Vaksinasi Massal Gunakan Vaksin COVID-19 Inavac, Bangun Imunitas Tanpa Impor

Sekitar 430-an warga di sekitar Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Selasa, 30 Mei 2023 mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 Inavac.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 31 Mei 2023, 12:00 WIB
Vaksinasi massal menggunakan vaksin Inavac di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. (Foto: Benedikta Desideria/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Masa pandemi COVID-19 memang sudah lepas dari status darurat tapi mendapatkan perlindungan dari virus SARS-CoV-2 tetap diperlukan. Terlebih bagi yang belum pernah mendapatkan vaksinasi COVID-19 sama sekali maupun dengan komorbid. 

Maka dari itu, sekitar 430-an warga di sekitar Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Selasa, 30 Mei 2023 mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 untuk primer maupun booster. Vaksin yang digunakan yakni Inavac, sebuah vaksin produksi PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia (PT Biotis) yang bekerja sama dengan peneliti Universitas Airlangga.

"Vaksin ini seratus persen karya anak bangsa, sebuah prestasi gemilang yang harus kita banggakan," kata Direktur Utama PT Biotis FX Sudirman dalam sambutan vaksinasi massal yang digelar di Kantor Biotis, Gunung Sindur.

Pemerintah lewat Kementerian Kesehatan sudah membeli lima juta dosis vaksin Inavac. Dari angka tersebut, Sudirman mengatakan bahwa 1,2 juta dosis vaksin Inavac sudah terealisasi.

"Saat ini, masih produksi untuk sekitar 3,7 vaksin COVID-19 lagi untuk me-refill kebutuhan di masyarakat," kata Sudirman.

Indonesia Mampu 

Kehadiran vaksin COVID-19 buatan dalam negeri juga merupakan bukti bahwa Indonesia mampu berbuat lebih saat pandemi mendera. Indonesia tak hanya mampu menghadapi pandemi tapi juga membuka kotak pandora bahwa Indonesia bisa membuat vaksin seperti disampaikan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia Penny Lukito di kesempatan yang sama.

"Dalam vaksinasi Indonesia bukan hanya mencapai herd immunity, hal yang sudah kita dapatkan dengan mengahasilkan sebuah turning point yakni kita bisa membuat vaksin dari seratus persen periset Indonesia yang dikembangkan oleh industri farmasi yang baru (PT Biotis)," kata Penny.

Sehingga, dalam memproduksi vaksin Indonesia tidak hanya memiliki Biofarma tapi juga Biotis.

"Ini sebuah pencapaian bangsa kita dari peneliti hingga industri vaksin yang baru," lanjut Penny.

 

Antrean vaksinasi menggunakan Inavac di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.

Bangun Imunitas Tanpa Impor

Kehadiran Inavac mendapatkan apresiasi dari anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) RI, Sidarto Danusubroto. (Foto: Benedikta Desideria/Liputan6.com)

Kehadiran Inavac mendapatkan apresiasi dari anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) RI, Sidarto Danusubroto. Tanpa impor vaksin COVID-19 dari luar negeri, masyarakat bisa memiliki imunitas terhadap SARS-CoV-2.

"Ini betul kita perlukan, jangan sampai hanya bergantung pada impor, impor, impor. Itu menguras devisa," kata Sidarto.

Kehadiran Inavac juga memperlihatkan bahwa bangsa Indonesia berdaya di kala masa sulit. Indonesia bergerak bangkit dengan membuat vaksin COVID-19 sendiri.

"Kita bisa produksi vaksin dalam negeri, kita bisa berdayakan anaka bangsa untuk membangun imunitas tanpa kita perlu impor," lanjutnya lagi.

 

 


Jungkir Balik Kembangkan Vaksin Inavac

Vaksin Inavac produksi PT Biotis

Vaksin Inavac merupakan vaksin COVID-19 yang dikembangkan di dalam negeri dengan platform inactivated oleh peneliti Universitas Airlangga bekerja sama dengan PT Biotis. Vaksin Inavac merupakan vaksin karya anak bangsa Indonesia yang proses pengembangannya 100 persen dilakukan di dalam negeri, mulai dari hulu menggunakan seed vaksin dari hasil isolasi virus SARS-CoV-2 pasien COVID-19 di Surabaya hingga ke proses uji klinik dan produksi.

Sedari permulaan, BPOM mengawal pengembangan Vaksin Inavac mulai dari pelaksanaan uji non-klinik pada hewan hingga uji klinik pada manusia, termasuk memberikan masukan desain penelitian uji klinik mulai dari fase 1, 2, dan 3. BPOM juga melakukan asistensi regulatori penyiapan fasilitas produksi dalam rangka pemenuhan standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

"Saya tahu jungkir baliknya (dalam pembuatan vaksin Inavac dari awal)," kenang Penny. 

"Awal-awal kami mendampingi, kami apresiasi sekali dengan peneliti dan Biotis yang tekun dan keikhlasan mengikuti standar internasional yang diterapkan BPOM dalam pembuatan vaksin," kata Penny.

Setelah melakukan evaluasi terhadap aspek keamanan, khasiat, dan mutu Vaksin Inavac dengan mengacu pada standar evaluasi vaksin COVID-19 yang berlaku secara internasional, Vaksin Inavac telah memperoleh izin penggunaan darurat/Emergency Use Authorization (EUA) pada tanggal 1 November 2022 untuk indikasi vaksinasi primer pada dewasa usia 18 tahun ke atas. Selanjutnya pada 17 November 2022, Vaksin Inavac mendapatkan persetujuan untuk vaksinasi booster heterolog pada dewasa usia 18 tahun ke atas dengan primer vaksin Sinovac.

Selain itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa Nomor 8 tahun 2022 terkait kehalalan Vaksin INAVAC pada tanggal 7 Februari 2022 yang berlaku hingga 6 Februari 2026.


Inavac Uji Klinik pada Usia Remaja

Dirut PT Biotis, FX Sudirman bersama Kepala BPOM Penny Lukito dalam vaksinasi massal vaksin Inavac di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.

Saat ini, produsen Inavac tengah dalam persiapan melakukan uji klinik vaksin tersebut pada usia remaja. Rencananya minggu depan bakal dilakukan uji klinis lanjutan untuk remaja yang bakal dilakukan di RSUD Soetomo, Surabaya.

"Uji klinik pada remaja berjalan minggu depan ada penyuntikan untuk remaja. Kami harap dapat izin penggunaan darurat untuk remaja sehingga anak-anak yang sekolah ini bisa dapat booster," kata Sudirman. 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya