Liputan6.com, Washington - Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Senator Amerika Serikat (AS) Lindsey Graham. Hal itu terjadi setelah video yang diedit menampilkan komentar Graham terkait perang Ukraina.
Rekaman video, yang menggabungkan dua momen terpisah, diunggah oleh kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky setelah keduanya bertemu di Kyiv pada Jumat (26/5/2023).
Advertisement
Di dalam video itu, Senator Graham dilaporkan menyebutkan bahwa bantuan bagi Ukraina merupakan pengeluaran terbaik AS. Dia juga mengatakan bahwa Rusia tengah sekarat.
Tak gentar, senator Republikan itu merespons Rusia dengan mengatakan bahwa dia akan memakai surat perintah itu sebagai lencana kehormatan.
"Mengetahui bahwa komitmen saya untuk Ukraina memicu kemarahan rezim Vladimir Putin membuat saya sangat gembira," twit Graham pada Senin. "Saya akan terus berdiri bersama dan untuk kebebasan Ukraina sampai setiap pasukan Rusia diusir dari wilayah Ukraina."
"Akhirnya, ini tawaran bagi 'teman-teman' Rusia saya yang ingin menangkap dan mengadili saya karena menyebut rezim Putin sebagai penjahat perang: Saya akan tunduk pada yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional jika Anda pun melakukannya."
Seperti dilansir BBC, Selasa (30/5), pekan lalu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov merespons video Graham dengan mengatakan, "Sulit membayangkan rasa malu yang luar biasa bagi sebuah negara memiliki senator semacam itu."
Pada Minggu (28/5), Ukraina mengunggah video lengkap yang belum diedit ke media sosial. Dalam video pertama, Graham mengakui keberhasilan bantuan militer AS ke Ukraina dalam membantu menahan kemajuan Rusia, menyebutnya sebagai pengeluaran terbaik yang pernah dibelanjakan AS.
Kemudian dalam video satunya lagi, dia menyinggung bahwa semula banyak yang mengira Ukraina hanya akan bertahan tiga hari pasca invasi Rusia, mencatat bahwa Rusia sedang sekarat.
Graham Masuk Daftar Pencarian Orang
Kementerian Dalam Negeri Rusia -yang menempatkan Senator Graham dalam Daftar Pencarian Orang (DPO)- tidak menjelaskan kejahatan apa yang telah dilakukan Graham. Namun, pekan lalu Komite Investigasi Moskow -badan penegak hukum federal yang setara dengan FBI AS- mengatakan telah memulai penyelidikan atas "retorika senator AS mengenai pembunuhan orang Rusia".
Senator Graham dianggap sebagai salah satu anggota Partai Republik yang paling hawkish dalam masalah kebijakan luar negeri. Anggota parlemen asal Carolina Selatan itu telah menjadi pendukung kuat bantuan ke Ukraina dan menuduh Rusia melakukan "kejahatan terhadap kemanusiaan" selama konflik.
Tahun lalu, dia memicu kemarahan di Rusia setelah menyerukan pembunuhan Presiden Putin. Di lain sisi, Graham sendiri merupakan sekutu dekat Donald Trump, yang retorikanya tentang bantuan AS ke Ukraina tidak jelas.
Trump secara konsisten mengklaim dia akan mengakhiri perang dalam 24 jam jika terpilih kembali sebagai presiden, namun dia menolak menyebutkan apakah dia ingin Ukraina menang.
Advertisement