Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengincar pertumbuhan pendapatan operasional sekitar 84 persen hingga 87 persen pada 2023. Sebab, industri penerbangan sudah mulai pulih usai meredanya pandemi COVID-19.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan, pihaknya juga membidik pertumbuhan EBITDA (Earning Before Interest Depreciation and Amortization) sebesar 20 persen sampai dengan 25 persen pada tahun ini. Dalam rangka mencapai peningkatan pendapatan, perseroan akan melakukan penguatan dan restorasi armada.
Advertisement
"Garuda akan fokus pada layanan penerbangan yang berorientasi meningkatkan profitabilitas," kata Irfan dalam paparan publik, Selasa (30/5/2023).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Prasetio menegaskan, pihaknya berfokus pada pengelolaan keuangan dan menajemen risiko. Salah satunya, dalam upaya perbaikan ekuitas.
"Posisi ekuitas terus menunjukkan perbaikan dari posisi pada 31 Desember 2021 (audited) sebelum restrukturisasi sebesar. Konsolidasi USD 6,1 miliar, kemudian pada posisi pada 31 Desember 2022 (audited) sebesar USD 1,6 miliar (secara konsolidasi)," kata Prasetio.
Selain itu, kucuran dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 7,5 triliun masih terasa dampaknya secara signifikan bagi kelangsungan bisnis Garuda hingga saat ini. Sebab, dari total Rp 7,5 itu sekitar 60 persen digunakan untuk kebutuhan maintenance aset-aset penting perusahaan. Sedangkan, 40 persen sisanya dialokaskan untuk kebutuhan modal kerja.
Garuda Indonesia memiliki armada sebanyak 68 unit pada akhir tahun lalu. Jumlah tersebut meyusut daripada 2019 sebelum pandemi Covid-19 sebanyak 142 unit.
Adapun, hingga akhir 2022, Garuda Indonesia melayani 65 rute perjalanan domestik dan 31 rute perjalanan internasional. Angka tersebut berkurang dari 2019. Saat itu, perusahaan pelat merah ini melayani 133 rute perjalanan domestik dan 39 rute perjalanan internasional.
Bos Garuda Indonesia Sebut Penerbangan Domestik Hampir Pulih 100 Persen, Kinerja Bakal Moncer?
Sebelumnya, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) saat ini melihat geliat industri penerbangan lebih baik usai pandemi COVID-19. Ini mengingat, penerbangan domestik maupun internasional mengalami peningkatan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan, pemulihan industri penerbangan dari sisi domestik sudah mendekati 100 persen. Bahkan, pemulihan tersebut diperkirakan lebih cepat pulih dibandingkan penerbangan internasional.
"Internasional ada beberapa penundaan karena ketersediaan pesawat dan dari diskusi ada membatasi perjalanan bisnis karena lebih fleksibel dengan zoom (aplikasi pertemuan virtual)," kata Irfan dalam paparan publik Garuda Indonesia, Selasa (30/5/2023).
Meski demikian, Garuda Indonesia optimistis tahun ini cukup baik di atas rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP). Selain itu, industri penerbangan tidak bergantung dengan momentum Lebaran maupun liburan akhir tahun. Lantaran banyak acara besar berskala internasional yang diselenggarakan di Indonesia.
"Kita akhirnya menyaksikan peak season trafik itu bukan karena seasonal saja, tetapi juga terkait dengan event. Kita ada beberapa event seperti KTT Asean, KTT G20 kita bawa official pendukung acara tersebut sangat banyak. Kedua, ada beberapa musik event yang cukup banyak, sehingga banyak yang menggunakan pesawat," kata dia.
Di samping itu, Irfan mengatakan, pihaknya juga menadah berkah dari peningkatan jumlah jamaah Haji yang menggunakan layanan Garuda Indonesia. Jamaah Haji pun mengalami peningkatan 117 persen menjadi 104.172 orang dari 2022 sebanyak 47.915 orang.
"Volume jamaah haji 117 persen tumbuh. Kami masih konfirmasi tambahan kuota haji seluruh Haji dari Indonesia," imbuhnya.
Dengan demikian, Garuda Indonesia optimistis kinerja perusahaan dapat meningkat pada 2023. Dalam rangka mencapai peningkatan pendapatan, perseroan melakukan penguatan dan restorasi armada.
Advertisement
Gandeng Singapore Airlines
Sebelumnya, maskapai nasional Garuda Indonesia bersama dengan Singapore Airlines terus memperkuat jalinan kerja sama strategis dalam pengembangan jaringan penerbangan yang semakin seamless antara Indonesia dan Singapura.
Komitmen tersebut ditandai dengan penjajakan kerja sama komersial melalui pendekatan skema "Joint Venture" rute penerbangan antara kedua maskapai yang akan dilakukan pada rute penerbangan Singapura - Denpasar, Singapura - Jakarta dan Singapura - Surabaya. Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari perluasan kolaborasi komersial yang telah terjalin sejak November 2021.
Melalui kerja sama ini akan memungkinkan Garuda Indonesia dan Singapore Airlines untuk mengoptimalkan strategi pengembangan jaringan penerbangan antara Singapura dan Indonesia dengan menambah ragam pilihan jadwal penerbangan yang saling melengkapi antara Garuda Indonesia dan Singapore Airlines, termasuk dengan memberikan harga yang lebih kompetitif bagi pengguna jasa kedua maskapai.
Kerja sama ini sekaligus memperkuat landasan kolaborasi program corporate antara kedua maskapai yang dapat dikembangkan kedepannya.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan, dengan telah terjalinnya kerja sama selama lebih dari satu dekade antara Garuda Indonesia dan Singapore Airlines, kolaborasi dengan skema Joint Venture rute penerbangan ini akan menjadi inisiatif lanjutan perluasan kerjasama yang memberikan nilai lebih bagi pengalaman terbang untuk kedua pelanggan kedua maskapai dari seluruh dunia.
Selain itu, memperkuat komitmen kolaborasi strategis antara kedua maskapai dimomentum kebangkitan sektor aviasi pasca pandemi.”
“Kerja sama ini juga merupakan bagian dari upaya kami untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui strategi jaringan kami dengan mengoptimalkan jadwal penerbangan melalui kemitraan bersama Singapore Airlines,” ujar Irfan dikutip dari keterangan tertulis, Senin, (29/5/2023).
Perkuat Hubungan Bilateral
Ia menambahkan, melalui inisiatif ini, kedua maskapai sepakat untuk mengeksplorasi lebih banyak keuntungan bagi pengguna jasa penerbangan, dengan menawarkan pilihan ragam jadwal yang selaras dengan standar layanan yang diusung oleh Garuda Indonesia dan Singapore Airlines.
“Selain itu, kolaborasi ini juga diharapkan memperkuat hubungan bilateral strategis antara Indonesia dan Singapura, khususnya di bidang pariwisata dalam meningkatkan peluang kunjungan wisatawan mancanegara ke berbagai destinasi eksotis dan unggulan di Indonesia dan Singapura,” kata Irfan
Sementara itu, Goh Choon Phong, Chief Executive Officer, Singapore Airlines, mengatakan, joint venture ini akan menjadi kolaborasi yang memberikan keuntungan bagi kedua maskapai melalui peningkatan kemitraan jangka panjang antara Garuda Indonesia dan Singapore Airlines"
Goh Choon Phong mengatakan, hal ini sekaligus sebagai bentuk komitmen kami untuk menumbuhkan pasar penerbangan di Indonesia dan Singapura, memfasilitasi kebutuhan konektivitas yang lebih baik, serta mempromosikan kedua negara sebagai tujuan wisata regional.
Advertisement