Liputan6.com, nEW yORK - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Rabu, 31 Mei 2023 seiring investor mengawasi debat plafon utang AS.
Dikutip dari CNBC, Kamis (1/6/2023), indeks Dow Jones melemah 0,41 persen ke posisi 32.908,27. Indeks S&P 500 terpangkas 0,61 persen menjadi 4.179,83. Indeks Nasdaq tergelincir 0,63 persen ke posisi 12.935,29.
Advertisement
Kesepakatan yang dicapai pada akhir pekan lalu oleh Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy menyelesaikan ujian besar pada Selasa malam, 30 Mei 2023 setelah maju ke DPR setelah pemungutan suara di Komite DPR. Pemungutan suara diharapkan berlangsung pada Rabu malam waktu setempat.
“Saya pikir kita memiliki suara untuk meloloskan (RUU plafon utang-red) hari ini,” ujar negosiator dari Partai Republik Patrick McHenry dikutip dari CNBC.
Chief Invesment Strategist CFRA Research, Sam Stovall menuturkan, kesepakatan plafon utang kemungkinan berlaku sebelum AS gagal bayar, tetapi investor bertanya-tanya apakah diperlukan lebih banyak perubahan dan waktu sebelum kesepakatan resmi dapat dicapai.
Setelah RUU disetujui, ia menuturkan, pelaku pasar akan mengalihkan fokus ke pertemuan kebijakan the Federal Reserve pada Juni 2023. “Beberapa investor khawatir desibel tinggi, perbedaan pendapat mungkin akan menyebabkan pemungutan suara ini gagal dan memerlukan beberapa penyesuaian sebelum berakhir. Pelaku pasar mengambil keuntungan apa pun menjelang pemungutan suara malam ini,” tutur dia.
Di sisi lain, pada penutupan perdagangan Rabu, 31 Mei 2023 menandai akhir bulan perdagangan pada Mei 2023. Di wall street, indeks Nasdaq melambung 5,8 persen dibantu reli saham terkait kecerdasan buatan dan teknologi. Indeks S&P 500 naik 0,3 persen. Indeks Dow Jones melemah hampir 3,5 persen pada Mei 2023 hal itu terseret saham Nike, Walt Disney, Walgreens, 3M, Chevron, dan Dow Inc.
Sementara itu, perusahaan investasi milik investor legendaris Warren Buffett yakni Berkshire Hathaway membeli lebih banyak saham Occidental Petroleum selama tiga hari perdagangan terakhir sehingga kepemilikan saham menjadi 24,9 persen. Hal itu berdasarkan pengajuan pengaturan.
Warren Buffett Beli Saham Occidental Petroleum
Sementara itu, perusahaan investasi milik investor legendaris Warren Buffett yakni Berkshire Hathaway membeli lebih banyak saham Occidental Petroleum selama tiga hari perdagangan terakhir sehingga kepemilikan saham menjadi 24,9 persen. Hal itu berdasarkan pengajuan pengaturan.
Warren Buffett membeli 4,7 juta saham senilai USD 273 juta pada Kamis, Jumat dan Selasa dengan harga hingga USD 58,85. Berkshire telah menambah sahamnya yang sudah besar pada bulan ini bahkan setelah Buffett meruntuhkan spekulasi kalau dia akan mengambil kendali penuh atas perusahaan minyak tersebut. Pada 2022, Berskhire menerima persetujuan peraturan untuk membeli 50 persen saham.
Di sisi lain, koreksi pasar secara musiman bisa terjadi jika sejarah kembali terulang. Juni secara historis menjadi bulan terburuk dalam sembilan tahun ini untuk S&P 500. Sedangkan yang terburuk ke-11 untuk indeks Dow Jones berdasarkan data yang dianalisis the Stock Traders’s Almanac.
Sejak 1950, Juni mencatat kenaikan 0,1 persen untuk S&P 500 dibandingkan kenaikan rata-rata 0,72 persen dari semua bulan dalam periode yang sama.
Secara historis, rata-rata indeks Dow Jones melemah 0,2 persen pada Juni. Sedangkan rata-rata semua bulan selama periode waktu yang sama, indeks Dow Jones naik 0,67 persen.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 30 Mei 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Selasa, 30 Mei 2023. Indeks Dow Jones anjlok seiring wall street mempertimbangkan kemungkinan Kongres meloloskan kesepakatan tentatif untuk menaikkan plafon utang AS.
Dikutip dari CNBC, Rabu (31/5/2023), indeks Dow Jones melemah 50,56 poin atau 0,15 persen ke posisi 33.042,78. Indeks S&P 500 bertambah 0,002 persen ke posisi 4.205,52. Indeks Nasdaq naik 0,32 persen ke posisi 13.017,43. Indeks Nasdaq memangkas kenaikan setelah menguat 1,4 persen pada pekan lalu.
Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR AS Kevin McCarthy mencapai kesepakatan untuk menaikkan plafon utang dan menghindari gagal bayar selama akhir pekan, dengan Kongres akan memberikan suara untuk undang-undang paling cepat pada Rabu pekan ini.
Baik dukungan Partai Republik dan Demokrat diperlukan agar Rancangan Undang-Undang (RUU) yang diusulkan itu disahkan. Perjanjian itu datang hanya beberapa hari sebelum apa yang disebut tanggal X yang merupakan tanggal paling awal Departemen Keuangan mengisyaratkan AS dapat gagal bayar utang.
Negosiasi panjang antara Gedung Putih dan pemimpin Kongres menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor kalau gagal bayar utang dapat terjadi. Terlepas dari kesepakatan tenatif, hambatan tetap ada di jalan untuk mengesahkan RUU di DPR di tengah meningkatnya oposisi.
“Pasar memanjat tembok kekhawatiran di penghujung hari dan plafon utang jelas merupakan semacam kekhawatiran. Tapi saya pikir adalah semacam penetapan harga dalam kesepakatan yang bisa dilakukan,” ujar Investment Analyst Fort Pitt Capital, Chris Barto dikutip dari CNBC.
Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga Bayangi Pasar
Kekhawatiran atas potensi kenaikan suku bunga juga membebani sentimen investor. Pelaku pasar menghargai peluang 68,8 persen dari kenaikan suku bunga the Federal Reserve bulan depan, menurut alat FedWatch CME Group.
Pada acara National Association of Business Economics, Presiden Richmond Fed Tom Barkin menuturkan, kalau dia belum “mundur” dari perkiraan suku bunganya.
“The Fed masih menjadi fokus utama bagi semua investor. Ini benar-benar tarik menarik antara apa yang kemungkinan akan dilakukan the Fed apakah mereka akan menaikkan satu atau dua kali lagi atau tidak, atau hanya duduk diam dan menunggu dan melihat bagaimana data inflasi masuk selama beberapa bulan ke depan,” ujar dia.
Di sisi lain, indeks Nasdaq dibantu oleh reli hampir 3 persen di Nvidia. Saham terkait kecerdasan buatan tersebut mencapai kapitalisasi pasar USD 1 triliun, penanda elit yang hanya dilampaui oleh segelintir saham pada satu titik karena saham terus menguat menyusul laporan laba yang kuat pekan lalu.
Advertisement