Liputan6.com, Jakarta - Berhaji memiliki ritual khusus yang diatur atau rukun yang harus terpenuhi agar ibadahnya sah. Ada enam rukun haji, yakni ihram, wukuf di Arafah, tawaf di Ka’bah, sa’i pada Shafa dan Marwa, cukur rambut, dan tertib.
Di luar itu, banyak kesunnahan yang sangat sayang jika dilewatkan.
Baca Juga
Advertisement
Lazimnya, umat Islam akan memanfaatkan waktu luang dalam rangkaian haji untuk melakukan berbagai hal lain. Misalnya, ziarah makam Nabi, keluarganya, serta para sahabat Nabi, dan para aulia.
Pertanyaannya, apakah hal ini diperbolehkan?
Pada Jumat pertama bulan Juni 2023 ini, redaksi menyajikan naskah khutbah Jumat berjudul 'Khutbah Jumat: Berhaji dan Dalil Ziarah ke Makam Nabi serta Aulia'.
Teks khutbah Jumat ini disusun oleh Dr Rustam Ibrahim, Wakil Katib Syuriah PCNU Boyolali/ Dosen UIN Raden Mas Said Surakarta, dikutip dari nu.or.id.
Semoga menjadi amal jariyah untuk penyusun dan tim publikasi dan bermanfaat. Amin.
Khutbah I
اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Alhamdulillah di bulan ini banyak saudara kita sesama Muslim yang pergi melaksanakan ibadah haji ke Baitullah. Rasanya kurang sempurna, jika jamaah haji tidak berziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Sebagai bekal dalam ziarah ke makam Nabi, sahabat, syuhada, dan auliya, perlu dikemukakan beberapa dalil yang terkait dengan hukum ziarah kubur.
Imam An-Nawawi dalam kitabnya Al-Adzkar halaman 170 menjelaskan bahwa sebaiknya orang yang berangkat ibadah haji berziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW. Berziarah ke Makam Nabi merupakan ibadah terbaik, perjalanan paling menguntungkan, dan harapan yang paling utama. Bagaimana tidak, Nabi Muhammad SAW telah menjanjikan bagi orang mu’min yang berziarah kubur di makam Beliau, wajib mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad SAW.
Terdapat sebuah kisah yang dikutip dari Syekh Utbiy, ia menjelaskan bahwa ia pernah berziarah dengan duduk di samping Makam Nabi Muhammad SAW. Kemudian muncul seorang a’rabi, ia mengatakan: Assalamu’alaika Ya Rasulallah. Saya mendengar Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nisa’ ayat 64:
وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا
Artinya: "Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (An-Nisa’: 64).
Laki-laki tersebut kemudian mengatakan: "Sungguh saya sowan kepada Tuan Baginda Nabi ingin minta ampun kepada Allah dari dosa, mohon perantara syafaat Tuan Baginda Nabi kepada Allah SWT", kemudian ia melantunkan sebuah syi’ir:
يَا خَيْرَ مَنْ دُفِنَتْ بِاْلقَاعِ أَعْظَمُهُ # فَطَابَ مِنْ طِيْبِهِنَّ اْلقَاعُ وَاْلأَكَمُ نَفْسِيْ اْلفِدَاءُ لِقَبْرٍ أَنْتَ سَاكِنُهُ # فِيْهِ اْلعَفَافُ وَفِيْهِ اْلجُوْدُ وَاْلكَرَمُ
Wahai sebaik baik manusia yang di kebumikan di lembah ini lagi paling agung # Maka menjadi harumlah dari pancaran keharumannya semua lembah dan pegunungan ini. Diriku sebagai tebusan kubur yang engkau menjadi penghuninya # Di dalamnya terdapat kehormatan, kedermawanan dan kemuliaan.
Al-Utbiy berkata, seorang A’rabi tersebut kemudian pergi. Setelah itu mata saya terasa mengantuk hingga tertidur. Di dalam tidur saya bermimpi berjumpa dengan Rasulullah SAW yang kemudian Beliau bersabda; ‘Hai ‘Utbi, susullah orang A’rabi tersebut dan sampaikanlah berita gembira kepadanya bahwa Allah telah memberikan ampunan kepadanya.’
Dari sini jelas bahwa berziarah ke makam Nabi merupakan sebuah ibadah yang utama yang sangat dianjurkan bagi setiap Muslim. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana hukumnya kita berziarah ke makam sahabat, syuhada, auliya, dan sholihin? Dalam hal ini Imam Badruddin Aini dalam Kitab ‘Umdatul Qari’ Syarah Shahih Bukhari Juz 8 halaman 70, beliau menegaskan:
وَكَانَ الشَّارِع يَأْتِي قُبُور الشُّهَدَاء عِنْد رَأس الْحول فَيَقُول: السَّلَام عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ، فَنعم عُقبى الدَّار، وَكَانَ أَبُو بكر وَعمر وَعُثْمَان، رَضِي الله تَعَالَى عَنْهُم، يَفْعَلُونَ ذَلِك،
Artinya: "Nabi Muhammad mengunjungi makam para syuhada’ setiap awal tahun, kemudian Nabi bersabda: Salam damai bagi kalian dengan kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar, dan Sayyidina Utsman juga mengerjakan sebagaimana yang dilakukan Nabi."
Dari sini jelas, Nabi juga memberikan keteladanan kepada kita untuk berziarah ke makam para syuhada. Dalam hal ini, Imam Ibnu Hajar Al-Haitami pernah ditanya sebagaimana berikut:
وَسُئِلَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ زِيَارَةِ قُبُوْرِالأَوْلِيَآءِ فِيْ زَمَنٍ مُعَيَّنٍ مَعَ الرِّحْلَةِ إِلَيْهَا فَأَجَابَ بِقَوْلِهِ ِزيَارَةِ قُبُوْرِالأَوْلِيَاءِ قُرْبَةٌ مُسْتَحَبَّةٌ وَكَذَا الرِّحْلَةُ إِلَيْهَا
Artinya: “Ibnu Hajar Al-Haitami pernah ditanya tentang ziarah ke makam para wali, dalam waktu tertentu dengan melakukan perjalanan khusus ke makam mereka. Beliau menjawab: “berziarah ke makam para wali ialah ibadah yang disunnahkan. Demikian pula dengan perjalanan ke makam mereka”. (Al-Fatawa al-Kubra al-Fiqhiyah, juz II : 24).
Syekh Ibnul Haj, seorang ulama Madzhab Maliki dalam Kitabnya Al-Madkhol juz 1 halaman 255 juga menjawab bahwa berziarah ke makam para shalihin merupakan ibadah yang dianjurkan dengan tujuan mendapatkan berkah dan pelajaran. Sebagaimana fatwa beliau:
أَنَّ زِيَارَةَ قُبُورِ الصَّالِحِينَ مَحْبُوبَةٌ لِأَجْلِ التَّبَرُّكِ مَعَ الِاعْتِبَارِ، فَإِنَّ بَرَكَةَ الصَّالِحِينَ جَارِيَةٌ بَعْدَ مَمَاتِهِمْ كَمَا كَانَتْ فِي حَيَاتِهِمْ
Artinya: "Sesungguhnya berziarah ke makam para ulama shalihin itu dianjurkan karena tujuan mendapatkan berkah serta pelajaran. Karena berkah para shalihin itu tetap mengalir hingga setelah mereka wafat sebagaimana Ketika mereka masih hidup".
Dari beberapa dalil di atas dapat disimpulkan bahwa berziarah ke makam Nabi dan para wali merupakan hal yang dianjurkan bagi setiap Muslim dengan tujuan mendoakan, mendapatkan keberkahan, dan pelajaran ingat akhirat.
Semoga kita semua selalu diberikan pertolongan Allah dalam mendapatkan keberkahan Nabi dan para wali, mendapatkan petunjuk kebaikan dengan berkah kemuliaan aulia, serta mendapat keselamatan dari Allah SWT di dunia dan akhirat. Amin.
جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Advertisement
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Tim Rembulan
Simak Video Pilihan Ini: