Liputan6.com, Jakarta - Perpustakaan, sebagai lembaga yang mengakses berbagai jenis bahan pustaka, dapat menjadi jembatan untuk menyediakan akses informasi yang berkualitas mengenai kesehatan reproduksi dan pendidikan seks bagi remaja.
Hal itulah yang membuat pustakawan Anastasia Santi Delliana, pustakawan sekaligus dosen dari Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis (42) yang mengangkat inovasi bertajuk 'Literasi Pendidikan Seksual pada Perpustakaan Keliling'.
Advertisement
Menurut Santi, pendidikan seksual berbasis inklusi sosial merupakan cara inovatif untuk meningkatkan literasi masyarakat dan informasi kesehatan, khususnya kesehatan reproduksi remaja. Dia mengatakan, perpustakaan tidak pernah mempromosikan pendidikan seksual sebagai bagian dari inklusi sosialnya.
"Tentunya hal ini untuk mengembangkan perpustakaan dan pustakawan dengan melihat keragaman budaya, kemauan untuk berubah, dan kesempatan untuk berusaha, mempertahankan, dan memperjuangkan budaya dan hak asasi manusia," kata Santi, finalis Pemilihan Pustakawan Berprestasi Terbaik Tingkat Nasional Tahun 2023 yang digelar Perpustakaan Nasional 15-18 Mei 2023, di Hotel Grand Mercure Hayam Wuruk Jakarta.
Menurut Santi, perpustakaan sebagai institusi yang memiliki pengaruh besar dalam masyarakat harus terbuka dan responsif terhadap kebutuhan dan keberagaman remaja.
Namun, penting untuk mencatat bahwa pendidikan seksual yang diberikan oleh perpustakaan haruslah dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan etika serta sensitivitas terhadap budaya lokal.
"Peran pustakawan dalam menyediakan informasi yang akurat, objektif, dan komprehensif sangatlah penting dalam menjaga integritas pendidikan seksual di perpustakaan," ujarnya.
Pada semester I tahun 2020, DKI Jakarta memiliki 633 perpustakaan keliling di lima kota administratif. Sedangkan, Jakarta Utara memiliki 160 lokasi perpustakaan keliling, lebih banyak dari empat kota administratif lainnya.
Dalam paparannya, Santi mengungkapkan pendidikan seksual ini akan berkolaborasi dengan perpustakaan keliling untuk, pertama yaitu mendistribusikan informasi dan layanan membaca ke daerah-daerah terpencil yang tidak memungkinkan adanya perpustakaan permanen.
Sedangkan, kedua yaitu membantu perpustakaan umum dalam mengembangkan pendidikan informal bagi masyarakat. Pustakawan harus membantu pemustaka dalam belajar sepanjang hayat.
"Perpustakaan keliling akan menampilkan katalog dengan gambar, warna, dan video di tablet/laptop/televisi dalam memberikan pendidikan seksual," tuturnya.
Dikenal Sebagai 'Tante Intim'
Anastasia Santi Delliana adalah pustkawan yang juga dosen di Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis. Wanita kelahiran Klaten yang meraih gelar doktor di Universitas Sahid Jakarta ini sudah menekuni profesi sebagai pustakawan sejak 2002.
Saat ini, Santi mendapatkan kepercayaan menjadi Editorial Boards pada Jurnal Efiesiensi di Universitas Negeri Yogyakarta, Jurnal Ilmiah di Publipreneur Polimedia Jakarta, Jurnal Valuasi (JV) Universitas Bina Bangsa, dan Jurnal FPPTI Pusat.
Selain itu, Santi juga mendapatkan sertifikasi pada Penulis Non Fiksi, Sertifikasi Pustakawan dan Asesor Kompetensi Pustakawan. Santi juga mengikuti beberapa program sertifikasi yang mendukung kompetensi pustakawan seperti Mendeley Advisor dan Scopus Certification serta telah mengantarkan Perpustakaan Kalbis mendapatkan Akreditasi A pada 2019 dengan sokongan tujuh pustakawan yang tersertifikasi pustakawan.
Tak bisa dipungkiri kemampuan literasi yang dimiliki sebagai pustakawan juga mengantarkan Santi menjajaki karier sebagai dosen. Dosen tetap dengan jabatan Asisten Ahli di Program Studi Ilmu Komunikasi baru dijalaninya sejak 2019 di Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis.
Sebagai seorang dosen, Santi mulai tertarik untuk mendalami komunikasi antarpribadi khusus komunikasi seksual. Hal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya fenomena komunikasi seksual yang ditemui.
"Dan ini yang mendorong saya untuk membuka kanal komunikasi yang diberi nama 'Bincang Intim' di Instagram dan Youtube," ungkap Santi.
Predikat sebagai 'Tante Intim' melekat pada sosok Santi Delliana, karena ketertarikannya pada penelitian-penelitian tentang komunikasi seksual pasangan suami istri. Hal inilah yang menjadi penguat langkahnya untuk mengambil Pendidikan Doktoral di Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid dan menyelesaikan disertasi dengan judul penelitian Komunikasi Seksual, Dialektika Relasional Pasangan Suami Istri.
"Tema tentang pendidikan seksual memberi kesempatan saya menjadi pembicara di beberapa sekolah," ujarnya.
Selain itu, isteri dari Antonius Mulyono Wibowo ini juga aktif menulis artikel ilmiah baik secara personal maupun berkolaborasi. Selain dari inovasi yang dikembang di perpustakaan, Santi juga menulis beberapa artikel ilmiah di antaranya Pemanfaatan Google Form Dan Google Spreedsheet Di Learning Resource Center (Lrc) Institut Teknologi Dan Bisnis Kalbis; Bingkai Kehidupan Janda: Meneropong dari Kacamata Dramatugi; Self-Disclosure Generasi Z di Twitter; Bigo Live: Ethical Degradation in Communication (A Critical Study of Communication in a Computer-Mediated Communication Perspective); Citizen journalism as postmodern journalism, dan masih banyak lagi.
Pada 2022, Santi juga berhasil mendapatkan Hibah Penelitian dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi dengan skema penelitian Penelitian Disertasi Doktor (PDD) dan Penelitian Dosen Pemula.
Selain pengajaran dan penelitian, Santi juga melakukan pengabdian kepada masyarakat baik bidang perpustakaan dan komunikasi.
Kecintaan Santi pada buku dan perpustakaan ditunjukkan lewat jalur pendidikan, mulai D3 Universitas Indonesia pada 1999, lulus S1 pada 2006 dan Pendidikan Magister Ilmu Komunikasi pada 2016 dengan bidang ilmu Informasi dan Perpustakaan, Fakultas Komunikasi Universitas Padjajaran.
Sambil terus menjalin networking dan kolaborasi, Santi diamanahkan menjadi Humas dan Promosi selama 2 periode pada kepengurusan FPPTI DKI dan menjadi tim publikasi dan jurnal ilmiah periode kepengurusan FPPTI Pusat.
Beberapa kali Santi juga diundang menjadi pembicara dalam Bimbingan Teknis Pengembangan Perpustakaan Perguruan Tinggi yang diselenggarakan beberapa kali oleh Perpustakaan Nasional.
Advertisement