000, beban sewa pabrik sebesar Rp 200.000.000, beban utilitas pabrik sebesar Rp 150.000.000, dan beban pemasaran sebesar Rp 300.000.000, dengan total beban operasional sebesar Rp 1.150.000.000.
- Laba operasi dihitung dengan mengurangi total beban operasional dari laba kotor, sehingga Rp 9.700.000.000 - Rp 1.150.000.000 = Rp 8.550.000.000.
- Pendapatan lain-lain mencakup pendapatan bunga bank sebesar Rp 50.000.000.
- Beban lain-lain mencakup beban bunga pinjaman sebesar Rp 20.000.000.
- Laba sebelum pajak dihitung dengan menambahkan laba operasi dengan pendapatan lain-lain dan mengurangi beban lain-lain, sehingga Rp 8.550.000.000 + Rp 50.000.000 - Rp 20.000.000 = Rp 8.580.000.000.
- Pajak penghasilan dihitung dengan menggunakan tarif pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 8.580.000.000 x 30% = Rp 2.574.000.000.
- Laba bersih dihitung dengan mengurangi pajak penghasilan dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 8.580.000.000 - Rp 2.574.000.000 = Rp 6.006.000.000.
- Laba operasi berjalan memiliki nilai yang sama dengan laba bersih, yaitu Rp 6.006.000.000.
Advertisement
Coffee Shop
Berikut ini adalah contoh laporan laba rugi rinci untuk sebuah coffee shop:
Laporan Laba Rugi Coffee Shop ABC Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2022
Pendapatan Penjualan:
Penjualan Kopi: Rp 1.000.000.000
Penjualan Makanan Ringan: Rp 500.000.000
Harga Pokok Penjualan:
Bahan Baku Kopi: Rp 200.000.000
Bahan Baku Makanan Ringan: Rp 100.000.000
Total Harga Pokok Penjualan: Rp 300.000.000
Laba Kotor: Rp 1.200.000.000 (Rp 1.000.000.000 + Rp 500.000.000 - Rp 300.000.000)
Beban Operasional:
Beban Gaji dan Upah: Rp 200.000.000
Beban Sewa Toko: Rp 150.000.000
Beban Utilitas: Rp 100.000.000
Beban Bahan Baku Tambahan: Rp 50.000.000
Total Beban Operasional: Rp 500.000.000
Laba Operasi: Rp 700.000.000 (Rp 1.200.000.000 - Rp 500.000.000)
Pendapatan Lain-lain:
Pendapatan Jual Merchandise: Rp 50.000.000
Total Pendapatan Lain-lain: Rp 50.000.000
Beban Lain-lain:
Beban Pajak: Rp 100.000.000
Total Beban Lain-lain: Rp 100.000.000
Laba Sebelum Pajak: Rp 650.000.000 (Rp 700.000.000 + Rp 50.000.000 - Rp 100.000.000)
Pajak Penghasilan: Rp 195.000.000 (diasumsikan pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak)
Laba Bersih: Rp 455.000.000 (Rp 650.000.000 - Rp 195.000.000)
Laba Operasi Berjalan: Rp 455.000.000
Penjelasan:
- Pendapatan penjualan terdiri dari penjualan kopi sebesar Rp 1.000.000.000 dan penjualan makanan ringan sebesar Rp 500.000.000.
- Harga pokok penjualan meliputi bahan baku kopi sebesar Rp 200.000.000 dan bahan baku makanan ringan sebesar Rp 100.000.000, dengan total harga pokok penjualan sebesar Rp 300.000.000.
- Laba kotor dihitung dengan mengurangi harga pokok penjualan dari pendapatan penjualan, sehingga Rp 1.000.000.000 + Rp 500.000.000 - Rp 300.000.000 = Rp 1.200.000.000.
- Beban operasional terdiri dari beban gaji dan upah sebesar Rp 200.000.000, beban sewa toko sebesar Rp 150.000.000, beban utilitas sebesar Rp 100.000.000, dan beban bahan baku tambahan sebesar Rp 50.000.000, dengan total beban operasional sebesar Rp 500.000.000.
- Laba operasi dihitung dengan mengurangi total beban operasional dari laba kotor, sehingga Rp 1.200.000.000 - Rp 500.000.000 = Rp 700.000.000.
- Pendapatan lain-lain mencakup pendapatan jual merchandise sebesar Rp 50.000.000.
- Beban lain-lain mencakup beban pajak sebesar Rp 100.000.000.
- Laba sebelum pajak dihitung dengan menambahkan laba operasi dengan pendapatan lain-lain dan mengurangi beban lain-lain, sehingga Rp 700.000.000 + Rp 50.000.000 - Rp 100.000.000 = Rp 650.000.000.
- Pajak penghasilan dihitung dengan menggunakan tarif pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 650.000.000 x 30% = Rp 195.000.000.
- Laba bersih dihitung dengan mengurangi pajak penghasilan dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 650.000.000 - Rp 195.000.000 = Rp 455.000.000.
- Laba operasi berjalan memiliki nilai yang sama dengan laba bersih, yaitu Rp 455.000.000.
Apotek
Berikut ini adalah contoh laporan laba rugi rinci untuk sebuah apotek:
Laporan Laba Rugi Apotek XYZ Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2022
Pendapatan Penjualan:
Penjualan Obat-obatan: Rp 1.500.000.000
Penjualan Suplemen: Rp 500.000.000
Harga Pokok Penjualan:
Bahan Baku Obat-obatan: Rp 600.000.000
Bahan Baku Suplemen: Rp 200.000.000
Total Harga Pokok Penjualan: Rp 800.000.000
Laba Kotor: Rp 1.200.000.000 (Rp 1.500.000.000 + Rp 500.000.000 - Rp 800.000.000)
Beban Operasional:
Beban Gaji Karyawan: Rp 200.000.000
Beban Sewa Toko: Rp 100.000.000
Beban Listrik: Rp 50.000.000
Beban Pajak: Rp 50.000.000
Total Beban Operasional: Rp 400.000.000
Laba Operasi: Rp 800.000.000 (Rp 1.200.000.000 - Rp 400.000.000)
Pendapatan Lain-lain:
Pendapatan Bunga Bank: Rp 10.000.000
Total Pendapatan Lain-lain: Rp 10.000.000
Beban Lain-lain:
Beban Bunga Pinjaman: Rp 5.000.000
Total Beban Lain-lain: Rp 5.000.000
Laba Sebelum Pajak: Rp 805.000.000 (Rp 800.000.000 + Rp 10.000.000 - Rp 5.000.000)
Pajak Penghasilan: Rp 241.500.000 (diasumsikan pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak)
Laba Bersih: Rp 563.500.000 (Rp 805.000.000 - Rp 241.500.000)
Laba Operasi Berjalan: Rp 563.500.000
Penjelasan:
- Pendapatan penjualan terdiri dari penjualan obat-obatan sebesar Rp 1.500.000.000 dan penjualan suplemen sebesar Rp 500.000.000.
- Harga pokok penjualan meliputi bahan baku obat-obatan sebesar Rp 600.000.000 dan bahan baku suplemen sebesar Rp 200.000.000, dengan total harga pokok penjualan sebesar Rp 800.000.000.
- Laba kotor dihitung dengan mengurangi harga pokok penjualan dari pendapatan penjualan, sehingga Rp 1.500.000.000 + Rp 500.000.000 - Rp 800.000.000 = Rp 1.200.000.000.
- Beban operasional terdiri dari beban gaji karyawan sebesar Rp 200.000.000, beban sewa toko sebesar Rp 100.000.000, beban listrik sebesar Rp 50.000.000, dan beban pajak sebesar Rp 50.000.000, dengan total beban operasional sebesar Rp 400.000.000.
- Laba operasi dihitung dengan mengurangi total beban operasional dari laba kotor, sehingga Rp 1.200.000.000 - Rp 400.000.000 = Rp 800.000.000.
- Pendapatan lain-lain mencakup pendapatan bunga bank sebesar Rp 10.000.000.
- Beban lain-lain mencakup beban bunga pinjaman sebesar Rp 5.000.000.
- Laba sebelum pajak dihitung dengan menambahkan laba operasi dengan pendapatan lain-lain dan mengurangi beban lain-lain, sehingga Rp 800.000.000 + Rp 10.000.000 - Rp 5.000.000 = Rp 805.000.000.
- Pajak penghasilan dihitung dengan menggunakan tarif pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 805.000.000 x 30% = Rp 241.500.000.
- Laba bersih dihitung dengan mengurangi pajak penghasilan dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 805.000.000 - Rp 241.500.000 = Rp 563.500.000.
- Laba operasi berjalan memiliki nilai yang sama dengan laba bersih, yaitu Rp 563.500.000.
Advertisement
Perusahaan Catering
Berikut ini adalah contoh laporan laba rugi rinci untuk perusahaan catering:
Laporan Laba Rugi Catering ABC Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2022
Pendapatan Penjualan:
Paket Makanan A: Rp 1.000.000.000
Paket Makanan B: Rp 500.000.000
Harga Pokok Penjualan:
Bahan Baku: Rp 400.000.000
Tenaga Kerja: Rp 200.000.000
Total Harga Pokok Penjualan: Rp 600.000.000
Laba Kotor: Rp 900.000.000 (Rp 1.000.000.000 + Rp 500.000.000 - Rp 600.000.000)
Beban Operasional:
Beban Gaji Karyawan:Rp 150.000.000
Beban Sewa Tempat: Rp 50.000.000
Beban Transportasi: Rp 30.000.000
Beban Pajak: Rp 20.000.000
Total Beban Operasional: Rp 250.000.000
Laba Operasi: Rp 650.000.000 (Rp 900.000.000 - Rp 250.000.000)
Pendapatan Lain-lain:
Pendapatan Catering Tambahan: Rp 50.000.000
Total Pendapatan Lain-lain: Rp 50.000.000
Beban Lain-lain:
Beban Perbaikan Peralatan: Rp 10.000.000
Total Beban Lain-lain: Rp 10.000.000
Laba Sebelum Pajak: Rp 690.000.000 (Rp 650.000.000 + Rp 50.000.000 - Rp 10.000.000)
Pajak Penghasilan: Rp 207.000.000 (diasumsikan pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak)
Laba Bersih: Rp 483.000.000 (Rp 690.000.000 - Rp 207.000.000)
Laba Operasi Berjalan: Rp 483.000.000
Penjelasan:
- Pendapatan penjualan terdiri dari pendapatan dari paket makanan A sebesar Rp 1.000.000.000 dan paket makanan B sebesar Rp 500.000.000.
- Harga pokok penjualan meliputi bahan baku sebesar Rp 400.000.000 dan tenaga kerja sebesar Rp 200.000.000, dengan total harga pokok penjualan sebesar Rp 600.000.000.
- Laba kotor dihitung dengan mengurangi harga pokok penjualan dari pendapatan penjualan, sehingga Rp 1.000.000.000 + Rp 500.000.000 - Rp 600.000.000 = Rp 900.000.000.
- Beban operasional terdiri dari beban gaji karyawan sebesar Rp 150.000.000, beban sewa tempat sebesar Rp 50.000.000, beban transportasi sebesar Rp 30.000.000, dan beban pajak sebesar Rp 20.000.000, dengan total beban operasional sebesar Rp 250.000.000.
- Laba operasi dihitung dengan mengurangi total beban operasional dari laba kotor, sehingga Rp 900.000.000 - Rp 250.000.000 = Rp 650.000.000.
- Pendapatan lain-lain mencakup pendapatan dari catering tambahan sebesar Rp 50.000.000.
- Beban lain-lain mencakup beban perbaikan peralatan sebesar Rp 10.000.000.
- Laba sebelum pajak dihitung dengan menambahkan laba operasi dengan pendapatan lain-lain dan mengurangi beban lain-lain, sehingga Rp 650.000.000 + Rp 50.000.000 - Rp 10.000.000 = Rp 690.000.000.
- Pajak penghasilan dihitung dengan menggunakan tarif pajak sebesar 30% dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 690.000.000 x 30% = Rp 207.000.000.
- Laba bersih dihitung dengan mengurangi pajak penghasilan dari laba sebelum pajak, sehingga Rp 690.000.000 - Rp 207.000.000 = Rp 483.000.000.
- Laba operasi berjalan memiliki nilai yang sama dengan laba bersih, yaitu Rp 483.000.000.