Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengingatkan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tak perlu menakut-nakuti rakyat soal dugaan kebocoran hasil putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sistem pemilihan umum (Pemilu).
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman menegaskan, jika SBY tidak menakut-nakuti. Justru, yang menakutkan adalah perubahan sistem pemilu menjadi proporsional tertutup atau coblos partai.
Advertisement
"Bukan menakut-nakuti. Yang menakut-nakuti justru sistem tertutup itu. Maksa-maksa rakyat," kata Benny, kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/5).
Dia menilai, jika sistem pemilu menjadi coblos partai merampas kedaulatan rakyat. Sehingga wajar, jika rakyat mempertahankan kedaulatannya.
"Malah sistem tertutup itu menerror, itu yang menakut-nakuti rakyat, itu yang merampok suara rakyat. Sistem tertutup itu merampok kedaulatan rakyat. Kalau rakyat daulatnya dirampok lalu mereka mempertahankan daulatnya masa enggak boleh," tegasnya.
Kritik Balik Hasto ke SBY
Sebelumnya, Presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan potensi chaos jika sistem pemilihan umum atau pemilu terbuka diganti ke pemilu tertutup di tengah jalan.
Pernyataan SBY tersebut langsung ditanggapi oleh PDIP. PDIP adalah satu-satunya partai parlemen yang mendukung perubahan sistem pemilu dari terbuka ke tertutup.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto balik menyinggung SBY dan Partai Demokrat. Hasto berpendapat, SBY seakan menyalahgunakan kekuasaan saat mengganti sistem pemilu dari tertutup menjadi terbuka pada 2008.
Dia pun merasa pernyataan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal sistem pemilu proposional tertutup seakan ingin membuat takut masyarakat.
"Tidak perlu seorang pemimpin menakut-nakuti rakyat selama para pemimpin punya sikap kenegarawanan yang kuat," ucap Hasto di kantor pusat PDIP, Senin (29/5).
Dia menilai kekacauan politik justru terjadi jika ada yang menaruh kecurigaan berlebihan sebelum pemilu dilaksanakan. Padahal, PDIP menurutnya telah menjadi bagian dari pilar demokrasi.
Hasto mengklaim bahwa partainya tidak diajarkan menang dengan segala cara. Dia menyebut selama dua pemilu terakhir PDIP menang melalui jalur konstitusional.
"Kami tidak diajarkan untuk menang dengan segala cara mendapatkan kenaikan 300 persen, kami menang dengan cara-cara konstitusional," kata Hasto.
Advertisement