Liputan6.com, Jakarta - Ceria Isra Ningtyas, pustakawan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian bercerita tentang pengalamannya selama pandemi Covid-19. Meski work from home (WFH) alias bekerja dari rumah, pustakawan terus bergerak memberikan layanan terbaiknya dengan berbagi kegiatan mencerdaskan masyarakat.
Advertisement
"Di saat WFH tersebut, saya memiliki waktu yang cukup untuk menulis. Sebanyak 32 buku antologi terbit pada saat April 2020 hingga saat ini," kata Ceria kepada Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Ceria merupakan salah satu finalis Pemilihan Pustakawan Berprestasi Terbaik Tingkat Nasional Tahun 2023 yang digelar Perpusnas, 15-18 Mei 2023, di Hotel Grand Mercure Hayam Wuruk Jakarta. Dia menjabat sebagai Pustakawan Ahli Muda Setjen Kementerian Pertaniaan.
Tak hanya menulis buku antologi, Ceria juga terlibat menyunting buku antologi Agricultural Librarian Stories, sekaligus berpartisipasi sebagai penulis dalam bukut tersebut. Buku itu berisi kumpulan kisah pustakawan pertanian dari Kementerian Pertanian dan Fakultas Pertanian sebuah universitas.
Selain itu, Ceria juga diberikan kepercayaan untuk menyunting buku antologi The Multitalent Librarian yang merupakan proyek dari Forum Perpustakaan Khusus Indonesia.
"Alhamdulillah, keaktifan saya menulis diapresiasi beberapa pihak terkait melalui undangan berbagi pengetahuan," ujar wanita kelahiran Balikpapan, 37 tahun silam itu.
Pada 21 April 2020 lalu, Ceria turut berbagi pengetahuan mengenai 'Strategi Cerdas Kartini Muda Bangkitkan Pertanian Lebih Bermakna' via aplikasi Zoom oleh Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) bersama dengan pembicara perempuan muda dari kalangan peneliti, penyuluh pertanian, serta usahawan pertanian.
"Saya membagikan tulisan, Pustakawan Inspiratif di Mata Generasi Z yang telah dimuat pada buku antologi Inspirasiku di perpustakaan," ujarnya.
Untuk diketahui, Perpustakaan Setjen Kementerian Pertaniaan dikelola dalam upaya mendukung penguatan literasi terhadap ASN lingkup Setjen Kementan. Namun, pada pelaksanaan pengelolaan sumberdaya informasi, Perpustakaan Setjen Kementan tak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan informasi ASN/pegawai lingkup Setjen saja.
Namun juga lingkup Kementerian Pertanian. Selain itu, pemustaka juga berasal dari ASN instansi pemerintah lainnya, siswa pelajar, mahasiswa/civitas akademika, perusahaan swasta, serta masyarakat umum.
Salah satu layanan unggulan Perpustakaan Setjen Kementan yaitu 'Layanan Penelusuran Informasi dan Literatur Digital'. Layanan ini ditujukan untuk keperluan penyusunan kebijakan, laporan, dan karya tulis ilmiah pada berbagai bidang, yaitu pertanian umum, agribisnis, perencanaan, kerja sama luar negeri, kepegawaian, perizinan dan layanan publik, hukum, hubungan masyarakat, pengelolaan informasi publik, manajemen keuangan dan aset, manajemen data dan sistem informasi, serta perlindungan varietas tanaman.
Layanan ini bertujuan untuk memudahkan para jabfung di Kementerian Pertanian untuk menyusun karya tulis dalam pemenuhan butir kegiatan pengembangan profesi. Karena pihak perpustakaan yang menelusur berbagai topik yang akan ditulis oleh para jabfung kemudian mengirimkannya via email.
Selanjutnya, para jabfung dapat membaca berbagai file hasil penelusuran yang telah dikurasi oleh pustakawan. Hasil penelusuran tersebut didominasi oleh artikel jurnal ilmiah baik dalam negeri maupun internasional serta karya tulis berupa skripsi, tesis ataupun disertasi.
Para jabfung yang menjadi klien dari layanan ini yaitu pranata humas, dosen, perancang peraturan perundang-undangan, Pengawas Mutu Hasil Pertanian, dan jabfung lainnya.
Sudah Menjadi Passion
Ceria mulai membuka taman bacaan untuk teman-teman di perumahan tempat tinggal. Taman bacaan yang diberi nama 'Inti Sari' ini menjadi harapan ia dan teman-teman dapat menikmati inti dari manisnya pengetahuan.
"Menjadi pustakawan sudah menjadi passion saya sejak usia anak-anak. Di saat saya masih bersekolah di SD kelas 4, saya menjadi volunteer di perpustakaan sekolah pada waktu istirahat, membantu guru yang ditunjuk sebagai koordinator perpustakaan untuk layanan sirkulasi atau sekedar menyampul plastik buku-buku baru," tuturnya.
Tertarik di bidang perpustakaan sejak kecil, membuat Ceria mantap memilih studi S1 Ilmu Perpustakaan FIB Universitas Indonesia. Sebelum dan hingga menyelesaikan pendidikan sarjana tersebut, Ceria diminta menjadi koordinator perpustakaan di Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia (PSJ-UI) selama dua tahun.
"Saat bekerja di PSJ UI, saya juga terlibat dalam penelitian mengenai perpustakaan dan budaya Jepang. Walaupun demikian, atas saran dari orangtua dan disetujui oleh suami, kemudian saya mengikuti berbagai tes seleksi penerimaan CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) yang saat itu sangat banyak dibuka di berbagai instansi. Puji syukur kepada Allah SWT pada akhir 2009 saya diterima menjadi CPNS pada formasi Pustakawan di Kementerian Pertanian," ujarnya.
Sejak 2012, Ceria telah menjadi pejabat fungsional pustakawan yang mengelola Perpustakaan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Perpustakaan ini termasuk perpustakaan khusus di Kementerian Pertanian yang merupakan binaan dari Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA).
Perpustakaan Setjen Kementan mempunyai peran sangat strategis untuk mendukung pelaksanaan tugas secara khusus Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik juga secara umum pada Unit Kerja Setjen yang terdiri dari 6 Biro dan 2 Pusat di Kantor Pusat Kementerian Pertanian.
Biro dan Pusat tersebut yaitu Biro Perencanaan, Biro Organisasi dan Kepegawaian, Biro Hukum, Biro Keuangan dan Perlengkapan, Biro Umum dan Pengadaan, Biro Kerjasama Luar Negeri, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian.
"Terlepas dari berbagai aktivitas sebagai pustakawan, saya selalu mempunyai impian untuk bisa mengelola perpustakaan pertanian yang kekinian. Saya beruntung mendapatkan pimpinan yang selalu mendukung dan memberikan arahan yang positif untuk pengelolaan Perpustakaan Setjen Kementan," ujar Ceria.
Advertisement