Sistem Pemilu Proporsional Tertutup Dinilai Buat Partai Berjarak dengan Rakyat

Peneliti Perludem, Kahfi Adlan Hafiz menilai jika sistem pemilu proporsional tertutup diterapkan, akan membuat partai dan rakyat berjarak.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jun 2023, 21:48 WIB
Ilustrasi Pemilu 2024 (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) bersama 7 partai lainnya secara tegas menolak sistem proporsional tertutup. Sistem pemilu dengan proporsional tertutup dinilai berdampak negatif baik secara sosial dan politik.

Peneliti Perludem, Kahfi Adlan Hafiz menyebut, jika sistem pemilu proporsional tertutup diterapkan, akan membuat partai dan rakyat berjarak. Hal tersebut dinilai buruk karena partisipasi masyarakat terhadap politik akan menjadi turun.

“Penentuan calon misalnya, keterlibatan politik masyarakat dan kader partai kan masih rendah, apalagi ketika menggunakan proporsional tertutup,” kata Kahfi

Oleh karena itu, Kahfi menyebut perlu pembahasan yang lebih komprehensif dan melibatkan elemen masyarakat dalam menentukan sistem pemilu. Menurutnya, lebih tepat jika pembahasan sistem pemilu dibahas di ruang publik.

“Karenanya, ketika ingin menerapkan sistem pemilu tertentu, perlu dipikirkan bagaimana situasi politik dan sosiokultural di Indonesia. Sehingga kami dorong agar ketika membahas sistem pemilu, bahaslah di forum legislasi, bukan MK,” kata Kahfi.


PAN Tegas Tolak Sistem Pemilu Tertutup

Petani di beberapa daerah mengalami panen raya, salah satunya di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Hasil dari panen petani rata-rata mengalami kenaikan sekitar 10 persen.

Senada dengan Kahfi, PAN secara tegas menolak mentah-mentah ide pemilu proporsional tertutup. Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Nauladi yang menyebut proposional tertutup merupakan kemunduran demokrasi.

“Suara rakyat adalah suara Tuhan (vox populi, vox dei) tidak akan terwujud di dalam sistem pemilu tertutup,” ucap Viva

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya