Liputan6.com, Moskow - Seorang mantan staf yang menuduh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden (80) melakukan pelecehan seksual membelot ke Rusia. Tara Reade (59) mengklaim bahwa dia merasa aman di Rusia dan akan mendaftar untuk mendapat kewarganegaraan di sana.
Sosok Tara Reade menjadi berita utama selama Pilpres AS 2020 setelah dia menuduh Biden melakukan pelecehan seksual dan menyerangnya pada tahun 1993. Dia mengaku minggat ke Rusia setelah mendapat ancaman di AS.
Advertisement
Biden sendiri telah membantah keras tuduhan Reade dan tidak ada mantan staf Biden lainnya yang mengaku pernah menyaksikan atau mendengar tentang segala jenis pelanggaran seksual semasa Biden menjabat sebagai senator dari Delaware.
Dalam sebuah wawancara dengan MSNBC pada tahun 2020, Biden mengatakan dengan tegas, "Tidak pernah, itu tidak pernah terjadi."
Reade kemudian dihadapkan pada pertanyaan publik tentang kredibilitasnya, termasuk soal pendidikannya dan hal-hal kredensial lainnya.
Setelah cukup lama jauh dari pemberitaan utama, Reade muncul di Moskow pada Selasa (30/5/2023), di mana dia duduk bersama terpidana mata-mata Kremlin Maria Butina dan menjawab pertanyaan dari media pemerintah Rusia selama beberapa jam.
Dalam konferensi pers, Butina berjanji untuk membahas kemungkinan pemberian kewarganegaraan Rusia kepada Reade dan meminta Presiden Vladimir Putin untuk mempercepat permintaan kewarganegaraannya.
Butina dijatuhi hukuman 18 bulan di penjara AS pada tahun 2019 karena berkonspirasi untuk bertindak sebagai agen asing yang tidak terdaftar dan sekarang dia bertugas di parlemen Rusia.
Bersedia Bersaksi di Bawah Sumpah
Reade mengatakan dia memutuskan terbang ke Rusia setelah mendapat ancaman pembunuhan yang dia terima tahun ini, setelah dia mengulangi tuduhannya terhadap Biden dan mengumumkan di Twitter bahwa dia bersedia bersaksi di bawah sumpah di Kongres AS jika diminta.
"Ketika saya turun dari pesawat di Moskow, untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama saya merasa aman, dan saya merasa didengarkan, dan saya merasa dihormati. Itu belum terjadi di negara saya sendiri," kata Reade seperti dilansir CNN, Kamis (1/6).
Advertisement