Liputan6.com, Havana - Seorang perenang maraton asal Australia, Susie Maroney, berhasil mengarungi laut berombak bahkan ubur-ubur yang menyengat.
Melansir CNN, Maroney berhasil meraih rekor dunia untuk berenang jarak jauh tanpa alat bantu di perairan terbuka.
Advertisement
“Sangat sakit dan sangat senang, akhirnya berakhir!” ucap wanita yang saat itu baru berumur 23 tahun.
Terlihat kelelahan, pukul lima subuh ia tiba di Pantai Las Tumbas, Kuba, datang di tengah-tengah kegelapan, Senin, 1 Juni 1998.
Maroney menghabiskan 38 jam 33 menit di perairan yang dipenuhi hiu dan ubur-ubur, ia jadi orang pertama yang berenang sekitar 123 mil (198 km) melintasi Selat Yucatan.
Ia meninggalkan Pulau Mujeres, Meksiko, pada pukul 14.30 waktu setempat. Sabtu, 31 Mei 1998.
Maroney melakukan sebagian besar perjalanannya di dalam sebuah kandang yang dirancang untuk melindunginya dari hiu.
Namun, saat ia akhirnya meninggalkan kandang dan berenang di bentangan terakhir menuju teluk terpencil di ujung barat Kuba, saudara laki-lakinya berenang bersamanya untuk melindunginya dari hiu.
Ketika kakinya akhirnya menyentuh pasir, Maroney menjerit kesakitan, sekaligus lega.
Para pejabat Kuba, jurnalis internasional, dan anggota tim pendukung Maroney telah menunggu di pantai Karibia.
Ketika sang perenang tiba, mereka bertepuk tangan, dan pihak penyelenggara segera menyebarluaskan berita Maroney memecahkan rekor ke seluruh dunia melalui telepon satelit.
Maroney terengah-engah dan hampir tidak mampu menahan bobot tubuhnya sendiri, harus dibantu keluar dari air oleh saudara laki-lakinya.
Sakit Tersengat Ubur-ubur dan Terancam Diserang Hiu
Tentu apa yang dirasakan tubuhnya tidak bisa berbohong, lelah dan sakit.
Ia sempat meringis kesakitan karena sengatan ubur-ubur yang gagal dicegah oleh baju renang khusus Lycra dan sangkar hiu.
"Sekarang saya sakit dan segalanya,” ucap Maroney.
Namun, rasa sakitnya itu tidak dapat menandingi perasaan bahagia ketika ia melihat wajah bangga keluarganya.
Ekspresi Maroney saat itu bercampur, antara rasa sakit yang dirasakan tubuhnya dan kegembiraan yang dirasakan hatinya.
Seorang dokter memeriksa Maroney. Terkonfirmasi bahwa wanita itu dalam keadaan sehat.
Ketika ditanya bagian terburuk dari perjalanan panjangnya, Maroney mengaku, “Tentu malam itu yang terburuk.”
Namun, ia menambahkan, “Begitu saya melewati malam, saya tahu bahwa saya akan baik-baik saja.”
“Gelombangnya jauh lebih besar dari sebelumnya,” kata Maroney.
Dr. Michael Smith berbagi sedikit kisah perjalanan yang ditempuh pasiennya.
“Malam pertama, laut sangat ganas,” kata Smith. “Dia mengalami sedikit mabuk laut dan muntah-muntah.”
Maroney mengaku bertekad akan menyelesaikan perjalanan yang sudah dimulainya itu.
Advertisement
Rintangan yang Dialaminya
Rupanya Maroney dimaksudkan untuk berenang lebih jauh lagi. Otoritas Kuba menolak untuk mengizinkannya mendarat di mercusuar di Cabo de San Antonio dan menyarankannya untuk melanjutkan ke pantai.
Maroney akhirnya mencapai Las Tumbas setelah menempuh beberapa mil lebih jauh.
Selain itu, ia juga dipaksa untuk mulai berenang satu hari lebih lambat karena otoritas Meksiko bersikeras memintanya menandatangani surat pernyataan.
Surat itu berisi kesepakatan akan membebaskan otoritas Meksiko dari tanggung jawab jika terjadi kesalahan.
Laut yang ganas di awal perjalanan merusak sebagian kandang yang dirancang untuk melindunginya dari hiu.
Krunya sangat khawatir tentang bahaya hiu ketika Maroney meninggalkan kandang untuk mencapai pantai.
Setelah singgah sebentar di pantai Las Tumbas, Maroney menaiki perahu dan menuju ibu kota Kuba, Havana.
Ketika diwawancarai tentang perjalanan apa yang akan dilakukannya setelah ini, Maroney menjawab, “Selalu ada sesuatu yang ingin saya lakukan, tetapi saya tidak dapat memikirkannya sekarang.”
Wanita Asal Afrika Selatan Pecahkan Rekor Dunia Berenang di Air Es Sejauh 89 Meter
Kisah menakjubkan perenang lainnya datang dari seorang wanita asal Afrika Selatan. Lautan yang diarunginya bukan sembarang lautan, melainkan perairan Antartika.
Seorang wanita Afrika Selatan memecahkan Rekor Dunia Guinness-nya sendiri dengan berenang sejauh 295 kaki atau 89 meter di bawah es.
Amber Fillary, yang pertama kali memecahkan rekor dunia dua tahun lalu di Oppsjo, Norwegia, dengan jarak 229 kaki atau 69 meter.
Kini, ia memecahkan rekornya sendiri di Kongsberg, Norwegia, dengan berenang 89 meter tanpa sirip dan setelan untuk menyelam, demikian dikutip dari laman UPI, Senin (25/4/2022).
Fillary juga memegang Rekor Dunia Guinness untuk perjalanan bawah air terpanjang dengan satu tarikan napas.
Rekor dunia tersebut ia raih di Dahab, Mesir, dengan berenang sejauh 109 meter.
Fillary mengatakan, dia bersiap untuk upaya rekor terbarunya dengan secara bertahap membiasakan tubuhnya dengan dingin di Berlin dan kemudian berlatih di danau Norwegia dimana dia memecahkan rekor.
Advertisement