Soal Jokowi Cawe-cawe Demi Negara, Bambang Pacul: Ada Kepatutan, Tak Akan Intervensi

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang pacul menjelaskan, jika istilah cawe-cawe berasal dari Jawa Tengah.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Mei 2023, 15:40 WIB
Ketua Komisi III DPR Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul. (Foto: Dokumentasi PDIP).

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku akan melakukan cawe-cawe dalam politik. Hal itu, dilakukan Jokowi demi kepentingan negara.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang pacul menjelaskan, jika istilah cawe-cawe berasal dari Jawa Tengah. Dia menilai, istilah tersebut bisa berdampak positif asal sesuai dengan keadaban dan kepatutannya.

"Cawe-cawe ini bahasa kosakata diksi Jawa diksi Jawa Tengah. Kalau orang Jawa Tengah tahu cawe-cawe itu artinya adalah akan ikut campur ikut mewarnai," kata Pacul, saat diwawancarai di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (30/5/2023).

"Tetapi cawe-cawe yang berkelebihan tentu nanti ada yang kurang bersepakat, maka cawe-cawe nya itu adalah cawe-cawe yang sesuai dan keadaban yang ada," sambungnya.

Dia pun mengingatkan, agar cawe-cawe yang dilakukan Jokowi bukan untuk mengintervensi. Terlebih, dalam penentuan capres dan cawapres, sebab kewenangan tersebut berada di partai politik.

"Maka saya katakan kepatutannya cawe-cawe dalam bahasa Jawa ada kepatutannya ga boleh cawe-cawe mengintervensi itu enggak boleh," tegasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa dirinya cawe-cawe atau ikut-ikutan demi kepentingan bangsa dan negara. Namun, Jokowi tidak menjelaskan maksud cawe-cawe tersebut.

Hal itu disampaikan Jokowi saat bertemu para pemimpin redaksi media massa di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/5).

Awalnya, Jokowi membahas soal momentum negara dalam 13 tahun ke depan, sehingga dibutuhkan pemimpin agar Indonesia tumbuh positif.

"Jadi Pak Jokowi menegaskan saya tidak netral dalam hal ini. 'Memang betul saya cawe-cawe tapi untuk kepentingan nasional'," kata kata GM News and Curent Affairs Kompas TV Yogi Nugraha usai pertemuan di Istana Negara.


Momentum Negara 13 Tahun ke Depan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memimpin rapat terbatas percepatan peta jalan penerapan industri 4.0 di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (3/9/2019). Jokowi meminta percepatan peta jalan penerapan industri 4.0 guna mendongkrak investasi dan ekspor. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Soal cawe-cawe ini, Jokowi mengartikan soal momentum negara dalam 13 tahun kedepan. Hal ini untuk kepentingan Indonesia.

"Saya tahu cara cawe-cawe saya tau persis bagaimana cara berpolitik yg baik, ketika ditanya bagaiamana capres cawapres mengarah pada siapa, presiden mengatakan masih jauh dan itu urusan parpol," kata Yogi.

"Jadi presiden mengatakan cawe-cawe lebih kepada untuk urusan kepentingan nasional menjaga momentum 13 tahun, menjaga bonus demografi saya harus cawe-cawe," sambungnya.

Soal pilpres 2024, kata Yogi, Jokowi tidak mengarahkan mendukung calon tertentu. Jokowi hanya menunggu siapa capres-cawapresnya yang mendaftar.

"Kalimat pemilu misalnya ya tungggulah masih jauh, pak presiden terakhir mengatakan lebih baik kita tunggu siapa yang daftar siapa capres cawapresnya," ungkapnya.

"Tapi yang berkali kalau gak salah lebih dari 7 kali megatakan cawe, bahkan sekali lagi ya mau closing sekali lagi ya cawe-cawe seperti beri pesan memang saya cawe-cawe," pungkasnya.

 

Reporter: Alma Fikhasari

Sumber: Merdeka.com

Infografis Jokowi Ingin Cawe-Cawe Urusan Politik, Begini Penjelasan Istana. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya