Liputan6.com, Singapura City - Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong mengalami kasus COVID-19 rebound. Ia dinyatakan positif COVID-19 lagi pada Kamis 1 Juni 2023.
Dia pertama kali dinyatakan positif COVID-19 pada 22 Mei. Minggu 28 Mei lalu, dia mengatakan sudah negatif COVID-19 dan akan kembali bekerja.
Advertisement
"Saya merasa baik-baik saja tetapi saya khawatir positif COVID-19 lagi," kata PM Lee dalam sebuah posting Facebook pada Kamis (1/6/2023) seperti dikutip dari Channel News Asia (CNA).
"Dokter saya mengatakan itu adalah COVID rebound, yang terjadi pada 5 hingga 10 persen kasus," imbuhnya.
Perdana Menteri Singapura berusia 71 tahun itu menambahkan, dirinya masih berpotensi menularkan virus meski risikonya tidak tinggi dibandingkan infeksi awal. Dia mengatakan dokternya telah menyarankan untuk isolasi diri sampai hasil tes negatif menggunakan antigen rapid test (ART).
PM Lee dinyatakan positif Virus Corona COVID-19 untuk pertama kalinya pada 22 Mei setelah kunjungannya ke Afrika Selatan dan Kenya. Dia diresepkan obat antivirus Paxlovid.
Dalam postingan Facebook pada 28 Mei, PM Lee Hsien Loong menulis bahwa dia negatif COVID-19 dan akan kembali bekerja pada Senin 29 Mei.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengeluarkan peringatan kesehatan pada Mei tahun 2022 lalu tentang potensi kambuhnya COVID-19, atau COVID rebound.
Menurut CDC, kembalinya gejala secara singkat mungkin menjadi bagian dari "sejarah alami" COVID-19 pada beberapa orang, terlepas dari pengobatan dengan Paxlovid maupun status vaksinasi.
Rebound COVID telah dilaporkan terjadi antara dua dan delapan hari setelah pemulihan awal dan ditandai dengan kambuhnya gejala atau hasil positif COVID-19 baru setelah sebelumnya negatif, tambah CDC.
Melewatkan Acara Konsekrasi Kuil Sri Thendayuthapani
PM Lee mengatakan pada hari Kamis bahwa dia telah menantikan untuk menghadiri upacara konsekrasi Kuil Sri Thendayuthapani. Kondisinya saat ini --kasus COVID-19 rebound-- membuatnya harus melewatkan acara tersebut.
"Saya minta maaf kepada penyelenggara, dan kepada semua yang menghadiri upacara. Saya berharap semua orang sukses dalam konsekrasi dan perayaan," katanya.
Advertisement
Presiden AS Joe Biden Juga Alamai Kasus COVID-19 Rebound
Presiden AS Joe Biden juga mengalami kasus ulang (rebound case) COVID-19 yang terdeteksi pada Sabtu 30 Juli 2022.
Gedung Putih mengatakan meskipun tes Virus Corona COVID 19-nya positif, Joe Biden tetap bekerja dari tempat tinggal eksekutifnya. Ia menjalani aktivitas dengan hati-hati guna melindungi staf di tempat tinggal eksekutif, juga staf Agen rahasia, serta staf Gedung Putih lainnya yang berada di dekat dengan presiden.
Pada Senin 2 Agustus malam, ia bahkan masih berpidato di hadapan sekelompok kecil jurnalis dari jarak jauh tentang tewasnya pemimpin Al Qaeda Ayman Al Zawahiri dalam serangan pesawat nirawak pasukan AS pada akhir pekan lalu.
Joe Biden positif COVID-19 pertama kali pada akhir Juli lalu, dan sempat dinyatakan pulih beberapa hari kemudian. Setelah lima hari isolasi mandiri di Gedung Putih dan menjalani terapi Paxlovid.
Joe Biden positif COVID-19 pada akhir Juli, tepatnya 21 Juli 2022. Ini adalah pertama kalinya Presiden AS berusia 79 tahun itu dinyatakan terinfeksi Virus Corona.
Pada Rabu 27 Juli lalu Joe Biden dinyatakan sembuh setelah meminum obat anti-virus Paxlovid selama beberapa hari dan hasil uji medisnya menunjukkan negatif Virus Corona COVID-19. Ia pun menyudahi masa isolasi mandiri di Gedung Putih setelah lima hari.
Setelah keluar dari isolasi, presiden akan mengenakan masker selama 10 hari ketika berada di sekitar orang lain dan terus melakukan tes virus secara teratur. Biden tidak mengalami demam, tambah dokter, mencatat "gejalanya terus membaik, dan hampir sepenuhnya sembuh".
Selang tiga hari kemudian, ia kembali terjangkit COVID-19.