Liputan6.com, Jakarta Model kerja hybrid atau jarak jauh sangat biasa dilakukan. Cara kerja hybrid ini membuat lonjakan penggunaan perangkat terkelola hingga 100% dan terjadi peningkatan data yang berlokasi di luar jaringan perusahaan.
Lebih dari 30% perangkat yang terhubung ke jaringan yang tidak terkelola oleh perusahaan, hal inilah yang memperbesar peluang terjadinya pelanggaran keamanan.
Advertisement
Masyarakat Indonesia harus menyadari frekuensi dan kecanggihan serangan siber dan pelanggaran data. “ Kurangnya tenaga ahli dalam industri keamanan siber di indonesia semakin mempersulit serangan siber, Fortinet berkomitmen untuk menjembatani kesenjangan keahlian serta memberikan pengetahuan dan kesadaran tentang keamanan siber kepada seluruh karyawan perusahaan,” Kata Country Director Fortiner Indonesia Edwin Lim di Raffles Hotel Jakarta pada Selasa 30 Mei 2023.
Fortinet merupakan pemimpin global keamanan siber yang mendorong konvergensi jaringan dan keamanan mengungkap temuan survei SASE Asia Pasifik tentang keamanan siber kerja hybrid.
Dari temuan survei tersebut, peningkatan jumlah koneksi ke cloud akan memperbesar peluang terjadinya pelanggaran keamanan. Menjaga keamanan jaringan sambil tetap memastikan konektivitas karyawan ke cloud adalah prioritas dan merupakan tantangan besar.
Rentan Insiden
Saat ini hanya 49% perusahaan di seluruh Asia yang memiliki personel keamanan khusus, dan hal ini yang menjadi penyebab lebih rentan terhadap insiden dan pelanggaran keamanan.
“Fortinet menawarkan solusi SASE Vendor Tunggal bertujuan untuk menyederhanakan pengelolaan kebijakan keamanan dan meningkatkan pengalaman pengguna bagi karyawan jarak jauh, untuk membantu perusahaan Indonesia mengatasi tantangan keamanan akibat perubahan tenaga kerja,” kata Edwin.
SASE sebagai vendor tunggal untuk peningkatan keamanan sekaligus memberikan pengalaman pengguna yang konsisten bagi karyawan hybrid.
Preferensi penerapan SASE untuk mengelola layanan jaringan dan keamanan untuk merampingkan proses operasionalnya, dari multi menjadi tunggal.
“SASE Vendor Tunggal dengan kapabilitas jaringan dan keamanan yang terkonvergensi terbukti mampu menjadi dobrakan bagi perusahaan yang mencari postur keamanan yang sederhana namun konsisten bagi pengguna di dalam dan di luar jaringan,” kata Vice President Marketing dan Komunikasi Asia & ANZ Rashish Pandey di kesempatan yang sama.
Perusahaan harus mampu mengikuti perubahan trend model kerja karyawan di era digital pada saat ini. Postur keamanan dan investasi pada solusi cloud yang mampu berintegrasi mulus dengan lingkungan kerja hybrid dan mitigasi risiko adalah prioritas utama bagi Fortinet.
Advertisement