PGN Tebar Dividen USD 228,36 Juta, 70 Persen dari Laba Bersih 2022

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2022 sebesar USD 228,36 juta. Dividen tersebut telah disetujui dalam RUPST Selasa, 30 Mei 2023.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 30 Mei 2023, 16:42 WIB
Pemegang saham PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) atau PGN menyetujui pembagian deviden tahun buku 2022 sebesar 70 persen dari laba bersih. (Foto: PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGAS)

Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) atau PGN menyetujui pembagian dividen tahun buku 2022 sebesar 70 persen dari laba bersih. Dividen tersebut setara dengan USD 228.367.788 atau USD 228,36 juta.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perusahaan Gas Negara Fadjar Harianto Widodo menuturkan, pihaknya membagikan dividen untuk tahun buku 2022 lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

"Pembagian dividen tahun buku 2022 sebesar 70 persen dari laba bersih. 70 persen sudah diperhitungkan dengan liabilitas manajemen dan cash flow yang ada pada 2023 ini. Sehingga kami lihat sebesar 70 persen atau lebih tinggi dari tahun lalu, membeikan ruang pengembangan investasi 2023 dan kebutuhan modal kerja" kata Fadjar dalam konderensi pers  di Auditorium Graha PGAS, Jakarta, pada Selasa (30/5/2023).

Adapun, sebesar USD 228.367.788 atau sebesar 70 persen dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham sesuai porsi kepemilikan saham pada perseroan dan dibayarkan secara tunai rupiah dengan kurs Bank Indonesia sesuai tanggal RUPS Tahun Buku 2022 selambat-lambatnya 30 hari setelah ditetapkan dalam RUPS Tahunan Perusahaan Gas Negara.

RUPST juga menetapkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun buku 2022 sebesar USD 326.239.697 atau USD 326,23 juta.

"PGN sebagai Subholding Gas Pertamina menjaga kinerja transmisi dan distribudi gas bumi sepanjang 2022. Kinerja operasional berhasil melampaui target volume lifting segmen migas di Blok Pangkah dan Fasken, didukung kenaikan ICP sehingga berkontribusi signifikan pada kinerja keuangan,” ujar Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama.

Program penghematan biaya melalui inovasi dan peningkatan efektivitas juga berperan penting dalam kesuksesan perusahaan.

Terlaksananya liability management, peningkatan kinerja ventura, serta efektivitas dan efisiensi di setiap kegiatan perusahaan, baik di PGN maupun anak perusahaan dan afiliasi, turut memperkuat kinerja perseroan.

"Rencana strategis PGN ke depan, bertujuan untuk menciptakan nilai tambah berkelanjutan dan meningkatan utilisasi gas sebagai energi transisi menuju net zero emission,” kata Rachmat.

 


Pengembangan PGN

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengumumkan laporan keuangan 2022 pada pertengahan April 2023. Perseroan catat pertumbuhan laba dan pendapatan sepanjang 2022. (Foto: PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGN)

Rencana yang dilakukan antara lain melalui peningkatan lifting migas, dukungan alih kelola Blok Rokan melalui pembangunan pipa minyak Rokan, gasifikasi kilang-kilang Pertamina untuk mendukung efisiensi kilang (di antaranya Senipah – Balikpapan yang targetnya akan mulai beroperasi pada kuartal III 2023), pengembangan LNG dan CNG retail di wilayah yang belum memiliki jaringan pipa gas, serta Jargas Rumah Tangga untuk mengurangi impor LPG.

Selain itu, PGN berupaya untuk perluasan wilayah bisnis ke skala internasional melalui kegiatan LNG Trading. Untuk mendukung pengoperasian Blok Rokan pasca alih kelola, PGN melalui anak perusahaannya yaitu Pertagas telah membangun jaringan pipa transmisi minyak sepanjang 367 km dari Minas-Duri-Dumai dan Koridor Balam-Bangko-Dumai (WK Rokan PSC). Pengaliran minyak bumi telah dialirkan pada kuartal IV 2022.

Rachmat melanjutkan, pada proyek jargas, PGN terus menjalankan pengembangan. PGN telah menyusun Road Map pembangunan jargas yang dapat membantu mengurangi subsidi dan Import LPG sd 57,5 juta tabung LPG pada 2026.

 


Pembangunan Fasilitas LNG

Pekerja merawat jaringan pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di Jakarta, Rabu (21/9/2016). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Dalam upaya pemanfaatan infrastruktur gas bumi beyond pipeline, saat ini terdapat 73 SPBG dan MRU yang tersebar di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Kalimantan milik Pertamina Group yang akan dikelola oleh Subholding Gas. SPBG dan MRU ini melayani pelanggan sektor Industri, Komersial, Rumah Tangga, dan Transportasi yang lokasinya jauh dari jaringan pipa gas.  

"PGN Bersama Dirjen Migas telah berdiskusi dengan untuk melakukan konversi transportasi umum dan truk utilitas di masing masing wilayah, serta meningkatkan utilisasi gas untuk sektor transportasi. PGN juga melakukan sinergi di internal Pertamina Group untuk melakukan konversi truk tanki yang digunakan untuk distribusi BBM,” imbuhnya.

Saat ini, PGN dalam proses perencanaan dan pembangunan fasilitas LNG Liqeufaction dan mini LNG Hub di Pulau Jawa yang akan digunakan untuk menyalurkan LNG dalam bentuk Iso Tank, Micro Bulk, dan VGL dengan harga yang kompetitif ke pelanggan Industri dan Retail yang lokasinya belum terjangkau oleh jaringan pipa gas.   

"Tantangan disrupsi masif di pasar energi global akan melanda setiap negara. PGN selaku Subholding Gas Group menjawab tantangan tersebut melalui pengembangan rantai bisnis gas bumi, baik melalui pipa gas, CNG, maupun LNG. Kami ingin menunjukkan bahwa gas bumi dan Subholding Gas merupakan solusi nyata dalam masa transisi energi saat ini,” ujar dia.

 

 

 

Contoh Infografis Hemat Energi (Hemat Energi di Rumah). Sumber : www.kominfo.go.id/

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya